dua puluh tiga
* u/ Nazrinrin yang berjuang penuhin kuota vip express *
Andin akhirnya mengenakan gaun merah yang dikirimkan Sebastian kepadanya untuk pernikahan Damon. Pada awalnya, Andin berpikir untuk memakainya ke pernikahan Damon namun ia tidak bisa melakukannya karena hari itu adalah harinya Damon dan Tanner dan dirinya tidak ingin menjadi pusat perhatian terutama ketika ibunya ada di sana. Namun, kali ini berbeda. Andin akan bertemu kerabat Sebastian di rumahnya. Meskipun ada bagian dari diri Andin yang bertanya-tanya apakah ia harus mengenakan sesuatu yang sangat mahal. Gadis itu memikirkannya sambil memainkan cincin yang diberikan Sebastian. Cincin yang akhirnya di pakainya.
Pria itu telah menghabiskan begitu banyak uang untuknya, hanya untuk gaun itu saja laki-laki itu pasti sudah menghabiskan beribu dolar. Gadis itu merasa itu sedikit takut. Mengapa pria itu membuang begitu banyak uang untuk acara semalam saja? Tapi jujur, hati kecilnya merasa agak tersanjung mengetahui pria itu mau bersusah payah untuk menemukan gaun yang dipikirnya Andin akan suka, dan juga dengan cincin itu. Dan jika Andin jujur pada dirinya sendiri, ia menyukainya. Baik gaun maupun cincin adalah hal yang akan ia kenakan tanpa pertanyaan jika Andin membelinya untuk dirinya sendiri. Gadis itu agak terheran-heran mengetahu bagaimana pria itu sepertinya mengenalnya dengan baik. Satu atau dua minggu yang lalu, Andin tidak akan mengatakan pria itu mengenalnya begitu baik! Tapi entah bagaimana Sebastian berhasil memilih pakaian dan perhiasan yang sesuai dengan seleranya.
Pikirannya masih memikirkan hal ini ketika, pada pukul enam tepat, ketukan terdengar di pintunya, memberi tahunya bahwa Sebastian telah tiba. Andin meluruskan bahunya. Ini dia. Ia akan melakukan ini untuk pria itu untuk membayar hutangnya, dan kemudian mereka berdua bisa kembali menjadi rekan kerja profesional pada hari Senin. Setelah mengatakan itu pada dirinya sendiri untuk kesekian kalinya hari itu, Andin menyelipkan cincin yang tadi dimainkannya ke jarinya dan membuka pintu.
Tampak pria itu mengenakan setelan jas tiga rangkap berwarna abu-abu gelap dengan kemeja putih dan dasi biru yang disetrika dengan sempurna, saku persegi yang dilipat dengan hati-hati berwarna putih mencolok di balik setelan jasnya yang gelap. Pria itu tampak luar biasa.
"Kau cantik," desah Sebastian sebelum Andin bahkan sempat mengatakan apa-apa. Kemudian kekhawatiran melintas di wajahnya seolah-olah mereka berdua diingatkan tentang siapa mereka dan apa yang akan mereka lakukan. "Dengan gaun itu, aku harus mengatakan bahwa Ava memang memiliki selera yang luar biasa. Thornton memang benar."
"Ava?" gumam Andin pelan meski dirinya tahu siapa Ava yang dimaksud. Tak seorangpun yang bekerja untuk Sebastian Summers selama hampir lima tahun tanpa mengetahui istri terkenal saudaranya yang juga bekerja sebagai penyiar berita.
"Ya," Sebastian mengangguk singkat. "Ava membantuku memilih gaun itu."
"Oh." Andin tidak yakin mengapa tetapi dia merasakan sedikit sakit di hatinya lalu menelan ludah sebelum berkata, "Terima kasih."
* * * * * * *
Sangat mudah bagi Andin untuk melihat situasi di pesta ini. Ia mengambil segelas sampanye dari meja seperti Sebastian dan berjalan sambil melempar senyum tipis membalas rengutan salah seorang paman Sebastian ketika mereka diperkenalkan. Meskipun Sebastian tampak tidak menyadari situasinya, tapi sangat mudah bagi Andin untuk melihat raut muka yang amat tampak tidak menyukainya.
Andin tahu betul bahwa ia tidaklah sama dengan semua orang yang ada disini, dan sepertinya mereka juga menyadarinya dengan sangat jelas. Andin tidak mempunyai kekayaan ataupun perusahaan dan juga tidak memiliki perhiasan yang mahal kecuali cincin yang diberikan oleh Sebastian sementara semua wanita yang hadir di pesta mengenakan mutiara, berlian dan batu2-batu berharga lainnya. Andin adalah pekerja keras yang merangkak dari bawah, yang harus berhemat untuk membayar sewa apartemen yang selangit. Kehadiran gadis itu amatlah mencolok, berbeda dari yang lain. Dan orang-orang yang hadir di pesta sepenuhnya menyadari hal itu.
Lebih dari sekali, gadis itu dapat merasakan pandangan mereka padanya, pandangan yang penuh dengan ketidaksukaan sebelum akhirnya mereka berpaling. Untuk sesaat itu membuatnya heran tentang apa yang telah dikatakan Sebastian pada mereka, kemudian gadis itu menggelengkan kepala menepis dugaannya tentang apa yang telah mereka dengar lagipula tidak ada gunanya juga. Mereka sudah memutuskan untuk tidak menyukainya bagaimanapun juga.
Sebelum disadarinya, gadis itu telah menghabiskan tiga gelas sampanye, yang mungkin semakin membuat keluarga Sebastian semakin membencinya. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsinya, semakin Andin tidak peduli pendapat mereka.
'Mengapa itu menjadi masalah? Toh, aku tidak benar benar bertunangan dengan pria itu,' Andin berkata pada dirinya sendiri. Ini hanyalah sebuah sandiwara yang disetujuinya hanya karena pria itu telah membantunya dengan urusan Leroy tempo hari dan ibunya saat pernikahan Damon. Hari Senin besok, semua akan kembali normal dan mereka bisa melupakan semua kekonyolan ini. Mereka dapat kembali menjadi bos dan sekretarisnya, dan Andin dapat melupakan semua pandangan penuh cemooh dari sekelompok orang yang dilemparkan kepadanya.
Andin mengambil segelas sampanye dan berbalik pergi. Dengan terkejut ia menyadari bahwa dirinya sendirian. Sesaat ia merasa panik.
'Dimanakah Sebastian? Apakah ia telah meninggalkanku dengan para serigala ini?'
Gadis itu ingat melihat pria itu berjalan lurus. Pria itu tampaknya tidak menyadari bahwa Andin telah berhenti berjalan, dan tetap berjalan lurus. Menghela nafas dalam-dalam, Andin memutuskan untuk berjalan kembali ke arah darimana ia. berasal. Dari kejauhan, ia melihat ekspresi muka Sebastian dan melihat kebingungan di sana seakan akan pria itu tengah berusaha memikirkan sesuatu. Dan untuk pertama kalinya, Andin memikirkan apa yang dipikirkan Sebastian tentang dirinya. Keluarga Sebastian telah memutuskan dengan jelas bahwa Andin tidak layak bagi pria itu, Andin tidak cukup baik untuk putra mereka yang kaya dan sukses.
'Apa yang dilihat Sebastian setiap kali memandangnya? Apakah dia melihat Andin sebagai wanita pekerja keras yang bekerja mati-matian untuk memenuhi kebutuhan hidup, seseorang yang ingin dirayu pria itu tetapi tidak mau dihubung-hubungkan?'
Gadis itu menepis semua pikirannya. Jika memang seperti itu, tak mungkin pria itu memintanya untuk berpura-pura menjadi tunangannya. Sebastian tidak akan mau mengambil resiko dengan memperkenalkan Andin pada teman-teman dan keluarganya. Meskipun gadis itu sadar pria itu itu lumayan menyukainya meskipun sebatas karyawannya saja. Kesadaran itu membuatnya sedikit sedih. Andin mundur mendekati pintu, menenggak habis sampanyenya dan mengambil dua gelas lagi ketika ia berjalan melewati meja. Ketika dirinya mau berbalik untuk pergi, ia hampir menabrak sepupu Sebastian, Alexander.
* * * * * * * *
Sudah jelas sejak awal bagi Sebastian bahwa keluarganya tidak menyukai Andin dan dia tidak tahu mengapa. Awalnya, dia mengira mereka hanya segan. Mungkin mereka hanya khawatir tentang gadis yang telah bertunangan dengannya, seorang wanita yang baru pertama kali dia perkenalkan. Sebastian bisa memahami mereka kesal karena itu, meskipun tidak yakin mengapa mereka melampiaskannya pada gadis itu, jika saja pertunangan itu nyata pasti itu salah Sebastian.
Namun, mungkin saja, mereka akan akrab dengan Andin selama pesta. Bagaimanapun, gadis itu seharusnya menjadi tunangannya. Mengapa mereka tidak bahagia saat dia akan berkeluarga dengan seorang wanita yang baik? Bahkan Thornton yang tampak tidak keberatan minggu lalu, kelihatannya hanya dia dan istrinya adalah satu-satunya orang yang tampaknya menyambut Andin. Sangat tidak masuk akal, terutama ketika dua jam berikutnya berlalu, dia memperhatikan bahwa sambutan mereka pada gadis itu tidak membaik sama sekali.
Pada suatu saat di malam hari, Andin dan Sebastian telah terpisah. Pria itu tidak sepenuhnya yakin ke mana Andin pergi, dan sejujurnya, dengan sambutan (atau kurangnya sambutan) yang Andin terima, Sebastian tidak bisa menyalahkan gadis itu bila ingin pergi sejenak. Anggota keluarganya berkeliaran di sekitar ruangan, benar-benar nyaman dengan kemegahan rumahnya.
Untuk sesaat, Sebastian bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya. Dia telah melalui semua kesulitan untuk membangun Summers Entertainment dari level nol hingga saat ini. Sekarang dia mampu untuk tinggal di sebuah rumah besar, wanita berlomba lomba untuk mendapatkannya, dan hanya ada sedikit orang dalam hidupnya yang ada di sana karena mereka tidak tertarik pada kekayaan dan kekuasaannya. Sangatlah mudah merasa bangga dengan apa yang telah dicapainya. Namun bersama dengan Andin mengingatkannya tentang bagaimana rasanya menjadi lebih rendah hati dan memikirkan orang lain.
Dia menginginkan gadis itu. Polos dan sederhana. Namun sangat menyakitkan rasanya.
Sayangnya, gadis itu adalah satu-satunya wanita yang pernah mengatakan 'tidak' kepadanya, dan itu membuatnya frustrasi dan terpesona. Pendekatannya dimulai karena kesombongan. Pria itu harus menemukan cara untuk membuat Andin jatuh cinta padanya sehingga pria itu bisa dengan jujur mengatakan dia bisa memiliki wanita mana pun yang dia inginkan. Di satu titik, kecantikan yang membuatnya tertarik padanya pada awalnya hanyalah lapisan teratas dari kepribadian gadis itu yang paling dalam, dan, semakin jauh dia menyelam di bawah permukaan, semakin Sebastian mendapati dirinya semakin tertarik padanya.
Semakin lama, akhir-akhir ini, pria itu membayangkan bagaimana rasanya berada dalam hubungan yang sebenarnya dengan gadis itu. Bagaimana rasanya bangun di pagi hari dengan gadis itu di pelukannya? Betapa menyenangkannya dapat mencium dan tertawa bersama Andin dan memeluk gadis itu erat-erat? Betapa menakjubkan rasanya pulang ke rumah dan berbicara dengan gadis itu tentang hari-hari mereka dan mendiskusikan rencana masa depan? Ada sesuatu yang lebih dalam di sana, sesuatu yang tidak bisa ia beri nama, tetapi pria itu tahu dirinya menginginkan sesuatu yang lebih dari Andin, sesuatu yang lebih intim dan lebih gentle.
"Hentikan," geram Sebastian pada dirinya sendiri. Ini konyol!
Pria itu memutar-mutar sampanye di gelasnya dan melihat ke sekeliling ruangan. Semua orang sedang mengobrol. Sebastian dapat melihat saudaranya berdiri di sudut ruangan, berbicara dengan penuh semangat dengan bibi dan pamannya, sementara orangtuanya berbicara dengan saudara perempuannya di dekat pintu. Mereka semua tampak bahagia. Namun, masing-masing dari mereka secara halus menghindari Andin saat pria itu memperkenalkannya. Kadang-kadang Sebastian tidak bisa memahami keluarganya.
"Tempat yang bagus," ujar seorang wanita yang berdiri di sampingnya.
* * * * * * *
A/N: maapkeun agak telat, abis makan sayur kangkung nan pedas buatan emak. hayooo menurut kalian syapakah gerangan wanita itu?? teman atau mantan?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro