Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Pelajaran yang Bela dapatkan saat mencintai Dalvin adalah jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi seribu satu hal yang menyakitkan."

●●●

Sial!

Hari ini Bela bangun tepat sepuluh menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Ini adalah sebuah kegilaan yang sudah ia duga sejak sebelum beranjak tidur. Semua ini dikarenakan ia menonton drama Korea hingga larut malam tanpa memperhatikan jam. Salahkan saja dramanya yang berepisode dan membuat penasaran, jadilah Bela memaksa menghabiskan hingga tengah malam.

"Mommaa, kok nggak bangunin Bela siiih?" cewek itu mencebikkan bibir mendapatkan kedua orang tuanya kini hampir selesai sarapan, sementara dirinya baru turun dari kamar dengan seragam yang terpasang acak-acakkan.

"Hellaaawww, kamu udah Momma bangunin dari dua jam yang lalu keleus."

Bela mendengus, cewek itu tidak membalas ucapan Mommanya melainkan buru-buru menyalami Momma dan Papanya.

"Bela berangkat ya, udah telat." melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan dengan sudut mata.

Usai berpamitan, tanpa ba-bi-bu Bela segera berlari seperti orang kesetanan menuju garasi. memasuki mobil putih kesayangannya dan tanpa ampun menginjak pedal gas. Bersama Bela, si putih melesat cepat meniyisakan asap tipis.

Bela termasuk siswa yang patuh akan peraturan lalu lintas, tapi untuk hari ini tidak. Dari kejauhan Bela dapat melihat lampu dekat perempatan jalan menyala dengan warna merah. Cewek itu meringis, jika dia menunggu lampu hijau menyala maka akan memakan banyak waktu, percuma dong dia ngebut tadi.

Tak ada pilihan lain. Bela menggigit bibir bawahnya, mengumpulkan keberanian untuk menerobos lampu merah. sekali melanggar tak apa, pikirnya. Dengan satu hentakan pada kaki, mobil putih itu langsung melaju kencang menerobos aturan yang mengharuskannya berhenti. Bela hanya bisa mengucap maaf dalam hati pada orang-orang di perempatan jalan yang menyumpahinya.

Satu belokan lagi Bela akan segera sampai di sekolah. Waktu yang tersisa hanya dua menit dan Bela harus benar-benar memanfaatkan waktu yang sedikit itu.

Beribu sukur Bela ucapkan melihat gerbang sekolah belum ditutup. Pak Satpam sepertinya baru akan menutup gerbang. Bela segera menekan klakson bersamaan dengan menginjak pedal gas, mobil putihnya meraung hebat membuat pak satpam terkejut dan refleks melompat menjauh dari gerbang.

"Yess!" Bela menyeringai, tepat setelah mobilnya sukses memasuki arena sekolah bel masuk berbunyi. Kini ia bisa bernafas lega. Tidak perlu pusing memikirkan hukuman karena terlambat.

Baru saja hendak memarkirkan mobil di tempat biasa ia parkir setiap hari, sebuah mobil CRV menyerobot dari arah samping dan menempati parkiran yang sudah Bela landmark untuk mobilnya.

"Lah lah siapa yang berani ngambil tempet parkir gue." Sungutnya sedikit kesal. Ia menekan klakson dengan gemas berkali-kali, namun tak ada respon dari mobil di depannya. Tak mau berlama-lama, Bela memilih keluar dari mobil kemudian menghampiri mobil CRV hitam tadi.

"Woi keluar lu!" suruh Bela sambil mengetuk kaca mobil tak sabaran, Bela tak akan ikhlas tempat parkir strategisnya di ambil. "Lama banget si, keluar elah."

Bela sedikit mundur ketika pintu mobil itu terbuka. Seorang cowok berperawakan tinggi dengan kulit putih bersih keluar dari mobil tersebut. Bela harus mendongak saat menatap cowok itu karena tinggi mereka yang terpaut cukup jauh.

"Ini tempet parkir gue, kok jadi lo yang ngambil?"

Dengan tampang angkuh cowok itu menatap Bela kemudian memasukan kedua tangannya ke saku celana. "Parkiran ini punya nenek lo?" tanyanya tenang.

"Yaa... bukan sih, tapi kan tiap hari gue yang parkir disini."

Siapa cepat, dia dapat," kata cowok itu cuek dengan nada menyebalkan kemudian melangkah pergi. Baru satu langkah cowok itu menjauh Bela segera menahan pergelangan tangannya. Bela tidak akan pernah ikhlas mobil kesayangannya parkir di luar sekolah mengingat parkiran di dalam sudah penuh.

"Pindahin mobil lo sekarang!" tandas Bela "gue yang duluan dateng" lanjutnya menegaskan.

"Kalau gue nggak mau?" Tanya cowok itu dengan alis dinaikan.

Bela membasahi bibir, emosinya mulai tersulut. "Lo jangan banyak gaya deh, gue bilang pindahin ya Pindahin!" Bela berseru dengan nada menyuruh.

Cowok itu mengernyit. "Emang elo siapa berani nyuruh-nyuruh gue?" sepertinya cowok itu juga mulai kesal, sama seperti Bela.

"Gue yang punya tempet parkir ini, mau apa lo" sahut Bela tersungut.

Cowok menyebalkan itu berdecih. "Ngimpi sana. Ini parkiran sekolah, jangan sok jadi ratu deh. semua orang juga bayar sekolah disini. sekarang mending mobil butut lo ini lo parkirin di luar."

"What?" Bela berkacak pinggang, memandang tak percaya. "Mobil butut?"

Entah cowok itu buta atau apa Bela tak tahu. Yang ia tahu mobil kesyangannya ini termasuk dalam golongan mobil mewah dengan harga wah. Jika dirinya yang dihina mungkin ia tidak akan seemosi ini. Oh, kini dia tidak bisa menahannya lagi, tangannya sudah mulai gatal ingin menjambaki rambut cowok tinggi itu. Jarinya mengepal, bogeman mentahnya sebentar lagi akan lepas landas. Baru saja Bela mengambil ancang-ancang untuk membirukan wajah lelaki itu, tiba-tiba sebuah suara membuat kedua anak itu menoleh.

"Bela! Dalvin! Apa yang kalian lakukan disini? mau bolos berdua? mau pergi pacaran?" sebuah suara mengintrupsi. Hari yang sial bagi Bela, itu pak Marta Guru dengan kumis lebat yang menyeramkan baru saja meneriakan namanya.

"Eh? enggak kok Pak, saya baru dateng. lagian saya nggak kenal anak ini kok. Dia ngambil tempet parkir saya." Jelas Bela setelah pak Merta berdiri di hadapannya.

"Jangan kamu pikir saya tidak tahu. Sudah banyak anak yang tertangkap seperti kalian berdua ini. Alasan kalian itu-itu saja."

"Pak, Bapak salah faham. Ki-"

"Masih saja mengelak" Tangan guru itu terangkat menarik telinga Bela dan Dalvin bersamaan. "Kalian ikut bapak ke ruang BK! jangan coba-coba membolos ya"

●●●

Sudah lima menit Bela mengomel menyalahkan Dalvin. Dia dan Dalvin diberikan hukuman karena disangka akan bolos, dan bodohnya ia dituduh berpacaran dengan Dlavin. Mereka berdua ditugaskan mengepel lantai Aula sekolah yang lumayan luas.

"Daripada kalian pergi pacaran, kalian pel aula saja, pacaran bermanfaat, tidak perlu bolos." begitu kata pak Merta sebelum memberikan alat pel pada Bela dan Dalvin.

"Ribut banget sih lo, jalanin aja kali. Hidup jangan di buat lebay"

"apa lo bilang?!" Bela memekik tak percaya.

"gue bilang lo lebay"

"What!" Mata Bela membuka lebar, ia tak terima dikatai seperti itu. Dalvin orang pertama yang mengatakan bahwa ia Lebay, sebelumnya cowok-cowok selalu memujinya.

"Bisa nggak sih lo jangan cempreng." Dalvin yang sejak tadi sibuk dengan urusan mengepel menghentikan aktivitasnya dan memandang Bela kesal.

"Lo ngatain gue lagi?" Tanya Bela geram, sepertinya cowok satu ini diciptakan untuk membuat emosinya naik.

"Iya cempreng." kata Dalvin memperjelas.

"Berani lo ya!"

"Ngapain takut."

Cewek itu mengangkat alat Pel yang di pegangnya kemudian ia arahkan ke wajah Dalvin. "Mulut lo perlu di pel biar sopan!"

Dalvin berjalan mundur. "Woi! Gila apa lo ya?" Ekspresi takut Dalvin membuat Bela tertawa puas dan semakin maju menyodorkan alat pel ke wajah Dalvin. Semakin lama Bela semakin dekat. Wajah Dalvin sarat akan rasa takut membuat Bela semakin senang dan merasa menang. berkali-kali Dalvin mengancam Bela, namun cewek itu tak perduli, ia tak takut.

Hingga akhirnya tak sengaja kaki Bela menginjak lantai yang masih basah. Bela terpeleset, tubuhnya kehilangan keseimbangan lantas ia jatuh dengan bokong terhempas ke lantai

"Adduh!" ringisnya merasakan ngilu di bawah sana.

Hening sejenak.

"Wahahahahahahahahaha." tawa Dalvin menggelegar, menggema, memantul di setiap tembok kemudian kembali lagi ke telinga Bela.

"Mampus, rasain deh bokong nyium lantai" Dalvin tersenyum miring, memasukan kedua tangannya ke dalam saku kemudian pergi dengan langkah angkuhnya.

[TBC]

Author Note :

Prolognya emang agak gaje, mau revisi tapi masih belum ada waktu😂 insyaallah part selanjutnya normal kok. Lanjut baca aja.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro