Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. Secret Admirer(part a)

"Kau bintang yang terlalu terang untuk langit gelap seperti ku"

Bela baru saja selesai menceritakan semuanya pada Gya, kakak keduanya melalui telefon. Mulai dari bagaimana ia dan Dalvin bertemu, bertengkar, dan sampai Dalvin menolongnya. Gya menyarankan agar Bela meminta maaf pada Dalvin dan menghapus dendamnya. Menurut Gya, cowok itu telah menyelamatkan hidup Bela, jadi tidak ada salahnya untuk berdamai dengannya.

Awalnya Bela menolak mentah-mentah saran Gya, tapi lama kelamaan ia berubah fikiran. Bela akan mengikuti saran Gya untuk berdamai dengan dendamnya, tapi setelah itu Bela bertekad untuk melupakan semua tentang Dalvin, ia akan menghapus Dalvin dari ingatannya.

"Selamat pagi Bela" Sapa ceria seorang dokter perempuan yang baru saja masuk ke ruang rawat inap Bela. Cewek itu segera memperbaiki tidurnya. Kakinya yang semula menekuk ia luruskan.

"Pagi juga dok" balas Bela memberikan senyum pertamanya pagi ini.

"Ini tadi ada di depan kamar kamu" dokter itu meletakkan setangkai mawar merah di sisi Bela. Mawar itu terlihat seperti mawar yang ditemukan Nanda di depan pintu. Bela sempat mengira mawar itu adalah mawar yang kemarin, tapi ternyata bukan, di atas nakas mawar merah itu masih tetap ada.

Dokter itu terkekeh karena wajah Bela yang langsung menunjukan ekspresi terkejut. "Mungkin dari pacar kamu" celetuk si dokter sambil memeriksa dan mengganti infus Bela.

"Saya nggak punya pacar kok"

"Berarti penggemar rahasia"

"Penggemar rahasia?"

"Iya. Dia suka sama kamu, tapi dia takut nunjukin dirinya ke hadapan kamu karena alasan sesuatu."

"Maksud dokter?" Sambar Bela cepat.

Bela tak perduli lagi dengan apa yang dilakukan si doker, bahkan ketika dokter itu menyuntik tangannya, Bela tidak merasakan apa-apa. Rasa penasaran menutupi rasa ngilu akibat jarum suntik.

"Gimana ya, simplenya penggemar rahasia itu orang yang nggak berani jujur sama perasaannya sendiri. Seperti yang saya bilang tadi. Karena alasan tertentu"

Bela semakin penasaran. "Contoh alasannya?"

Dokter muda itu tertawa kecil sembari membereskan barang-barangnya. Kini ia sudah selesai melaksanakan tugasnya."Contohnya... Dia takut nunjukin diri karena nggak percaya diri, atau mungkin dia orang terdekat kamu, jadi dia takut sesuatu buruk terjadi kalau dia jujur"

"Terus-"

"Maaf ya Bela, saya harus periksa pasien yang lain" Dokter cantik itu mencubit pipi Bela. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama lalu memberikannya pada Bela. "Nih kamu bebas curhat, ada info kontak saya disana, tapi jangan sekarang ya. Saya lagi sibuk"

Bela memandangi kartu nama yang diberikan dokter itu. Sejenak ia membaca nama lengkap si pemilik kartu nama. Bela merasa familiar dengan nama yang tertulis disana.

"Saya lanjut nugas dulu ya, oiya panggil saya Kak Jessie aja, dokter Jessie juga boleh. Tapi kayaknya lebih enak pake kak, umur kita nggak beda jauh kok hahaha" Jessi tertawa renyah.

"Sepertinya kamu nggak perlu lama-lama dirumah sakit, asalkan kamu rajin minum obatnya dan makan teratur. Tetap semangat ya, cepat sembuh, semoga penggemar rahasiamu cepet ketahuan" senyum tak luput dari wajah ramah Jessie hingga ia meninggalkan kamar Bela.

Tepat setelah dokter Jessie keluar, Nanda datang dengan cengiran konyol yang menghiasi wajahnya.

"Lo nggak sekolah?" Tanya Bela heran karena sekarang Nanda seharusnya berada di dalam kelas dan mengikuti pelajaran sejarah.

"Lu amnesia? Kan kelas dua belas lagi TO, kita libur pea"

"Astaga gue lupa, yaampun kenapa liburnya pas gue lagi sakit sih" keluh Bela dengan wajah sedih. Nanda cepat-cepat menghampiri sambil menyodorkan kantung plastik hitam ke hadapan Bela.

Hidung Bela mengendus bau yang menyeruak dari bungkusan itu. "Siomay!!" Pekik Bela dengan wajah happy.

"Yups, karena gue sahabat yang baik jadi gue beliin nih buat lo"

"Ada gunanya juga lo jadi temen"

"Ya emang selama ini gua ga berguna gitu?"

"Berguna sih, tapi lebih sering nyusahin"

"Semerdeka lau aje"

"Nan gue bosen, kita makan di rooftop kuy" diam-diam Bela menyembunyikan mawar tadi dibawah selimutnya, antisipasi sebelum Nanda sadar dan berkoar mengatakan itu dari Dalvin.

"Panas keles"

"Masih jam setengah 8, matahari masih bobo. Kuy ah"

"Infus lo?"

"Bisa di urus"

***

"Kak Dalvin mainin lagu bintang kecil dong pake gitarnya" pinta anak berwajah pucat itu.

"Ihhh Hadi jangan bintang kecil, itu lagu anak-anak, aku gasuka" sahut teman anak berwajah pucat itu tak setuju. "Mendingan lagunya 5sos"

"Latifa 5sos mulu deh, bosen tauk. Sekarang giliran aku yang request. Kak aku mau lagunya exo dong" keisya mengedip-ngedipkan kedua matanya.

Dalvin tak dapat menahan tawa karena tingkah ketiga anak dihadapannya. "Daripada kalian kelahi, kakak mainin lagu yang lain buat kalian bertiga aja ya" Dalvin memperbaiki letak gitarnya. Ia kemudian tersenyum karena ketiga anak itu mengangguk sumringah.

Jari-jari Dalvin mulai memetik senar gitar. Membunyikan alunan merdu nan lembut. Seiring dengan musik yang terus mengalun, Dalvin pun mulai bernyanyi. Suara beratnya memang tak terlalu bagus. Namun karismanya saat bermain gitar mampu memukau siapapun yang melihat.

***

"Eh Bel gue kebelet pipiiissss" Nanda merintih. Ia memberikan infus itu pada pemiliknya.

"Eh eh jangan ninggalin gue dong" pinta Bela meraih botol infusnya. "Nanda oi" teriak Bela memanggil Nanda yang sudah berlalu pegi meninggalkan dirinya sendiri di atas atap rumah sakit.

Bela mendecak. "Dasar udel anoa, siomay gua dibawa pipis lagi" omel Bela. Ia kemudian menoleh ke sisi berlawanan. Matanya langsung dusuguhi banyak jemuran sprei putih. Angin berhembus menerbangkan helai surai panjangnya.

"Seger banget gila" Bela menghirup nafas dalam-dalam. Ia kemudian melangkah, memasuki lorong-lorong yang terbentuk akibat jemuran sprei yang banyak. Wangi segar deterjen ditambah sejuknya angin pagi membuat Bela semakin menyukai tempat itu.

Bela berhenti, ia mendengar sayup-sayup suara. Ini antara telinganya yang bermasalah atau memang ada orang di tempat itu. Penasaran, sambil membawa botol infusnya Bela kembali melangkah, mencari-cari darimana suara tadi berasal.

Cewek itu membekap bibirnya sendiri agar tak memekik saat itu juga. Bela buru-buru bersembunyi di belakang sprei yang menggantung, ia baru saja melihat beberapa anak duduk di atas kursi roda ditemani satu orang laki-laki yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Yang tak bisa ia percaya adalah laki-laki yang ada disana adalah Dalvin.

Otak Bela mulai menebak-nebak apa yang sebenarnya dilakukan Dalvin disini. Sakitkah? Atau kenapa? Apa ada hubungannya dengan mawar merah di depan pintu kamarnya tadi?

Semakin lama tubuh Bela semakin keluar dari persembunyian. Yang semula hanya kepalanya saja yang menyembul kini seluruh badannya sudah berpindah tempat. Salahkan suara Dalvin yang seperti magnet bagi tubuhnya sehingga Bela sendiri tak sadar ia berjalan ke arah Dalvin. Nyanyian Dalvin tiba-tiba saja berhenti. Bela tersentak mendapati dirinya kini hanya berjarak satu meter dari Dalvin.

"Njay siapa yang bawa gue kesini"

"Hai kakak cantik" anak berkepala botak itu melambaikan tangannya pada Bela.

"Wah cantik banget"

"Kakak bidadari ya? Turun dari langit karena denger suaranya kak Dalvin?"

Dalvin berdiri dengan angkuh, meletakkan gitar akustiknya di atas kursi yang baru saja ia duduki. Bela bisa merasakan tatapan tak suka cowok itu padanya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Dalvin dingin, tatapannya persis seperti di tempat parkir waktu itu. Menyebalkan.

"Lo mau minta maaf? Atau Mau bilang makasi karena udah gue tolongin? Lupain aja kalau gue pernah nolongin lo, anggep aja kejadian kemarin nggak pernah terjadi. Gue juga sebenernya nyesel, Jadi lo nggak usah kegeeran"

Kadar benci Bela yang semula hampir menyentuh angka nol kembali melesat naik, menembus batas, melesat menuju ketinggian tak hingga.

TBC

Alohaaaaaa bertemu lagi dengan author cantique #kepedean.

Ada kabar gembiraaa!!! Viewers Dear heart, Why Him? Udah menyentuh angka 100k+ Horeeeeeeee 🎉🎉🎉🎊🎊🎊💕💕💞 
Kemarin juga sempet menempati posisi ke-12 dalam teenfiction, tapi cuma sehari dua hari dan setelahnya turun ke posisi 20-han. But, aku ttp seneng. Ini adalah kemajuan yang baik😄😄😄😄 ayoooo!! Kita harus semangat dan bikin DHWH ada di posisi pertamaaaaa *ngarep. Tapi semoga aja bisa ya wks

Makasi ya temen temen semua, aku seneng banget:') kalian hebat, kalian terbaik, aku sayang kalian.

Sebagai hadiahnya Dalvin nitip salam nih buat kalian, salam cinta wkwkwkwk😂 salamnya buat kalian cintanya buat Bela😆

Bela


Dalvin


Oke selanjutnya aku mau menjawab komen kalian yang rata rata isinya :

"kak panjangin dong"

"Kak kapan update?"

"Kak cepetan update dong"

Dll yang masih mirip dengan 3 di atas.

Buat yang minta aku panjangin, maaf ya jatah setiap updatenya udah ditentuin cuma segitu. Jadi aku gabisa panjangin, lagian kan aku update dua kali seminggu, kan kalo digabungin panjang tuh😆

Terus yang nanya kapan update, aku update setiap senin dan kamis. Itu udah pasti, jadi setiap senin kamis pantengin aja nih akun, pasti aku update.

Yang minta cepetan update, plisss ini kan updatenya udah cepet😂 jaraknya cuma 2 atau 3 hari. Menurut aku itu udah termasuk cepet, coba kalian baca cerita yang aku bikin di akun aku yang asli, wkwkwk bisa bisa kalian lumutan nunggu *ketauanauthorngaret

Yaudah deng segitu aja dulu, sampai bertemu di hari kamis ya, jangan bosen nunggu Dalvin dan Bela kembali:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro