Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Perasaan aneh (part a)

- Aku tersesat dalam tatap, tenggelam dalam senyum, terbius oleh harum.
Aku tak bisa mengindar, aku jatuh, lagi dan lagi. -

Ditempat yang sama, suasana yang sama, dan hati yang sama, Kanya masih tetap berbaring di atas bangkar dingin dalam ruang sepi. Penyakit yang dideritanya perlahan memakan dirinya sendiri. Tubuhnya semakin hari semakin ringkih dan lemah. Meski hidupnya terasa tidak adil, Kanya tetap beryukur karena Tuhan mengirimkan orang-orang yang ia sayangi disisa hidupnya. Kanya tahu itu, waktunya untuk berada di dunia tidak lama lagi. Masih banyak hal yang belum ia selesaikan. Sekarang adalah saat yang tepat untuk ia melepas semuanya. Jika terlambat, maka Kanya yang akan menyesal untuk selamanya.

Tangan kurusnya berusaha mengambil sesuatu di bawah bantal. Meski sedikit susah, kini anak kunci itu berhasil berada di genggamannya. Kanya tersenyum kecil memandangi kunci dari gembok yang sudah lama ia simpan. Sudah waktunya untuk benda mungil itu berpindah ke genggaman orang lain. Kanya berhenti dengan angan masa lalu, ia segera mengirimi Bela pesan singkat, meminta Bela untuk mengunjunginya nanti sore.

●●●


S

uara berat seorang pria berasal dari interkom di sudut tembok kantin mengusik keriuhan siang itu. Bela dan Nanda yang sedang menunggu antrean untuk membeli jus saling menatap bingung. Sebelum berbicara, terdengar deheman terlebih dahulu.

"Mohon perhatian, di beritahukan kepada seluruh siswa untuk diam di tempat masing-masing karena sekarang akan dilakukan razia kelengkapan atribut. Sekali lagi diberitahukan kepada seluruh siswa bahwa sebentar lagi akan dilakukan razia kelengkapan atribut, terimakasih."

"Sial." Bela mendesah risau. "Gue nggak pake dasi Nda, gimana dong?"

"Yaelah, makanya kalo sekolah pake atribut yang lengkap, kayak gue nih sepatu item, kaos kaki putih, sabuk ada, dasi ada."

"Ihh gue nggak butuh ceramah Nda. Gue butuhnya dasi."

Bela melihat beberapa siswa yang mulai panik juga seperti dirinya. Hari ini ia sudah dapat hukuman dari Pak Edi, bisa gila dia jika sekarang akan di hukum lagi karena tidak memakai dasi kesekolah. Lagi pula kenapa juga dasinya itu harus hilang? Sudah dua kali ia membeli dasi baru dan dasi baru itu hanya berumur seminggu saja setelah itu hilang tanpa jejak. Seperti takdir sudah menentukan bahwa ia tidak pantas memiliki dasi, lucu sekali.

"Abis deh lo Bel," bisk Nanda menakut-nakuti Bela. "Bisa-bisa nyokap lo tuh dipanggil. Masa dalam sehari lo kena hukuman dua kali. Kayak minum obat aja sehari dua kali."

"Ribut lo ah, mending bantu gue nyari tempet buat sembunyi nih sebelum guru dateng."

Nanda mengangguk dan matanya mulai mencari tempat yang tepat untuk Bela bersembunyi sembari otaknya juga ikut berfikir. "Di toilet aja Bel." Ucap Nanda menyarankan.

"Ah bener, anter gue yuk." Bela segera menarik Nanda menuju toilet yang memang tersedia di kantin. Sayang seribu sayang, semua pintu toilet terkunci dari dalam menandakan semua toilet terisi. Sepertinya mereka yang di dalam juga sedang bersembunyi dari guru.

"Aduh mati gue." Bela menggigit bibir khawatir. "Kenapa harus tiba-tiba razia gini sih, nyebelin dah." Gerutu Bela panik setengah mati.

"Cari tempet sembunyi yang lain aja yuk, pasti nanti toilet ini juga di geledah"

Bela dan Nanda kembali ke tengah-tengah siswa yang mulai berkumpul. Guru yang bertugas untuk memeriksa sudah datang. Bela berusaha bersembunyi di balik badan tinggi siswa yang ada disana.

"Lo nggak pake dasi?"

Bela terlonjak karena bisikan halus yang tiba-tiba ia dengar . Bela melotot, kenapa dimana-mana selalu ada Dalvin sih? Melihat wajah cowok itu hanya akan membuat dia merasa sakit. Tapi apa boleh buat, tak ada pilihan lain, ia tak mungkin menghindar sekarang.

"Iya, dasi gue ilang." Jawab Bela berusaha cuek.

Dalvin tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Gue juga." Katanya enteng.

"Duh gimana dong?"

Dalvin mengedikkan bahu. "Ya nggak gimana-gimana."

"Ish" bela memutar bola mata. "Kita bisa kena hukuman Vin."

"Gapapa." Lagi-lagi Dalvin menjawab dengan nada santai.

"Hari ini gue udah kena hukuman pak Edi Vin, capek gue." Keluh Bela dengan wajah sedih.

Dalvin tertwa kecil. "Lo hobi banget berurusan sama Pak Edi ya."

"Gara-gara Nanda." Bela terdiam, teringat akan sesuatu yang tak sengaja ia lupakan. "Eh btw Nanda mana ya?" Tanya Bela celingukan. Tadi Nanda ada di sebelahnya sebelum posisi itu digantikan oleh Dalvin.

"Gatau gue." Dalvin menelan ludah, berusaha agar matanya tak terlihat oleh Bela, bisa saja ia ketahuan menyuruh Nanda pergi tadi. Dengan gaya cool-nya Dalvin memasukan tangan ke dalam saku celana.

"Tu anak cepet banget ngilangnya." Omel Bela kesal. Bisa-bisanya Nanda pergi disaat ia kesusahan begini. Dasar Nanda, ia tidak berubah sedikitpun.

Dalvin menyembunyikan rasa gugupnya. Memasukan lebih dalam dasi yang ia sembunyikan di dalam saku celana. Jantung Dalvin terasa berguncang saat Bela menoleh kepadanya. Memandang dirinya lamat dengan tatapan aneh.

"Kenapa lo liatin gue gitu?" Tanya Dalvin menghindari tatapan mata Bela.

Bela menggeleng, "Gapapa, untung deh ada lo."

"Itu dua yang berdiri disana, sini kalian. Dalvin sini." Guru Bk yang duduk di kursi kantin sambil memegang kertas putih dan bulpen di tangannya itu mengisyaratkan agar Dalvin dan Bela mendatanginya.

"Yaudah, ntar juga dihukumnya bareng gue. Gak usah pucet gitu muka lo." Dalvin menarik satu tangannya dari saku celana kemudian merangkul pundak Bela. "Santai." Bisiknya pelan sambil berjalan menuju guru BK yang memanggil mereka tadi.

"Kamu kelas berapa?" Tanya guru BK itu menunjuk Bela dengan bulpennya.
"11 Mipa 1 Bu."

"Mana dasi kamu?"

"Hilang Bu."

"Kamu Dalvin, mana dasi kamu?" Kini guru BK itu beralih pada Dalvin yang berdiri tegap di sebelah Bela.

"Hilang juga Bu."

Kening guru itu mengerut, seingatnya tadi pagi ia sempat bertemu Dalvin, Dalvin juga sempat menyalaminya dan anak itu memakai atribut yang lengkap termasuk dasi.

"Dalvin bukannya tadi pagi kamu pakai dasi?"

"Ha? Masa sih Bu?" Dalvin melirik Bela yang juga kini memandanginya dengan alis dinaikkan. Dalvin kembali menghadap kedepan. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Dari pagi saya nggak pakai dasi Bu." Dalam hati Dalvin meruruki diri sendiri karena membohongi guru. "Mungkin Ibu liatnya kemarin."

Guru BK itu mengangguk, ia sendiri juga bingung. Guru itu kemudian menulis seusatu di kertas putihnya kemudian memberikan Bela dan Dalvin kartu berwarna kuning. "Kalau sekali lagi dapet kartu merah ya, merah itu orang tua kalian dipanggil. Nanti kalian jangan lupa beli dasi baru. Untuk hukumannya kalian bisa baca di kartunya. Nama kalian ibu catat dan akan diberikan kepada wali kelas masing-masing."

Hari ini benar-benar hari yang sial bagi Bela, ia tak menyangka hari ini akan seperti ini. Tidak ia duga sama sekali. Dalvin dan Bela kemudian menyalami guru Bk itu dan segera beranjak pergi. Bela berdecak kecil kemudian mengangkat kartu miliknya dan membaca tulisan disana. "Untuk kelas 11 mengerjakan soal matematika yang ada di buku paket hal 102 dari nomer 1 sampai dengan 20 beserta cara dan dikumpulkan di guru matematika masing-masing besok pagi."

"Gila! yakali gue ngerjain soal sebanyak itu" komentar Bela tak percaya. "Lo dapet hukuman apa?" Tanyanya menoleh pada Dalvin.

Dalvin menunjukan kartu miliknya. "Bikin pusi." Sahut cowok itu dengan wajah lesu. Ia bukanlah pujangga yang pintar merangkai kata-kata indah, apalagi ia tak pandai menggombal.

"Enak itu mah."

"Enak darimananya? Mana bisa gue bikin puisi."

"Menurut gue sih bikin puisi lebih gampang daripada ngerjain tugas mat 20 nomer."

Dalvin tersenyum miring. "Gimana kalau kita tukeran?"

TBC.

Haiiii😢😢😢😢

Aku menghilang tanpa jejak ya😂😂😂

Maaf gais, aku sibuk ujian sekolah. Aku USBK sampai sabtu besok, terus senin depannya aku USBN😧😧😧😧

Jadi mohon dimaklumi kalau aku menghilang lama kemarin kemarin.

Oiya untuk yang kemarin udah add line aku, maaf line yg kemarin kehapus gais. Kalian bisa add line aku yang baru lagi kalau mau nanya nanya dan mau gabung grup dhwh. Id : haula2903

Jangan lupa follow ig pipin @GraciousDalvin
Yang mau berteman denganku juga ini akunku ya gais @haulaa_s

Sekian deh, aku update tengah malem karna lagi belajar😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro