Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11. The Truth

- Cowok itu kayak bunglon. Gampang banget berubah. Bunglon beda tempat, beda warnanya. Cowok beda cewek, beda omongannya. -

●●●

You got me jumping like
boom shakalaka, boom shakalaka boom. boom shakalaka, boom shakalaka, boom.

Nanda menghela nafas melihat layar handponenya. Tak ada balasan dari Jos. Ia mengirimi cowok itu pesan kemarin siang dan sampai hari ini belum di balas juga. Nanda tak ingin curigaan, tapi masalahnya ada keterangan bahwa pesannya sudah dibaca Jos.

"I said, back at it again with the jumpshot" Bela bernyanyi dengan telinga yang tersumpal headset. Nanda menoleh lalu menarik headset di telinga cewek itu.

"Gue lagi galau lu malah nyanyi nyanyi, tau deh yang kemarin abis pergi kerumah calon mertua." Nanda mendengus.

"Nanda ih, ganggu banget sih lo. Apaan dah mertua."

"Halah bilang aja lu seneng."

"Hehe iya sih seneng. Eh Nda nyokap gue nitip oleh oleh nih buat lu."

Nanda langsung terlihat antusias mendengar kata oleh-oleh. "Mana?"

"Yeee giliran oleh oleh lu cepet" Bela memutar tubuh, membuka tas dan hendak mengambil oleh-oleh yang dimaksudnya. Bukan oleh-oleh untuk Nanda yang ditemukannya di tas, namun mawar merah seperti yang sering ia dapatkan kemarin.

"Lah ini siapa yang naruh?"

Nanda terkejut saat Bela mengeluarkan mawar dari dalam tas. "Mawar lagi? Gue kirain dia udah bosen jadi penggemar rahasia lo." Komentar Nanda. "Btw oleh-oleh buat gue mana?"

"Ntar dulu Nda." Bela membuka kertas kecil yang ada bersama mawar tersebut.

Apa kabar? - G

"Enak banget kabar lo ditanyain Bel. Cowok gue aja gapeduli kabar gue gimana, line gue cuma di read doang."

Bela tertawa. "Curhat Bu?"

"Iya curhat." Nanda menggaruk kepala.

"Tadi siapa yang gak kekantin ya. Gue yakin mawar ini ditaruh pas jam istirahat."

"Ah! Bener juga lu, bentar gue tanyain." Nanda berdiri kemudian kedua tangannya bertumpu pada meja. "Gaaaaais siapa yang nggak kekantin tadi?" Nanda berteriak. Kebiasaan, dikelas itu anak-anaknya kadang suka ngacangin orang ngomong, bikin Nanda jadi gemas. "Wooii! Pada punya telinga semua kan lo."

"Kenapa sih Nda?" Radin menyahut, tak ingin mendengar teriakan Nanda lagi.

"Tadi ada yang nggak kekantin?"

"Kayaknya sih Haula, coba tanya tuh. Tadi dia nggak mau gue ajakin."
Nanda dan Bela secara bersamaan menoleh ke meja paling depan. Namun di bangku tempat biasa Haula duduk tidak ada siapa-siapa. "Din Haula mana?"

"Hah gatau deh." Radin mengangkat bahu.

"Kaaaaai." Panggil Bela pada cowok yang duduk di belakang bangku Haula. Kai menoleh kebelakang. Mencari suara yang memanggilnya tadi.

"Kenapa Bel?"

"Haula mana?"

"Haula kan udah pulang, sakit katanya."

"Sakit apa?"

"Sariawan."

Nanda di sebelah Bela malah ngakak mendengar jawaban Kai. "Etdah tu bocah dikit-dikit izin pulang."

Bela mengembunkan pipi, hampir ia tahu siapa sebenarnya penggemar rahasianya itu.

"Udah jangan sedih, besok kita tanyain Haula. Sini, mana oleh-oleh buat gue." Nanda menaik turunkan alis.

"Lo ambil sendiri aja deh Nda." Sahut Bela malas. Ia menjatuhkan kepala ke atas meja. Matanya memandangi bunga itu. "Mungkin gak sih ini Dalvin?" Batinnya berbicara. Dalam hati kecil Bela, ada harapan bahwa G ini adalah Dalvin.

"Huaaaahhh coklaattt." Pekik Nanda dengan mata berbinar setelah mengambil oleh-oleh di tas Bela. "Bel bilang Tante makasi ya. Tau aja gue suka coklat."

●●●

"Belaa gue nebeng pulang sama lo ya."

"Cowok lo mana?" Bela celingukan. Menunggu mobil Mamanya di trotoar depan sekolah.

"Gatau, dia jadi aneh banget sekarang. Sibuk mulu, katanya ada latihan futsal."

"Nebeng tapi ntar lu beliin gue siomay ya."

"Gue beli tapi lo yang bayar." Ucap Nanda polos lalu nyengir tak berdosa.

"Yeeee bege." Bela menoyor kepala Nanda. Sebuah mobil berhenti di hadapan mereka. Dua cewek itu saling pandang.

"Siapa?" Bisik Nanda. Bela menggeleng halus. Perlahan kaca mobil bagian depan terbuka menampakan wajah Dalvin yang sedang tersenyum. Bela dan Nanda sama-sama terkejut melihatnya. Hari ini mobil yang dipakai Dalvin beda, jadi Bela tak mengenalinya.

"Mau pulang bareng?" Tanya Dalvin yang menyebabkan wajah Bela langsung terasa panas.

"Bel woi ditanyain tuh." Nanda menyenggol Bela.

"Hmm enggak deh, udah minta jemput nyokap." Bela tersenyun kikuk. Padahal di dalam hatinya ia ingin sekali mengiyakan tawaran Dalvin, tapi tak mungkin, saat ini Mommanya pasti sudah di jalan.

"Ohh yaudah deh, hati-hati ya." Senyum tipis dibibir Dalvin tercipta. Kaca mobil bergerak naik. Bela menggigit bibirnya. Ia ingin pulang dengan Dalvin.

Hp di tangan Bela bergetar menandakan ada pesan masuk. Cewek itu langsung membaca isinya yang mengatakan bahwa Momma Rani tak bisa menjemputnya karena ban mobil pecah di jalan. Momma menyuruh Bela pulang dengan taksi saja. Sesenti lagi kaca mobil Dalvin tertutup sempurna.

"Dalvin gue pulang sama lo!"

Setelah berteriak seperti itu keinginan Bela akhirnya terwujud. Ia pulang bersama Dalvin. Tapi tidak hanya dirinya, ada Nanda juga. Dalam perjalanan mereka bertiga sibuk berbincang-bincang, sesekali menertawai Nanda yang melucu. Tak perlu waktu lama untuk Nanda akrab dengan orang baru karena cewek itu termasuk pribadi yang ramah dan baik.

"Eh Vin, lo nggak latihan futsal apa?" Nanda baru ingat bahwa Dalvin itu kapten futsal, dan nggak mungkin kapten futsal tidak ikut latihan.

"Hari ini nggak ada latihan Nda, kenapa?"

"Jos bilang dia latihan futsal hari ini." Tutur Nanda. Perasaan Nanda jadi tak enak. Ada rasa sakit yang dirasakannya saat tahu Jos berbohong.

"Kalo emang ada latihan pelatih kita biasanya ngasi tau gue dulu, baru ntar gue yang bilang ke anak-anak."

"Owhh gitu." Nanda mengangguk-ngangguk.

"Eh bukannya itu mobil Jos ya?" Bela menunjuk salah satu mobil yang tak jauh di depan mobil Dalvin. Nanda mengangkat wajah, sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Iya itu mobil Jos. Ternyata dia boongin gue."

Bela menengok ke belakang karena posisi Bela yang duduk di jok depan sedangkan Nanda di belakang. "Nanda jangan sedihhh."

"Gue ngikutin mobilnya." Kata Dalvin yang sudah sejak tadi berkonsentrasi mengekori Jos.

"Iya ikutin, kali aja dia sakit terus mau kerumah sakit. Makanya dia boongin Nanda. Biar Nanda nggak khawatir."

Nanda hanya tersenyum kecut mendengar Bela. "Tapi ini bukan jalan kerumah sakit." 

Beberapa saat setelahnya mobil Jos akhirnya berhenti, cowok itu keluar dari mobil dan berlari kecil masuk ke dalam suatu bangunan. Dalvin masih belum bisa memastikan tempat apa itu, mobilnya berhenti cukup jauh di belakang mobil Jos.

"Itu apaan?" Dalvin menatap Bela.

"Toko bunga." Nanda menyahut di belakang.

"Tuh kan, dia kayaknya mau bikin surprise buat lu Nda."

Nanda menggeleng. "Jos nggak romantis orangnya."

Di dalam sana jantung Nanda rasanya mau copot saja. Ia berusaha sekuat tenaga agar air matanya tak keluar. Selama ini, ia mengabaikan sesuatu. Ia terlalu sibuk mencari hingga tidak menyadari seseorang itu adalah Jos. Kini Nanda bisa menyimpulkan, siapa sebenarnya si misterius G yang selalu mengirimi Bela bunga.

[TBC]

Maafin haula telat update😢 ada acara di rumah. Makanya agak sibuk.

Selamat tahun baruuuuuuu🎉🎉🎉🎉 dan selamat buat kalian dan aku karena Dhwh udahh mencapai 1jt pembaca, Horayyyy.

Oiya cover Dhwh udah diganti pake yang resmi, gimana pendapat kalian? Ada yang mau ngasi saran? Kayaknya masih bisa di revisi. Yang di hpnya cover dhwh masih yang lama(soalnya wttpd suka error) nih aku kasi liat cover barunya...

Kasi pendapat yak;)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro