Chionophobia; fobia terhadap salju

×

Kedua manik berwarna [eye color] tengah menatap anak-anak yang bermain dengan salju putih yang menutupi jalanan. Mereka terlihat asyik saling melempar satu sama lain dengan bola salju kecil. Wanita itu tersenyum halus melihat keadaan di luar.

"Kau tidak ingin keluar?"

"Ah, Sei." [name] memutar arah menghadap ke arah sumber suara. "Aku mau ... tapi aku tidak bisa."

Pemuda yang menepuk bahu sang gadis menghela napas dan mengambil posisi duduk tepat di sebelahnya.

Tangan pemuda itu bergerak menyodorkan secangkir cokelat panas ke [name] yang langsung diterima dengan senang hati olehnya.

"Kenapa tidak bisa?" Pemuda itu bertanya pelan ke [name] setelah sebelumnya menyeruput cokelat panas miliknya. Manik dwiwarna pemuda itu bergulir ke arah [name] melihat—halaman luar dimana anak-anak tengah bermain salju.

[name] mendengkus dan menatap pemuda di depannya kesal. "Aku tahu kau tahu, Sei." Gadis itu merenggut.

Akashi—nama pemuda itu—terkekeh. Tangannya mengelus pucuk kepala sang gadis pelan, membuat gadis bersemu samar.

"Ya, ya. Aku tahu," ucap Akashi sambil tersenyum tipis. "Jadi kenapa kau tidak mencobanya saja? Kau tahu, kejadian itu sudah lama sekali."

[name] melirik Akashi melalui sudut matanya. "Enggak mau."

Akashi memiringkan kepalanya, dan dengan tampang polosnya bertanya, "Kenapa?"

[name] menggeleng dan mencubit pelan kedua pipi Akashi. "Ya enggak kenapa-kenapa," ujar gadis itu dengan gemasnya.

Rona merah samar tampak di pipi pemuda red pinkish. Senyum tipis mengembang di wajahnya. Ia berdiri, membuat [name] heran dan ikut berdiri.

Akashi memakaikan [name] sebuah topi dan syal merah, juga sarung tangan berwarna [fav color]. Gadis itu heran dengan tindakan Akashi.

"Eh, k—kenapa Sei?"

Akashi menggeleng, dan tersenyum lebar. Ia melangkah keluar, turut menarik gadis manis itu bersamanya menuju halaman luar.

"Ayo bermain di luar, di hamparan salju itu bersama mereka."