21 - Nomophobia | Kise Ryota
Nomofobia; fobia dijauhkan dari ponsel / jauh dari jangkauan ponsel
×
Kise kini tengah berbincang dengan [best friend]—membahas mengenai rencana karir mereka setelah tamat SMA. Sedangkan [name] hanya menjadi pihak pasif yang mendengarkan sambil memainkan ponselnya.
"Ah, ya, aku memang lebih tertarik kimia daripada yang lain. Terlebih, dalam urusan farmasinya," ucap [best friend], "jadi mungkin aku akan mengambil jurusan farmasi nanti."
Kise mengangguk-ngangguk, walau sebenarnya ia tidak mengerti apa yang tengah dibicarakan gadis di hadapannya. Lantas, ia berkata, "Kalau aku, sih, kepengin jadi pilot, ssu."
[best friend] beroh ria dan beralih ke [name]. "Gimana denganmu, [name]-chan?" tanyanya.
[name] melirik sebentar, lalu kembali fokus ke arah gawainya. Jarinya bergerak lincah—singkatnya, ia sedang asyik-asyiknya bermain gim daring.
"Psikologi."
[best friend] mengernyit kesal saat mendapat jawaban singkat dari teman baiknya. Gadis itu bahkan sudah bergerak untuk mengambil ponsel pintar [name] jika saja Kise tidak menghentikannya.
"Huh, ya sudah! Aku mau ambil minum dulu," ucap [best friend] dengan sedikit kesal lalu beranjak ke dapur, meninggalkan Kise dan [name] berdua.
Kedua mata Kise menatap lamat [name], sampai-sampai membuat gadis itu risih. Dan mungkin, alasan [name] kalah adalah karena itu.
"Ada apa sih, Kise? Aku kalah karenamu, tahu!" keluh [name] sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Kise.
Kise terdiam sebentar, lalu mengambil ponsel milik [name] dan menyimpannya di saku.
"A-Apa? Kembalikan handphoneku!" [name] memekik tak terima dan berusaha mengambil ponselnya di saku Kise. Namun, Kise malah berdiri dan menghindar setiap [name] berusaha menangkapnya.
"K-kembalikan ponselku," ucap [name], sekarang diiringi dengan rengekan. "Kise ... ponselku ...."
[name] terdiam, lalu terduduk. Gadis itu memeluk lututnya dan mulai menangis. Kise yang melihatnya langsung salah tingkah dan mendekati [name].
"[n-name]-chan?!"
[name] mendongak kecil dan menunjukkan wajah kusutnya. Matanya merah dan berair. Kise yang merasa bersalah mendengkus kecil dan memberikan ponsel [name] kembali. Tentu saja, itu membuat sang gadis langsung kegirangan dan berhenti menangis.
"[name] ...."
[name] menoleh kepada Kise, dan merespon, "Ya?"
"Apa ponsel itu lebih berharga dariku?" lirih Kise dengan wajah sedihnya. Kali ini, sang gadis yang dibuat salah tingkah.
"E-Eh?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro