Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16 - Ombrophobia | Nijimura Shūzō

Ombrophobia; fobia terhadap hujan

×

Hujan mengguyur bumi dengan deras, membiarkan dirimu yang kini bernaung di koridor berharap hujan segera reda.

Kau mengembuskan napas pelan seraya menatap langit yang masih menurunkan bulir-bulir air, seakan dia menangis. Kau menatap murid-murid yang kini berjalan pulang di bawah naungan payung-walau diri mendapati beberapa lainnya berlari menerobos hujan.

Ingin kau lakukan hal yang sama, namun kau lupa membawa payung, dan kini menyesal karena tidak melihat ramalan cuaca. Dan satu hal lagi, kau juga ....

Takut dengan hujan.

"Huft, andai kata aku dapat lebih berani hanya sekadar untuk menerobos hujan," gumammu pelan seraya menguatkan pegangan pada tasmu.

Kau kembali memandang langit gelap dengan pandangan sendu. Tak yakin hujan akan reda dalam waktu dekat.

Sendiri termenung di koridor yang kini sudah sangat sepi-berhubung sudah banyak murid yang pulang. Sampai dirasa seseorang menepuk pundakmu pelan. Kau berjengit terkejut. Lantas kau menoleh ke arah sang pelaku yang menepuk bahumu.

"Yo, [name]."

'Ah, ternyata Nijimura-senpai.' Batin berujar, kau balas sapaan sang pemuda yang berstatus sebagai kakak kelasmu.

"Belum pulang?" Kala sang pemuda bertanya, kau menggeleng pelan, dan kembali melihat langit gelap yang tak kunjung menampakkan matahari yang cerah.

Setelah satu pertanyaan itu, sekitar terasa lebih hening-suasana yang kau sukai. Namun kau tidak menyukai keheningan yang satu ini, karena disaat seperti ini suara setiap tetesan air hujan yang jatuh terdengar dengan jelas, sangat jelas. Dan kau membencinya.

Tepatnya, takut dengan hal itu.

Bola matamu bergulir ke arah sang pemuda yang lebih tinggi darimu. Menyadarinya, sang pemuda balas melihat dirimu dan tersenyum. Kau ingin mengeluarkan sepatah kata, namun kau tidak tahu apa yang ingin kau katakan. Lantas bibirmu yang membuka kembali tertutup.

"Kau tidak bawa payung?"

Kau menatap Nijimura, yang kini masih tersenyum ke arahmu. Samar, wajahmu memerah sekarang. "T-Tidak, aku lupa ...."

Sudah cukup lama kau dan Nijimura menghabiskan waktu di koridor, dan hujan sudah mereda.

"Hujan sudah reda, bagaimana kalau kita pulang? Mau pulang bareng?" Pertanyaan Nijimura membuatmu terkesiap. Kau ingin, namun kau tidak bisa. Ingat? Kau takut.

"Terima kasih Nijimura-senpai, tapi tidak."

Kau dapati Nijimura bingung. Lantas kau berujar, walau terdengar hanya seperti gumaman. "A-aku takut dengan ... hujan." Tapi kau yakin Nijimura pasti mendengarnya.

"Pfft-"

Kau dapati suara tertahan dari pemuda di sebelahmu, langsung kau tolehkan kepalamu ke arahnya dan menunjukkan raut kesal.

"Jjadi hanya ... karena itu? Kau ... takut hujan, [name]?" tanyanya dengan agak tergagap karena masih mencoba menahan tawanya, namun pada akhirnya tawa Nijimura keluar.

Malu mengakui, tapi kau pilih untuk jujur walau harga dirimu seakan terinjak-injak. "Ya ...."

Mengelap sudut matanya, Nijimura menunjukkan senyumnya kepadamu.

"Begitu. Bagaimana kalau kita menerobos hujan bersama? Sebagai gantinya, aku akan memenuhi segala permintaanmu."

×

"B-baiklah. Tapi ... aku boleh meminta apa saja, kan?"

"Tentu."

"K-kalau begitu, jadilah pacarku, Nijimura-senpai!"

"E-eh?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro