Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08 - Hemophobia | Aomine Daiki

Hemophobia; fobia terhadap darah

×

"Nee, Daiki-kun."

"Hm?"

"Kau ... tahu aku takut darah, enggak?" Kau bertanya pelan kepada sang kekasih yang kini tengah berbaring dengan menjadikan pahamu menjadi bantalnya.

"Hm, tentu. Memang kenapa?"

"Bisa ... bantu mengurangi rasa takutku, enggak?" Satu pertanyaan kau lontarkan, yang membuatmu menyesal telah menanyakannya ketika melihat sebuah seringai terpampang di wajah sang kekasih.

"Tentu saja."

.

.

.

"K-kumo-hon, m-maafkan ... a ... ku ...."

Jleb

"Tidak, tidak, tidak. Aku ... tidak akan memaafkanmu." Menolak permintaan maaf yang dilontarkan seorang pria yang kini tengah ditusuk tangannya oleh sang wanita yang berdiri di atasnya.

Jleb

"Kau ... kau membuatku marah."

Jleb

Lagi, pisau itu menancap di tubuh sang pria, namun kini berpindah target ke kaki.

"Kau membuatku kecewa, kau ...."

Kembali pisau ditusukkan ke setiap bagian tubuh sang pria tanpa adanya rasa takut ataupun gentar.

"Kau ... PANTAS MENDAPATKAN INI, HAHAHA!"

Dan tusukan terakhir menancap di jantung sang pria, darah memuncrat keluar. Sang wanita tertawa dengan kejamnya, lalu terduduk di atas mayat sang pria dan menangis sejadi-jadinya.

.

.

.

"Daiki."

"Hm?"

"KENAPA KAU MENGAJAKKU MENONTON INI?!" teriakmu seraya menunjuk televisi yang kini tengah menampilkan cast yang biasanya ditunjukkan di akhir film.

"Huh? Bukannya kau yang memintaku untuk mengurangi rasa takutmu terhadap darah?" Aomine berujar seraya menepuk pundakmu pelan.

Kau memukul lengan Aomine cukup kuat, sehingga Aomine merintih pelan-berhubung kau pernah diajari oleh Aomine bela diri.

"Hoi, hoi! Kenapa kau memukulku?!" Berujar tak terima, Aomine menarik gemas kedua pipimu.

Setelah dilepaskan, kau berujar kesal. "Bantu sih bantu, tapi yang ini mah malah membuatku makin takut sama darah! Lagipula ini terlalu banyak darahnya, Aho!"

Aomine menggaruk tengkuknya kesal, lalu mendengkus. "Ya, ya. Aku salah."

"Tentu saja!"

"Ya, ya, terserahmu. Aku pulang dulu. Besok kucari cara lain agar fobiamu itu bisa berkurang." Aomine berdiri, lalu mengusap pelan pucuk kepalamu.

Kau mengangguk, dan tersenyum manis. Kau beruntung mendapatkan Aomine, walau terkadang bodohnya keterlaluan.

.

.

.

"AAA! JANGAN MENDEKAT DAIKI AHO!"

"Hoi! [name]! Berhenti! Lagipula darahnya enggak banyak!"

Tidak mengindahkan perkataan kekasihmu, kau terus berlari.

"TIDAAAK!"

Aomine terus mengejarmu, dan akhirnya berhasil menangkapmu.

Kau menatap ngeri tangan Aomine yang tersayat-ketika dia membantumu memotong sayuran tadi.

Kau meronta, berusaha dilepaskan.

"L-Lepaskan aku Daiki aho!"

Aomine menggeleng, lantas dia merangkulmu dan mendekatkan jarinya yang terluka ke arahmu. Kau menahan napasmu-takut.

"Kau lihat? Ini hanya luka kecil, [name]. Darahnya enggak banyak."

Kau menggeleng. "Itu menjijikkan, jauhkan dariku."

Balik menggeleng, Aomine semakin mendekatkan jarinya kepadamu. "Hei, ini hanya setetes darah, aho[name]. Tak kusangka ternyata kau sangat penakut."

Kau melotot mendengar ucapan Aomine. Lantas kau sikut perutnya, lalu menunjuk wajahnya.

"K-Kalau aku berani memegang dan membersihkan darahmu, a-apa yang akan kau berikan?"

Aomine kembali menyeringai untuk sekian kalinya.

"Aku akan menciummu ... di bibir."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro