03 - Iatrophobia | Midorima Shintaro
Iatrophobia; fobia terhadap dokter
×
"Ha-hatchim!" Bersin seorang gadis yang kini tengah meringkuk di dalam balutan selimut tebal. Oh, dan jangan lupakan hidung merah serta wajah kusutnya.
Keadaannya bisa dibilang buruk, sama dengan kamarnya yang dipenuhi dengan tisu dan buku yang berserakan.
Drrt drrt
Handphone miliknya bergetar—tentu saja karena ia memasang mode getar, tidak ingin diganggu oleh nada dering yang mampu membuat kepalanya tambah sakit.
"Moshi-moshi."
[Moshi-moshi.]
"Adha apwa Shin-chwan?" tanyanya dengan suara sengau.
[Kau ... sakit, [name]?]
"Uh, khau tidhack mendeggar suarakhu?"
[Aku dengar dengan baik, nanodayo. Kau flu biasa atau ditambah demam?]
"Entahlah. Akhu pusihng, khau tahu."
[Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan datang.]
"Ha'i~"
Panggilan diputus. Sementara sang gadis muda kembali membalut dirinya dengan selimut—menunggu kedatangan sang kekasih untuk mengecek keadaannya.
.
.
.
"EEEH?!"
Terbangun kembali, [name] mengacak rambutnya gusar. Baru ingat bahwa sang kekasih adalah dokter (meski masih dapat dikatakan calon). Dan dapat dipastikan seorang dokter akan membawa obat-obatan dengan bau menyengat untuk pasiennya.
Ditambah lagi suntikan dengan jarum suntik yang tajam, menusuk ke dalam kulit dan menyemprotkan cairan antiseptik.
[name] tidak suka semua itu. Maka dari situlah ia takut obat, sekaligus takut dengan dokter. Yah, walau itu kekasihnya sendiri.
Ding dong
Bel rumah berbunyi. Sudah dipastikan kini Midorima sudah datang.
"Aduh ... apa yang harus kulakukan? Ah, cukup pura-pura tidur saja."
[name] kembali menggelung dirinya dalam balutan selimut, dan menutup matanya.
Drrt drrt
"..."
Ding dong
"..."
'Pakai nelpon segala, semoga Shin-chan sudah pergi.'
"..."
Tidak terdengar suara bel ataupun ponsel yang bergetar. [name] menghela napas lega.
Ceklek
"E-eh ...."
Tersentak kala pintu kamarnya terbuka, dan kekasihnya berada tepat di pintu kamarnya, dengan mengenakan jas putih khas dokter dan tas yang ditentengnya.
[name] berjengit.
"Jangan lupa kalau kau pernah memberikan salinan kunci rumahmu, [name]."
Midorima menutup pintu.
"Dan aku tahu kau akan melakukan itu, karena kau takut dokter."
[name] melotot. "K-kalau t-tahu ke-kenapwa harus dathang?"
"Biar kau bisa sembuh, nodayo. B-bukan berarti aku ingin kau sembuh atau fobiamu terhadap dokter berkurang, nanodayo."
Kau biasanya akan tersenyum lebar dikala sisi tsundere Midorima keluar, namun sekarang bukan saat yang tepat.
Midorima mendekatimu, sementara kau mundur. Semakin Midorima mendekatimu, kau semakin mundur.
Tapi sayang, kau tidak bisa mundur lagi sekarang. Kau sudah terpojok dengan Midorima di depanmu.
"Baiklah, ayo kita mulai acara penyembuhanmu. Atau kau perlu kuperiksa dari 'dalam' dulu, nodayo?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro