4
Kepada Choi Yeonjun,
Maaf karena tidak bisa menghampirimu setelah terakhir kali aku mampir, sudah terhitung hampir dua bulan sejak hari itu. Aku sangat kesal dan sedih karena tidak bisa melihatmu, tapi aku juga tidak punya pilihan lain.
Aku rindu kamu, Yeonjun. Sangat. Dibanding hari-hari sebelumnya, aku paling rindu kamu hari ini. Di hari biasa ini. Aku tahu kalau surat ini akan sampai ke tanganmu besok malam, tetapi kuharap, kamu masih bisa merasakan kerinduanku yang nyata sekali. Tolong pahami bahwa aku juga ingin bertemu dengan kamu.
Choi Yeonjun, aku tidak pernah merasa kecewa karena telah bertemu kamu. Aku senang karena kamu ada bersamaku selama ini. Dan aku senang karena orang yang dekat denganku adalah kamu.
Omong-omong, aku sekarang sedang tertawa, sebab aku bisa membayangkan ekspresimu yang bingung ketika membaca suratku ini. Memang terbaca seperti kata-kata terakhir, kan? Aku tahu. Meskipun begitu, aku berharap, ini bukan kata-kata terakhirku untuk kamu. Makanya, aku tidak akan bilang bahwa aku sayang kepadamu, sebab itu adalah frasa yang bakal aku simpan untuk hari-hari esok. Pokoknya, jangan sekarang. Aku masih ingin lihat kamu.
Tolong bantu aku untuk percaya bahwa ketika kamu bebas dari penjara, aku masih ada dan menyambutmu hangat, Yeonjun. Tolong beri aku keyakinan seperti itu, supaya aku masih bisa bertahan sampai besok.
Aku tidak mau mengatakan ini kepadamu, soalnya aku tahu bahwa kamu bakal sedih. Tapi, aku tidak yakin bahwa kebisuanku tentang ini bakal menyelamatkanmu dari kesedihan yang lebih sakit. Makanya aku menulis surat ini untukmu, Yeonjun.
Aku sakit. Dokter bilang, aku butuh donor jantung. Tapi jangan khawatir. Aku masih bisa hidup kalau ada kamu.
Jaga kesehatanmu, Choi Yeonjun. Mari kita bertemu secepatnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro