Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18

Sel 6-027 terdengar lebih sunyi ketimbang biasanya. Jauh lebih mencekam dibanding sebelumnya. Di sudut sel, Seol Hwiyoung menggigit kukunya. Matanya bergerak gelisah. Kakinya sejak tadi bergerak, buat suara ketukan yang konstan.

Nggak ada seorang pun di sel ini kecuali Hwiyoung dan Yeonjun yang sedang berada di kamar mandi. Narapidana lain sedang berada di Werkstatt* (begitu cara Seol Hwiyoung, seorang blasteran Korea-Jerman, menyebutnya). Hwiyoung sendiri merasa nggak begitu enak, rasanya nggak sehat. Dan Choi Yeonjun bertugas untuk menemani Hwiyoung yang nggak bisa ditinggal sendirian di dalam sel.

Tapi, ini sudah menit keenam puluh lima sejak Yeonjun berada di kamar mandi, belum keluar sama sekali sejak menginjakkan kakinya di sana tadi. Ah, mungkin dia sedang buang air besar. Tapi Seol Hwiyoung merasa gelisah.

"Yeonjun!"

Nggak ada jawaban.

"Choi Yeonjun! Cepat keluar! Aku juga ingin buang air!" Hwiyoung masih menggigit kukunya.

Tapi masih nggak ada jawaban.

Gawat. Hwiyoung berdiri tegap. Ia melangkahkan kaki dengan cepat, lantas menggedor pintu berkali-kali. "Hei, Yeonjun! Bisa dengar aku?" Seol Hwiyoung menggedor lagi, tapi nggak ada suara lain selain gedorannya sendiri. Dia gelisah. Keringat bermunculan dari antara jari-jarinya. Dengan kencang, dia mendobrak pintu kamar mandi yang terkunci.

"Berengsek!"

Ketika pintu terbuka lebar, Hwiyoung menahan napas. "Choi Yeonjun!"

Yeonjun di situ. Di atas. Ada sebuah tali yang mengikat lehernya dan keran air yang dipasang tinggi.

"Sudah kubilang, aku nggak setuju dengan rencanamu, dasar berengsek!" Hwiyoung mengangkat Yeonjun. Tapi Yeonjun nggak bergerak.

Yeonjun sekarat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro