Protect Yourself : Singularity
“Kau takkan mengerti perasaanku, Ahn Ye Seul”
Aku menghela napasku kembali, menatap langit sore di pinggir sungai. Angin berhembus mengenai kulit ku. Memejamkan mata sejenak, berpikir bahwa mungkin itu bisa membuatku berpikir jernih.
“Apa salahku?” Gumamku pada diriku sendiri
“Kau pikir mencintai kakak kandungmu bukanlah kesalahan, Park Hyebin?”
Aku terkekeh sejenak.
“Tidak, Ya Ahn Ye Seul. Memangnya kau bisa, menyuruh hatimu untuk tidak jatuh atau berhenti menyukai seseorang? Saat perasaanmu bahkan lebih besar dari segalanya?”
“Kau bodoh, Hyebin”
Aku menunjukkan smirk kepada Ye Seul
“Anggap saja begitu,”
“Kumohon, berhenti sebelum kau benar-benar terjatuh, Hyebin”
“Tidak. Tidak Ye Seul. Kau temanku, tapi bukan berarti kau dapat mencampuri urusanku. Jangan lupakan juga bahwa Hyojung telah mengganti marganya menjadi Jeon. Kami adalah saudara tiri, kami tidak se-ayah. Camkan itu!”
***
Park Hyebin melangkahkan kakinya menuju kelas 3.1, bermaksud menemui sang kakak. Langkahnya terhenti tepat didepan pintu kelas 3.1. Meneliti setiap siswa disana, sampai pandanganya terhenti pada suatu objek yg dapat membuat bibirnya membuat sebuah lengkungan manis.
“Oppa!”
Hyebin sedikit berlari menuju ke arah orang yg di panggilnya dengan sebutan ‘Oppa’
Hyojung, pria yang di panggil oleh Hyebin hanya memutar bola matanya malas. ‘Gadis menjijikkan,’ batin Hyojung
“Ini untukmu,” Hyebin memberikan sebuah kotak makan kepada Hyojung. “Aku sengaja bangun pagi untuk menyiapkan ini, kau tahu itu bukan?”
Namun Hyojung tetap pada posisinya, hanya menatap Hyebin dengan tatapan remeh. Tanpa ada niatan untuk mengambil kotak makan itu. Mungkin, jika tidak ada yg tahu bahwa Hyebin dan Hyojung adalah saudara, mereka akan menyangka bahwa Hyebin dan Hyojung adalah pasangan yang serasi jika mereka benar-benar berkencan. Si cantik yang ceria dan si tampan yang dingin.
“Oppa, ambillah,” Hyebin sedikit menyetakkan tangannya.
Hyojung tersenyum sinis menatap perawakan Hyebin, perlahan tangannya mengambil bekal itu lalu menjatuhkannya.
“Oppa!!!”
Hyojung terkekeh melihan ekspresi yang dibuat oleh Hyebin.
“Maaf, atas segala sesuatu yang sengaja aku lakukan,”
Hyojung memberi kode kepada teman-temannya untuk pergi dari kelas. Ia berjalan melewati Hyebin lalu menabrakkan bahunya dengan bahu Hyebin, hal itu otomatis membuat gadis itu mundur beberapa langkah.
“Kau menghalangi jalanku, sialan,” Ucap Hyojung dengan penuh penekanan.
Hyebin menahan tangisnya, berulang kali merapalkan kalimat bahwa ia kuat di dalam hatinya.
“Oppa, kau menyakitiku,”
“Do I look like I care?”
Hyojung berjalan menjauh dari kelasnya. Hyebin, gadis itu terlalu berani dalam hal yang salah. Ia membuat dirinya terlihat murahan di setiap waktu, mengejar seseorang yang tidak seharusnya. Mengejar sesuatu yang jelas tak dapat ia miliki. Hyojung memang sangat mengagumkan dimata Hyebin, tapi Hyebin tidak sadar bahwa tidak semua yg menggumkan dapat ia miliki. Dalam hidup ini terkadang ada hal yg tidak akan terjadi, sekeras apapun kau berusaha,”
***
“Kau baik-baik saja?”
Aku menaikkan pandanganku saat kudapati sepasang sepatu pantofel berdiri didepanku. Kulihat seorang pria dewasa yang berdiri tepan didepan ku. Pria tampan yg mungkin seumuran dengan ayahku. Sebagai informasi, jarak usia aku dan ayahku hanyalah 18 tahun, begitupun dengan ibu.
“Nona?”
Dia menyadarkanku dari lamunanku tentang dirinya. “Ak-aku baik-baik saja, Ahjussi,”
Dia tersenyum kepadaku, ah ayolah. Apakah ini rasanya love at the first sight?
“Ku pikir tidak,” Ia mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. “Untuk menghapus air matamu,” Ucapnya sembari memberikanku sebuah sapu tangan dengan motif polkadot berwarna merah.
Aku sedikit terkekeh dengan sapu tangannya.
“Aku tidak se-manly itu,”
Seakan mengetahui pikiranku, ia mengatakan hal itu. Tapi aku menyukainya, aku pun tersenyum kearah pria dewasa itu.
“Tak apa, aku menyukainya. Sapu tangan yang unik,”
Ia membalas senyumanku dan mengacak rambutku. Aku terkejut dengan tingkahnya, tentu saja. Tapi kemudia aku tersenyum saat dia mengelus rambutku perlahan.
“Aku Junki, Jeon Junki”
“Park Hyebin,”
Ia tersenyum kembali, senyuman yg sangat manis sampai aku lupa apakah aku pernah bertemu seseorang sehangat ini sebelumnya.
“Namamu bagus, Hye,”
“Oh?” Aku menunjukkan ekspresi terkejutku
“Ada apa?” Tanyanya
“Aku suka Ahjussi memanggilku Hye, tidak pernah ada yang memanggilku seperti itu sebelumnya. Kau yg pertama,”
“Aku harap, ada hal pertama lagi yg aku lakukan kepadamu, Hye”
***
Hari-hariku berlalu sangat indah bersama Junki, perlahan akupun dapat melupakan Hyojung dan beralih kepada Junki. Dia adalah seorang dokter spesialis jantung dengan umur yang berbeda 17 tahun denganku. Tak terlalu masalah, selagi tak ada yang mengetahui bahwa aku sedang dekat dengan seorang Ahjussi. Lagi pula umur hanyalah angkat angkat tak berati bukan?
Tapi masalahku disini adalah Ahn Ye Seul. Dia mengetahui bahwa aku sedangn dekat dengan Junki. Dan sumpah serapah ia lontarkan kepadaku lantaran aku mendekati seorang pria dewasa. Dia berkata bahwa aku semakin tidak waras. Tapi kurasa itu benar, aku benar-benar tidak waras karna satu buah nama, Junki. Dia adalah candu bagiku. Belum pernah aku mencintai seseorang sedalam ini. Walaupun aku tahu, mungkin saja aku dapat terluka sedalam ini juga.
Tapi satu hal membuatku menghentikan langkahku. Disana, kulihat Kang Soo Young tengah memeluk erat Jeon Junki.
***
Junki berjalan tergesah-gesah sambil melihat kearah jamnya. Ia sudah sangat terlambat untuk menemui Hyebin. Tapi tanpa ia sadar seorang wanita berjalan berlawanan arah dengan terburu-buru juga.
‘BRUKK’
Tubuh Junki dan wanita itu terpental karna tabrakan antara keduannya.
“Arghh,” Junki sedikit meringis dan segera berdiri setelah itu berdiri. Memastikan siapa yg berani menabraknya. Siap akan sumpah serapah yang akan ia lontarkan, Junki tersedar bahwa yang menabraknya adalah seorang wanita. Tanpa pikir panjang Junki pun memabtu wanita itu.
“Maaf, aku benar-benar tidak ta..”
“Junki?”
Junki melebarkan kelopak matanya, ia benar-benar terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang. Tepat dihadapannya, orang yang pernah mengisi relung hatinya. Seseorang yang seharusnya tidak kembali memunculkan dirinya didepan Junki.
Kang Soo Young
Junki segera melepaskan tangannya yang berada di lengan Soo Young.
Tapi pergerakannya terhenti ketika dengan cepat Kang Soo Young memuluk erat tubuhnya.
“Maaf, dan tolong dengarkan aku. Sekali ini saja,”
“Aku tak punya waktu,maaf”
Junki segera melangkah menjauh dari Soo Young, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti,
“Sekali ini saja, setelahnya kau boleh pergi sejauh yg kau mau,”
***
“Jadi, namanya Park Hyojung?”
Soo Young menggelengkan kepalanya.
“Iya dulu, sebelu dia tahu bahwa ayahnya bermarga Jeon,”
Junki sedikit tertawa mendengar penuturan Soo Young
“Bagaimana dia tahu?”
Soo Young menghela napasnya.
“Tak sengaja mendengar percakapanku dengan Park Hyunshik, lalu menuntut kami untuk menceritakan semuanya.”
Junki termenung. Mencoba memutar kembali memori lama yang sdah tidak pernah menjadi pikirannya lagi. Tepat setelah melahirkan Hyojung, Soo Young pergi meninggalkannya dengan keparat Hyunshik.
“Tak masalah, sekarang aku juga tidak mengharapkan anak itu, atau pun dirimu,”
“Aku tahu,” Soo Young tersenyum miris. “Itulah alasan kenapa aku tak meminta maaf kepadamu. Aku tak akan melakukan hal yang menurutku salah. Kau jelas tahu itu, Junki.”
Junki tersenyum miring. “Terkadang aku senang kau pergi dariku, setidaknya hdiupku jauh dari orang kotor sepertimu.”
“Kuanggap itu pujian,” Soo Young tersenyum remeh.
‘Tring-tring-tring’
Fokus keduanya terlahir pada beda berbentuk persegi panjang berwarna hitam yang terletak diatas meja. Menampilka sebuah foto seorang gadis yg tengah tersenyum ke kamera, lengkan dengan nama sang penelfon
“Park Hyerin?”
Soo Young mengalihkan pandangannya kearah Junki.
“Dia anakku dengan Park Hyunshik,”
***
Soo Young berlari kencang saat mendapatkan panggilan dari Hyebin, panggilan yang mengatakan bahwa putranya meninggal dunia bunuh diri di kamar Hyebin.
Saat sampai dirumah, ia melihat Hyebin sangat terpukul dan menangis kencang. Walau bagimanapun, ia tahu bahwa putrinya ini sangat mencintai sang kakak.
“Hyebin, hentikan”
Soo Young membawa Hyebin kedekapannya, dekapan seorang ibu. “Jangan seperti ini. Kau menyiksa dirimu sendiri, nak. Juga ibu. Kumohon, berhentilah.”
Tapi Hyebin masih tetap dengan tangisannya. Nyatanya, pelukan ibunya tak senyaman itu. Hyebin tak menyayangi Soo Young sedalam ini mencintai Junki. Yang ia butuhkan sekarang adalah Junki.
Ya
Hanya Jeon Junki.
***
Malam ini adalah malam yg panjang bagi Hyebin. Tepat hari dimana Hyojung meninggal, di hari itu juga ia kehilangan segalannya. Hari dimana ia kehilangan Hyojung. Malamnya terjadi pertengkaran hebat antara Soo Young dan Hyunshik. Diakhiri dengan Hyunshik yang kabur setelah melakukan pembunuhan terhadap Soo Young.
Dan malam itu juga, Junki datang untuk menenangkan Hyebin. Junki tahu, segalanya terasa salah sekarang. Ia mencintai gadis yang salah, Hyebin bukanlah wanita yang seharusnya ia cintai.
“Apa Hyunshik melakukanny kepada Soo Young?”
Hyebin menundukkan kepalanya, tak berani menapat Junki. Seakan tahu jawaban yang akan Hyebin katakan, Junki mengusap wajahnya kasar.
“Keparat, akan kuhabisi dia,”
“Jangan!”
Hyebin menahan pergelangan tangan Junki. Ia menggeleng lemah sambil menanah air matanya.
“Kumohon, biarkan saja seperti ini. Kau dan aku. Kumohon,”
Junki menghela napasnya kembali.
“Tidak, aku tak bisa, Hye” Junki melirik Hyebin dengan pandangan bersalah. “Itu tak mungkin, kau anakku. Takkan mungkin bagi seorang ayah berpacaran dengan anakknya,”
“Aku bukan anakmu, Junki-ssi”
Hyebin memang sudah tahu kenyataannya. Seminggu setelah mengenal Junki ia melihat kotak berisi foto Soo Young bersama Junki beserta catatan yang cukup membuat Hyebin paham akan masalalu mereka.
“Aku harap memang begitu, namun sayangnya kenyataan berbanding terbalik dengan apa yg kita harapkan. Aku akan tetap menjaga, bukan sebagai seorang pria, namun seorang ayah. Tapi, aku butuh waktu untuk menerima itu semua, Hye”
***
Asap rokok mengepul di atas atap sebuah bangunan tua yg cukup tinggi, membuat gadis disebelah perokok ini mengipaskan tangannya berkali-kali.
“Berhenti, bedebah!”
Aku malah terkekeh mendengar umpatannya, tidak pernah berubah sejak terakhir kali aku bertemu dengannya.
“Kupikir setelah Hyojung dan Soo Young, Hyunshik adalah korban terakhirmu, ternyata Junki,”
“Takkan kubunuh jika dia tidak macam-macam denganku,” Aku mematikan puntung rokok yg masih tersisa banyak itu. “Setidaknya ada harga yang harus ia bayar untuk sesuatu yang tak dapat ia lakukan,”
“Kau sangat bersih dalam melakukan segala hal, polisi bahkan menyatakan itu adalah kasus yang murni kecelakaan, atau paling tidak pembunuhnya telah terbunuh,” Ucapannya sontak membuatmu tersenyum sinis
“Maksudmu Hyojung yang bunuh diri di kamar Hyebin? Soo Young yang dibunuh Hyunshik lalu kabur? Kemudian mayat Hyunshik yangg ditemukan bersama dengan mayat Junki? Dengan pernyataan polisi yg mengatakan bahwa itu adalah hasil perkelahian yang membuat keduanya saling membunuh?”
‘Cihhh…’
Gadis itu berdecih.
“Penjelasanmu terlalu panjang, dude. Padahal disini aku tahu kau adalah pembunuh sebenarnya, tapi tetap saja. Kau begitu bersih, cinta memang membutakan, ya”
“Well, sebenarnya tidak sebersih itu. Masih ada yg harus aku bersihkan,”Aku berjalan mendekat kearahnya. “Segala sesuatu yang berhubungan tentang Hyebin harus dilenyapkan, apalagi kau adalah satu-satunya orang yang tahu segala kebusukanku,” bisikku tepat didepan telingannya.
Kulihat wajahnya menegang. Aku menikmati ini, wajah yang sama yang terlihat ketika aku akan membunuh 4 orang parasit indah dalam hidupku.
“Ka-kau bi-bisa percaya padaku, aku takk-“
“Ibuku berkata jangan pernah percaya kepada siapapun, Ahn Ye Seul,”
Tepat saat itu juga, kudengar teriakan menggema di udara, sesaat setelah aku mendorong gadis itu dari rooftrop yang tak berpagar ini,”
“PARK HYEBIN KEPARAT!”
***
SELESAI
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro