Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dunhill-Januari 2017

"Cetek"

Gas kecil itu berbunyi saat kunyalakan dan segera sebatang rokok asing menyala di antara jemariku yang masih gemetar.

Badanku panas dan basah bersimbah keringat lengket. Jemariku masih bergetar saat menyisiri rambutku yang tak beraturan.  

What the hell am I doing? 

Pikiranku masih merutuki diriku yang mau saja dijadikan objek, mau saja membonekakan diri ditangan manusia lain. Inikah yang namanya ketidak berdayaan perempuan? Inikah yang namanya wanita itu lemah?

Rasa sesal, marah, sedih, lelah, benci hancur, bercampur aduk tak keruan. Seolah dilempar ke jurang tak berdasar, jatuh tak berkesudahan. 

Pertanyaan demi pertanyaan, sesal satu disusul sesal yang lain bersusulan menekan dan menghimpit dada, berdesakan ingin keluar lewat tenggorokan yang tetiba tercekat tak mampu mengutarakan sepatah kata.

Rasa malu dan sakit yang tak berhingga berlomba lomba menguasai jiwa dan diri yang luluh lantak hancur tak bersisa.

Tak terasa mataku mengamati bayanganku yang kusut masai di jendela besar.

Apakah itu aku?

Kupalingkan mukaku, dan kuhisap rokokku dalam dalam, berusaha meminjam rasa senang, bahagia dan lega.

Sesuatu basah meleleh dipipi kananku, dan diam diam kutahu, ini takkan bisa diredakan sesuatu sesederhana rokok.

Andai saja ini tak terjadi.

Tergugu, sedu sedan itu datang juga, tahap demi tahap. Berbalik, setengah berlari kedalam kamar, kubenamkan muka ke bantal, meredam jerit yang tak ingin kuperdengarkan.

Seandainya ibu tahu....

Anakmu... Tak lagi suci.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro