Bab 2
Sebuah University di Bangkok
Suasana di salah satu University sangat penuh dengan senyuman dan tawa, masa yang masih terasa tumpang tindih antara masa kanak-kanak dan masa untuk tumbuh dewasa, masa belajar dan mengalami sendiri hal-hal yang baru.
---
Fakultas Teknik
Di dalam sebuah ruangan kelas, terlihat mahasiswa teknik tahun pertama mulai menyimpan buku-buku mereka dan ingin segera mencari sesuatu yang enak untuk dimakan sepulang kuliah.
Namun.. ketika sekelompok mahasiswa yang lebih senior datang ke dalam kelas mereka dengan memakai kemeja Teknik yang berwarna biru lalu masuk dan berdiri di depan ruangan kelas itu. Semua pemikiran mahasiswa baru itu segera sirna dan aktivitas yang mereka lakukan segera berhenti.
“Hari ini kita akan melanjutkan acara penyambutan bagi mahasiswa baru dan kalian semua hanya perlu berjalan serta mengikuti petunjuk kami para senior kalian saja..”
Pria yang berbicara itu bernama Tee. Dia mengatakan itu kepada para juniornya yang ada di dalam ruangan kelas ini.
Sikap tenang para senior yang datang ke kelas ini membuat semua para junior yang baru saja masuk University sekitar satu minggu yang lalu segera mengikuti arahan mereka dengan patuh.
---
Auditorium Fakultas Teknik
Saat semua junior sudah sampai di dalam auditorium Fakultas Teknik, mereka segera diatur untuk duduk dengan tertib. Ketika para senior sudah merasa yakin bahwa para junior mereka dari berbagai cabang Fakultas Teknik Mesin sudah hadir di dalam ruangan ini, mereka segera menutup pintu auditorium ini dan berdiri mengelilingi junior mereka yang masih berada di angkatan pertama.
“Para Nong sekalian, apakah ada yang tahu untuk apa kalian dikumpulkan disini hari ini?”
“…”
Saat mendengar pertanyaan itu segera ruangan ini menjadi hening dan suara napas yang terasa samar juga tidak terdengar.
“Aku tidak tahu.. Aku tidak tahu..”
Mulai terdengar suara para junior yang mengatakan itu dengan suara pelan.
“KALIAN TIDAK TAHU JAWABANNYA?! KITA AKAN MEMBAGIKAN GEAR UNTUK KALIAN!!”
Saat mendengar teriakan senior itu, para junior yang sedang duduk di lantai segera mendongakkan kepala mereka secara perlahan-lahan.
“🙄”
---
Di sudut Auditorium
Sekumpulan Senior Fakultas Teknik
Marian Pov
“Mengapa dia harus berteriak? Jika dia sudah memiliki mikrofon.. Apakah tenggorokannya tidak terasa sakit?”
“Haha.. dia pasti ingin terlihat garang dan agar Para Nong merasa takut kepadanya serta memperhatikannya..”
“N’Marian, kamu berbicara bukan untuk menjadi pendukung orang yang emosian seperti TarMin, bukan?”
Aku lalu kembali memperhatikan seorang pria muda dengan rambut berwarna abu-abu dan memiliki wajah yang tajam memakai kemeja Teknik berwarna biru tua sedang berbicara sambil berdiri. Dia melipat tangannya dan meninggalkan panggung untuk pergi ke belakang panggung.
“Kamu bisa melihat ke atas sekarang, Mar..”
“Ouh.. Kamu sudah mempunyai pria keturuan China yang tampan. Tetapi.. Si brengsek Jay sedang makan sekarang..”
Seorang pria setinggiku ikut angkat bicara. Dia memiliki rambut merah menyala yang ditata hingga memperlihatkan dahinya yang indah, wajah lancip yang dipadukan dengan mata tajam dan berjalan mendekat lalu berdiri di dekatku.
“Sialan!! Apakah kamu ingin mendorong Jay? Masih ada ruang untuk berdiri, berikan ruang baginya untuk berdiri dan bermain-main..”
Terdengar suara seorang gadis dengan rambut hitam lurus dengan highlight merah muda yang mencapai bagian tengah punggungnya. Tinggi badannya yang bak seorang model menarik perhatian hampir semua gender yang memperhatikan kami. Ia terlihat menunjuk ke arah seorang temannya yang merupakan laki-laki berotot yang berjalan ke belakangnya, dengan rambut hitam panjang diikat kasar di tengkuknya. Lalu terlihat ada pensil yang menempel di telinganya meskipun terlihat aneh. Tapi seluruh generasi kami semua sudah terbiasa dengan hal itu.
“Aku tidak bisa membuka kunci kecil ini, Bell..”
“Apakah kamu berbicara tentang seekor kerbau?”
“Kamu ingin kita menggigit satu sama lain seperti anjing?”
Seorang wanita muda terlihat berkata dan dia berambut pirang keemasan serta berwajah cantik.
Dia segera mengambil cangkir kopi dan meminumnya. Tetapi.. karena dia berbicara dengan keras maka kopinya terciprat dari mulutnya saat berbicara.
“Bell!!"
“Mau bagaimana lagi.. N’Rly, siapa yang terlambat? Bahkan jika kamu berbicara, itu tidak terdengar di telingaku."
Wanita itu menatap temannya tanpa menyalahkannya.
“Semuanya kacau!!”
Pria jangkung dan ramping itu memotong alat pelindung kulit lainnya yang ada di sana sebelum terlihat lewat dengan ekspresi mati rasa. 😒
“Bajingan ini benar-benar sudah terlihat tampan lagi. Temanku yang sangat tampan dan pemberani. Aku ingin mengangkat kakiku dan menciummu, bukan tanganmu!! Aku sama sekali tidak terbiasa kamu menjadi tampan..”
Time berkata sebelum melemparkan secarik kertas dan menaruh itu di tangan temannya. Namun pihak lain mampu menerimanya dengan baik.
“Sudah cukup, Mereka semua yang duduk disana terlihat bingung. Kita sudah berada di tahun keempat. Hari ini, para senior tahun kedua membawa para Nong mereka ke sini karena kita memiliki sesuatu yang penting yang seperti tradisi dari fakultas dan cabang kita. Silakan berdiri dan beri tahu kepada mereka. Champ, tolong berikan penjelasan kepada mereka.”
Orang yang berbicara adalah seorang wanita muda dengan rambut hitam berkilau yang dikeriting indah. Cocok dengan wajah manis dan senyum cerahnya.
Kalau kalian melihatnya, kalian pasti akan mudah jatuh cinta dengan senyumannya itu. 😊
Wanita itu bertubuh kecil dan terlihat sangat suka mengasuh seseorang. Apalagi jika dia berdiri di samping pria berumur sekitar 100.000 tahun jaraknya dari dia. Wanita itu wajahnya lancip dan gelap, dengan lekukan di alisnya, membuatnya semakin kecil. 😊
Champ lalu menyerahkan kepada wanita itu sebuah kalung dengan Gear berwarna perak mengkilat yang berbentuk seperti hiasan logam di atasnya. Sebelum pria itu berdiri tidak jauh di sampingnya.
Hari ini ada delapan senior yang mewakili senior tahun ke lima untuk memberikan Gear kepada semua junior yang ada disini.
“Gear adalah simbol dari Fakutas kita dan untuk memberitahukan siapa kalian. Sebenarnya Gear itu tidak terlalu penting dan hanya sepotong logam saja. Tetapi.. mempunyai Gear juga penting. Jadi intinya adalah ini sebuah tradisi yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Hal ini harus terus diwariskan dari senior ke junior. Kami ingin kalian semua tahu bahwa di Fakultas ini.. Kalian memiliki teman, senior dan junior yang siap untuk membantu kalian. Kami berharap jika suatu hari nanti ketika kalian datang kembali kesini, kalian akan.. menyampaikan hal ini ke generasi berikutnya dengan perasaan yang sama..”
Phu Fai mengatakan itu sambil tersenyum. 😊
Sebelum dia berbalik untuk melihat sekelilingnya. Sekarang disini sudah dikelilingi oleh cahaya lilin dari seluruh senior tahun kedua yang berdiri di sekitar auditorium. Lalu.. suara nyanyian perlahan-lahan mulai terdengar selaras dengan semakin terangnya nyala lilin.
Terlihat para senior mulai memberikan lilin kepada para junior sebelum membiarkan mereka berjalan untuk mengambil Gear dari ke delapan senior mereka.
Hari ini adalah hari terakhir penyambutan mahasiswa tahun pertama. Ini untuk mengungkapkan rasa kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan dan ketidak pedulian terhadap kegiatan yang telah kami lakukan selama berberapa bulan ini.
Ada baiknya di University ini ada acara perekrutan mahasiswa baru yang sangat kreatif. Tidak hanya meneriakan yel-yel atau mendengar ceramah dari para senior saja, tetapi termasuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang sedikit gila dan berlogika.. tidak terlalu kuno seperti dulu. 😅
Hal ini membuat para siswa tahun pertama yang duduk di sini dan akan menerima Gear dengan mengikat tali di pergelangan tangan mereka merasa senang dengan tradisi yang kami lakukan ini..
Acara ini membutuhkan waktu hampir satu jam. Pada akhirnya semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Lalu lampu kembali di nyalakan kembali dan para senior serta para junior berjalan berkeliling untuk saling mengenal, kami juga berbicara tanpa menahan diri lagi.
--
Mind Pov
“Phi Mind.. Siapa saja para senior yang datang di hari ini?”
“Oh…Hei! Aku ingin mengenalkan kalian semua kepada juniorku..”
Aku segera berteriak kepada teman-temanku yang ada di sini dan kami sudah berada ditahun ke empat. Kami semua sedang membicarakan tentang pesta malam ini.
“Telingaku sudah hampir terlepas mendengar kamu terus berteriak-teriak dari tadi..”
“Ehm..”
Aku segera berdehem lembut sebagai formalitas sebelum aku mulai memperkenalkan diriku dan teman-temanku satu demi satu semuanya.
“Kamu melihat pria yang memegang botol air di tangannya? Pria yang rambut di kepalanya berwarna merah dan wajahnya terlihat kusam karena dia selalu makan ayam di dalam gang? Dia bernama Time..”
“Iya Phi..”
“Lalu yang di samping Time, ada pria yang berambut abu-abu dan terlihat sangat tampan, dia bernama Jay..”
“Owh..”
“Pria yang memiliki rambut skinhead dan berpenampilan seperti seorang gengster, namun sebenarnya dia tidak seperti itu.. Namanya adalah TonKla..”
“…”
“Wanita cantik yang tadi membuka upacara pemberian Gear tadi adalah Pui Fai dan wanita yang berambut pirang yang berdiri di sebelahnya adalah teman dekatnya yang bernama Cheryl..”
“…”
“Lalu wanita yang rambutnya di highlight pink dan terlihat super seksi tetapi mulutnya seperti ada sepuluh anjing bernama Belle..”
“Ok..”
“Sedangkan pria yang sedang berjalan membawa botol air dan menyerahkannya kepada Fai, yang terlihat berwajah galak adalah pacarnya yang bernama Champ.. Pria yang ada di sampingnya adalah TarMan..”
“…”
“Wanita yang berkacamata dan memiliki rambut panjang serta terlihat menggairahkan adalah Jean..”
“…”
“Mereka seperti tim Avengers dari tingkatan ke empat yang ada di Fakultas ini..”
“Whoa, apakah mereka semua berteman?”
“Yeah.. Mereka telah lama berteman dan sudah lebih dari satu tahun sekarang.”
Juniorku yang mendengar perkataanku segera melihat ke arah kelompok kami dan sekali lagi N’Saidda terlihat merasa senang dan juga kagum. 😊
---
Jay Pov
“Sebenarnya aku harus pulang..”
Aku mengatakan itu sambil melihat jam tanganku.
“Tidak boleh! Apapun yang terjadi, kamu harus tetap tinggal dan minum alcohol bersama-sama dengan teman-temanmu ini. Kamu sudah besar Jay dan bukan seperti kerbau yang harus pulang tepat waktu..”
Aku mendengar Time berbakat sebelum dia berjalan pergi.
“Lalu dimana kita akan berkumpul? Aku tidak mau digigit nyamuk dan masih ingin makan lagi..”
Belle mengatakan itu sebelum dia mengikat rambutnya menjadi ekor kuda yang tinggi.
“Kita akan berkumpul di ruang penyimanan. Aku sudah pergi meminta kuncinya kepada penjaga..”
Champ mengatakan itu dan memegang sebuah kunci di tangannya.
“Oh.. Baguslah.. Nanti aku akan menyalakan AC-nya juga..”
“Aku sudah menyiapkan minuman keras dan makanan ringan juga disana. Setelah semuanya selesai dan mereka pulang, ayo kita berkumpul di sana..”
Champ berkata lagi dan mengajak kami semua berkumpul sebelum dia pergi ke kamar mandi.
Acara penyambutan mahasiswa baru yang sangat kreatif ini akhirnya berakhir jam 8 malam. Semua mahasiswa tahun ke dua harus secara bertahap mengantarkan semua mahasiswa baru ke tempat tinggal mereka masing-masing.
Sedangkan untuk diriku sendiri.. Aku harus membersihkan ruangan Auditorium ini dulu sebelum bisa pulang. Aku harus membersihkannya seperti biasa karena itu adalah tugas kelompokku.
Saat ini sudah hampir jam 21.30 malam dan semuanya akhirnya selesai. 😊
“Phi Jay.. Aku sudah menutup pintu auditoriumnya..”
“Baiklah.. Terima kasih. Kalau begitu ayo pulang karena ini sudah larut malam. Kamu serahkan saja kuncinya kepadaku nanti aku yang akan mengembalikannya kepada penjaga..”
“Kalau begitu kunci ini aku berikan kepadamu. Apakah kamu juga akan pulang?”
“Aku akan pulang sebentar lagi..”
Aku mengatakan itu dan tersenyum kepada para juniorku saat mereka berjalan pergi untuk kembali ke tempat mereka. 😊
Saat aku berbalik, aku melihat Time sudah berdiri disana dengan menatapku ekspresi datar. 😑
“Kamu sudah mengantar para juniormu pergi, Jay. Sekarang ayo kita pergi minum alcohol..”
“Lalu yang lain pergi kemana?”
“Mereka sudah pergi ke ruangan itu duluan, bajingan!! Sedangkan aku ditugaskan untuk berdiri disini dan menunggumu karena mereka takut kamu akan pulang ke rumahmu..”
“Aku tidak bisa seenaknya pulang ke rumah karena aku masih tinggal dengan P’Jess..”
“Iya.. P’Jess, lalu kenapa dia harus selalu meminta kamu pulang tepat waktu? Rumah itu adalah rumah kalian berdua tinggal dan hal ini membuat kepalaku pusing. Oh ya, aku mendengar berita bahwa ada Inspektur baru di tempat Phi-mu sekarang. Siapa Inspektur baru itu?”
“Apakah wajahku terlihat seperti wajah polisi yang tahu semuanya ada apa disana?”
“Hm.. Wajahmu tidak terlihat sama.. tetapi kalian memiliki ayah yang sama..”
Aku mendengar perkataan Time dan mulai berjalan menghampiri Time, sambil memegang kunci. Time memang tahu banyak tentang banyak hal karena ayahnya juga seorang petuga polisi di kantor tempat P’Jesse bekerja.
“Entahlah.. Aku belum bertanya kepadanya..”
Aku mengatakan itu dan kami berdua mulai berjalan ke ruang penyimpanan yang ada di bawah gedung kami belajar.
Ruangan itu biasanya kami gunakan untuk melakukan praktik dan kebayakan barang-barangnya terbuat dari logam, makanya ruangan itu dilengkapi oleh AC.
Kami semua sudah tahu dengan baik karena ruangan ini biasanya akan digunakan untuk kami mengerjakan sesuatu jika harus terburu-buru di serahkan kepada dosen kami pada malam hari atau untuk mengadakan pesta kecil-kecilan.
Champ pergi dan menyuap penjaga keamanan gedung ini untuk bisa mendapatkan kunci ruangan penyimpanan ini agar kami bisa membukanya dan harus mengembalikan kuncinya lagi saat sudah pagi.
---
Ruang Penyimpanan
Jay Pov
Saat aku membuka pintu ruangan itu dan masuk ke dalam.. Aku merasakan udara AC yang terasa lebih rendah dari biasanya yang terasa mengenai wajahku. Hal ini membuat aku segera mengerutkan keningku. 🤨
Aku melihat sudah ada enam temanku yang lain di dalam kelompok kami. Mereka terlihat sudah duduk dan berkumpul bersama-sama di lantai. Di bagian tengah-tengah, ada terlihat berbagai jenis macam jajanan dan berbagai jenis minuman beralkohol yang terlihat berbaris untuk dipilih. Semua ini gratis karena disini ada seorang putra pemilik toko kelontong yang besar.
“Ayo duduklah, Jay..”
Belle mengatakan itu dan segera menarik tanganku agar aku duduk disampingnya. Dia menyodorkan minuman yang terlihat jernih, berwarna keemasan dan rasanya sangat kuat.
“Hei.. Berhentilah menggoda temanku!!”
Aku mendengar Time duduk dan segera mengeluh, lalu dia segera menenggak minuman keras yang segera masuk ke dalam mulutnya.
“Tidak ada banyak hal yang terjadi tahun ini. Namun pekerjaan kita semakin terasa sulit. Nilai juga harus murni karena berdasarkan performa kita..”
Aku mendengar Pui Fai berkata seperti itu, sebelum dia memasukan makanan ke dalam mulutnya.
“Iya.. Itu membuat kita merasa stress. Lalu sekarang semuanya sudah berakhir. Apa yang akan kita lakukan?”
Cheryl mengatakan itu dan kembali menuangkan minuman keras ke dalam gelas Pui Fai yang duduk disebelahnya.
“Apakah kamu ingin ini semua segera berakhir?”
Aku mendengar Belle menyela sebelum dia menambahkan minuman untuk orang yang duduk di depannya.
“Dengar.. Aku benar-benar ingin bertanya, Apakah disini sudah ada yang mempunyai rencana untuk masa depan kalian? Kecuali pasangan ini?”
Time mengatakan itu dan menujuk ke arah Pui Fai yang duduk di depannya dengan Champ yang duduk di sampingnya. Mereka berdua sangat kaya dan terlihat seperti pasangan yang sempurna.
“Apakah kalian akan menikah?”
“Bagaimana kami bisa langsung menikah? Kami berdua baru saja akan lulus..”
Pui Fai mengatakan itu sambil terlihat tersenyum malu-malu sebelum dia menoleh ke arah kekasihnya yang duduk disebelahnya lalu berkata lagi. 😊
“Tunggulah sampai kami benar-benar siap dulu..”
“Iya benar..”
Champ berkata dan tersenyum, lalu melingkarkan lengannya ke bahu Pui Fai dan menariknya mendekat. 😊
Kami semua yang ada disini segera menggoda mereka berdua.
“Bagaimana denganmu Jay? Apakah kamu tidak ingin segera menikah denganku? Atau kamu akan menunggu mereka menikah dulu?”
Time berbalik dan menghadapku yang duduk di sebelahnya. Dia lalu sedikit membungkukkan badannya untuk mengistirahatkan kepalanya di bahuku dengan eskpesi memohon, namun dia segera dipukul oleh Belle. 😄
Plak!
“Ouch!!”
“Maaf.. Tetapi dia adalah Jay-ku dan Phi Jesse adalah milikku..”
“Apakah kamu mau menerima Belle?”
“Iya.. Kenapa tidak?”
Aku mengatakan itu kepada Time dan kemudian berbicara kepada Champ.
“Champ.. Apakah kamu akan mengambil alih bisnis Ayahmu?”
Aku bertanya kepada Champ sambil menerima gelas minuman yang diserahkan oleh TonKla yang duduk di depanku.
“Iya.. Mungkin begitu..”
Setelah mendengar perkataan Champ, aku kembali bertanya kepada TarMan.
“Lalu bagaimana denganmu, Ai Tar?”
“Aku akan melakukan kerja magang dulu. Jika aku menyukai pekerjaan itu maka aku akan meneruskannya. Namun jika aku tidak menyukainya maka aku bisa mencoba hal lain karena teman-temanku masih ada di Bangkok..”
Tar mengatakan itu dan mengangkat gelas anggurnya lalu meminumnya dengan santai.
“Hei!! Beraninya kamu menyerahkan minuman keras kepadanya dan tidak membiarkan Jay pulang?”
Aku mendengar Cheryl mengatakan itu saat dia melihat TonKla yang duduk di hadapannya sedang menyerahkan minuman lagi kepadaku. TonKla hanya menatapnya sambil meneruskan menuangkan minuman keras ke dalam gelasku lagi sehingga sudah lebih dari setengah gelas minuman itu masuk ke dalam mulutku. 😅
“Hal-hal kecil tentang masa depan memang mulai membuat stress.. Ayo kita bermain game saja..”
Aku mendengar Pui Fai berbicara lagi dan hal itu menarik perhatian kami yang ada disini.
“Mau main apa?”
Hal ini dalam waktu singkat membuat kami yang ada di dalam lingkaran ini segera menoleh satu sama lain.. 🙄
“Bagaimana kalau kita bermain memutar botol?”
“Oh.. Apakah menurutmu ini ide yang bagus?”
Belle mengatakan itu lalu menghela napas.
“Lalu apa yang ingin kamu mainkan? Mengapa kamu tidak mencoba mengatakannya di telingaku?"
Aku bertanya kepada Belle.
“Apakah kalian ingin bermain permainan ‘Truth or Dare’ ?”
Belle mengatakan itu dengan suara yang lembut dan membuat semua orang berbalik menatapnya. Kami akhrinya setuju dengannya, kecuali.. Time. 🤔
“Bagaimana cara bermainnya?”
“Kita dapat mengajukan pertanyaan apa pun kepada siapa pun. Sedangkan orang yang ditanya harus memilih apakah akan menjawab dengan sejujurnya atau menerima tantangan..”
“Apa yang kalian berani melakukannya? Jika iya.. Ayo kita lakukan..”
Kami lalu semua menyetujuinya.
“Kalau begitu aku akan mulai. Aku ingin bertanya kepada Time. Sehari sebelum kita janjian untuk melakukan kerja kelompok.. Apakah kamu benar-benar sakit? Apakah sebenarnya kamu pergi makan bersama anggota tim dari Fakutas dokter gigi? Apakah kamu akan menjawabnya atau menerima tantangan?”
Aku mendengar Pui Fai bertanya sambil tersenyum, tetapi semua orang yang ada di sini seperti TonKla dan Belle terlihat menatapnya dengan tenang.
“Baiklah.. Aku akan..”
“Pikirkan jawabannya dengan hati-hati..”
Time tidak menjawab lagi sampai dia akhirnya segera meneguk minuman keras ke dalam mulutnya.
“Baiklah.. Aku akan memilih untuk menerima tantangan..”
“Aku menantangmu untuk melakukan dan mewujudkan mimpiku. Kamu harus selalu menyebutkan namaku dan menari saat aku menyebutkan nama aslimu..”
Saat mendengar perkataan itu, aku melihat Time membuka mulutnya dan terlihat terbata-bata, serta siap untuk berdebat. 😳
Tetapi.. ketika dia melihat bahwa saat ini teman-temannya sedang duduk bersama-sama dengannya dan memberikan dia tekanan. Dia akhirnya dengan enggan berdiri dan memunggungi kami semua.
Time akhirnya melakukan tantangan itu dan mulai menggerakkan tubuhnya untuk menari sehingga membuat kami semua tertawa dengan keras saat melihatnya. 😂😂
“Aghh!! Bajingan!! Jika kamu melakukan kesalahan sekecil apapun, aku akan menenggelamkanmu!!”
“Iya.. Kita lihat saja nanti..”
Pui Fai meminta kita untuk melanjutkan permainan game ini lagi.
“Apakah benar bahwa Pui Fai tidak suka ada yang mendekati Champ?”
Aku tiba-tiba menyela dan bertanya.
“Ayo jawablah. Pui Fai atau aku akan menantangmu. Aku akan menintamu untuk menari di tiang yang ada di depan pintu..”
Time mengatakan itu dengan nada serius dan dia berharap bahwa dia bisa membalas dendam. 😅
“Aku akan menjawabnya. Aku tidak setuju, tetapi kalau ada orang bertingkah seperti Champ adalah miliknya.. Hal benar-benar sangat menjengkelkan..”
“Oh.. Time kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena dia sudah menjawabnya seperti ini..”
Aku sudah memutuskan harapan temanku yang berambut merah itu. 😄
“Jay!!”
“Aku mau bertanya terlebih dulu lagi..”
Aku mengatakan itu dan menatap Champ.
“Aku ingin bertanya kepada Champ. Kemana kamu pergi minggu lalu? Saat aku meneleponmu kenapa ada suara pengumuman seperti di rumah sakit..”
Aku melihat Champ segera menghentikan tangannya saat sedang memegang gelas anggur selama beberapa saat, lalu meminumnya sambil melihat wajahku. 😒
“Aku pergi ke dokter…”
“Dokter apa?”
Aku bertanya lagi, namun aku segera di sela.
“Pertanyaanmu sudah habis..”
"Aku kehabisan minuman soda. Aku akan mengambilnya yang baru.."
Aku mendengar Cheryl mengatakan itu lalu segera berdiri dari lingkaran ini. Dia terlihat pergi untuk mengambil minuman bersoda yang ada di meja belakang kami. 🙄
Permainan game ini terus berlanjut hingga tengah malam dan pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan semakin terasa intens.
Ada beberapa orang yang memilih untuk menjawabnya namun ada juga yang memilih untuk menerima tantangan. Tantangannya ada yang sangat aneh sehingga menimbulkan gelak tawa kami sepanjang malam ini. 😄
Semua orang sekarang terlihat sudah mabuk dan mulai berbicara tidak jelas. Mereka tidak tahu bahwa aku pada awalnya berpikir hanya akan duduk sebentar dan segera pulang.
Tetapi.. rencanaku ini terpaksa aku batalkan karena aku merasa mulai pusing. Jika aku tetap memaksakan mengemudikan mobilku sekarang maka selain itu melanggar hukum maka akan sangat berbahaya. 😣
Jam 01.00 pagi..
Semua orang sudah terlihat berbaring di atas lantai dan beberapa orang terlihat saling tumpang tindih dan beberapa terlihat ada yang sedang mencari sudut untuk tidur dengan merangkak.
Aku hampir kehilangan kesadaranku saat aku berteriak dan menelepon Phi-ku untuk memberitahukan kepadanya bahwa malam ini aku tidak akan pulang ke rumah.
“Hello.. Phi, aku tidak akan pulang malam ini..”
“Katakan kamu ada dimana saat ini dan bersama-sama dengan siapa?”
“Aku bersama-sama dengan teman-teman kelompokku yang tidak pulang juga..”
Lalu.. setelah mengatakan itu, aku tidak sadarkan diri dan tertidur di lantai. Aku tidak sadar seperti yang lain.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu..
Sesuatu yang tidak akan bisa kami lupakan selamanya.. 😣
Tbc
Vote and comment 🙏🥰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro