Chapter 8: Fourth Mission Date!
BGM for the Chapter: Kisum, Seulong - Find The Differences (Uncontrollably Fond OST)
.
.
.
Hari minggu yang terlalu cerah.
Entah mengapa, rasanya Navira sedikit kesal untuk sinar mentari yang bisa membuat gosong kulitnya.
Ingin dirinya mengumpat, tapi apadaya hari ini harus selesaikan sebuah urusan; yakni dimana ia dan sang kapten Fukurodani mengadakan tantangan kencan.
Wish her a good luck, guys.
Navira saat ini berjalan dari Stasiun Tokyo seperti biasa, dirinya menuju pintu keluar.
Katanya sih sudah menunggu di sana.
Ia melangkahkan kakinya dengan buru-buru agar sampai tepat waktu. Gadis bersurai coklat kemerahan tersebut ternyata bangun kesiangan jadinya ia takut Bokuto akan menunggu lama.
Dan benar saja. Sesampainya di tempat tujuan, kapten dari sekolah lain tersebut berdiri dekat tiang bersama dengan sang wakil kapten.
Mungkin untuk memandu kami atau mengawasi, pikir Navira dalam hati dengan optimis.
Sempat diceritakan kemarin yang lalu oleh para manajer Fukurodani; sifatnya bisa sangat tak stabil. Bukan berarti ia gila, tapi keadaan emosinya kadang berubah-ubah sesuai keinginannya sendiri. Dari lingkungan atau pun perkataan. Mirip perpaduan antara layaknya anak kecil alias balita, sikap moodswing seorang ibu hamil tengah ngidam, tak jauh berbeda dari sikap puber awal seorang remaja.
Navira sempat tak habis pikir kenapa mereka tahan dalam situasi memiliki kapten seperti itu, tapi dia tetap menghargai dan hormat mereka sebagai orang yang mengenal Bokuto serta tahu sifat sampai sikapnya seperti apa.
"Maaf menunggu lama. Keretanya penuh." Navira menghampiri sang duo Fukurodani, membuat yang bersangkutan menoleh.
"Tidak masalah. Syukurlah kalau kau sampai dengan selamat." ucap Akaashi menyambut sang gadis Karasuno.
Navira tersenyum, "Jadi, apakah Akaashi-san akan ikut?"
"Tidak, aku hanya mengantarnya. Habis ini aku ada acara keluarga."
"Akaashi~ Tetaplah disini~~" Bokuto memelas dengan menarik lengan sang sobat hingga yang bersangkutan makin malas menanggapi.
"Bokuto-san, ayolah. Kau harus lakukan bersama Ainamida-san. Tidak boleh begitu."
"Tapi, Akaashi~~~"
Makin diguncang lengannya, sebelum menyahut lagi kepada sang rekan yang tertahan.
"Begini saja, aku akan toss padamu di latihan tiga kali lipat besok setelah latihan rutin. Bagaimana?"
Berbinar dengan senang bak anak kecil dapat mainan, sang kapten Fukurodani mengangguk tanda setuju untuk kesepakatannya.
Akaashi menoleh sembari melambai singkat.
"Kalau begitu aku pergi dulu, ya. Sisanya kuserahkan padamu, Ainamida-san. Bokuto-san, jangan merepotkan dia."
"Aku takkan merepotkannya kok! Tenang saja!" Bokuto menyengir, melambai riang.
Navira mengangguk singkat sambil melambai balik, melihat sang rekan Fukurodani menjauh hilang dari pandangan.
Bokuto menoleh pada gadis tersebut dengan riang, "Kalau begitu, ayo kita pergi!"
"Memangnya ada rencana mau kemana, Bokuto-san?" Navira bertanya dengan nada tenang.
"Tentu saja ada! Ayo kita pergi sekarang!"
"Baikla-Uwah!"
Ditariknya tangan Navira oleh Bokuto, sebelum berlari kecil menuju tempat yang dituju dan masuk ke transportasi umum perkotaan.
.
.
.
.
.
"Ainamida! Lihat, bunglonnya bisa berubah warna! Hebat!!~~~"
Hanya senyum tipis terpaksa dan anggukan lelah dipakai untuk menyambut ujaran yang tiada akhir. Bersama dengan seorang Bokuto Koutarou selama satu jam saja sudah buat dirinya capek. Lihat saja, dia sangat enerjik dan aktif bertanya sambil mereka berkeliling di sekitaran kebun binatang kota Tokyo. Dimulai dari bagian binatang jinak hingga reptil. Padahal Navira berpikir kalau pemuda tersebut adalah tipe yang rajin ke kebun binatang kalau di akhir pekan, tapi sepertinya tidak.
Mungkin karena latihan terus jadi kurang piknik?
Begini saja dia sudah capek selama seharian. Apalagi kalau tiap hari musti ditemani begini?
Sejenak Navira mengheningkan cipta berpikir begitu, dia jadi sangat menghormati Akaashi dan para manajer yang mengurusnya tiap waktu.
Sementara ia terdiam dengan pikiran, kapten Fukurodani tersebut menyadarkannya.
"Kau kenapa?"
"H-Hah?"
Dia mendongak melihat Bokuto yang keheranan menatapnya.
"Ada apa? Kau daritadi kupanggil malah diam saja."
Navira menggeleng, tersenyum agar tidak ditanya lagi. "Bukan apa-apa! Ada apa memangnya?"
"Aku lapar. Kita beli makanan dulu yuk!" Pemuda tersebut cemberut memegang perutnya dengan ekspresi kekanakan.
"Ya sudah. Di sana ada yang jual es krim. Kita beli saja."
Usulnya yang menunjuk ke tempat penjualan es krim disambut anggukan oleh yang lapar, dan akhirnya mereka membeli kudapan dingin tersebut.
Sambil berjalan memakan dan menjilati es krim, Navira tertawa kecil saat Bokuto melontarkan beberapa cerita lucu saat training camp lalu, lalu hal yang disukai dan tidak disukai, serta berbagai hal lainnya.
Tapi saat berjalan di tengah di tengah keramaian, Navira hampir terjungkal ke depan gegara didorong oleh orang-orang yang lewat, alhasil es krimnya tumpah.
"Ainamida, hati-hati!"
"Ah, aku tak apa-Es krimnya.."
Sungguh sial, es krim vanila tadi tersenggol dan tumpah mengenai baju di sebagian besar dada bagian atas sang gadis.
Padahal itu salah satu pakaian yang paling sering dipakainya, malah sekarang kotor terkena lelehan.
"Ah, tissue mana ya..." Tangannya mencari tissue pack di dalam tas selempangan, sebelum merasakan sesuatu menutupi kedua pundaknya.
Navira mendongak pada Bokuto yang tersenyum.
"Kau bisa pakai jaketku. Akan jadi masalah kalau kau dilihat banyak orang dengan pakaian ternodai es krim begitu."
Navira terdiam.
Kenapa rasanya dia jadi mendadak perhatian begini? Setahunya ia berpikir kalau Bokuto akan panik karena situasi seperti ini, atau mungkin bisa ala drama queen dengan menyalahkannya.
Aneh. Tumben dewasa begini. Lagi good mood kah karena jajan es krim?
"A-Aku akan cuci jaketnya, biar aku kirim di paket."
"Tak apa kok, lagipula aku tak mau merepotkanmu. Akaashi selalu bilang tidak boleh merepotkan orang lain."
Astaga, dia penurut pada pawangnya.
"Ayo kita ke tempat pertunjukan burung! Aku mau lihat burung hantu!"
Bokuto menarik Navira yang pasrah ikut pada akhirnya, melihat pertunjukkan dan berfoto bersama burung elang dan burung hantu bintang atraksi pada hari itu.
Mereka juga sempat mampir ke tempat souvenir yang tak jauh dari gerbang keluar.
Bokuto membeli gantungan burung hantu, satu untuknya dan satu untuk Navira.
Tunggu, kalau diperhatikan lagi... burung hantunya mirip dengan Bokuto.
Oke jadi pengen ketawa.
.
.
.
.
Tanpa sadar, hari kian sore. Bokuto mengantarkannya ke stasiun Tokyo menggunakan transportasi umum.
"Hari ini menyenangkan sekali!~ Kau menikmatinya, Ainamida??" tanyanya yang disambut anggukan juga.
"Ya, menyenangkan. Kau juga sepertinya bersenang-senang, Bokuto-san."
"Tentu saja! Sudah lama aku tidak ke tempat itu. Lega rasanya bisa main lagi!~"
"Kau jarang jalan-jalan ya? Memangnya tidak ada waktu?" Navira bertanya begitu.
"Ada sih, cuma aku lebih mementingkan latihan daripada tak bisa apa-apa. Aku tak bisa puas diam kalau tidak melakukan sesuatu." ujar pemuda tersebut, membuatnya mengerti alasannya, walau ada banyak pertanyaan lain.
Tapi lebih baik ke sampingkan saja dahulu daripada dibilang ikut campur.
Setelah turun, mereka berjalan dan sampai di depan pintu masuk stasiun.
"Terima kasih untuk hari ini, Bokuto-san. Aku menikmati tantangan kencan hari ini. Terima kasih telah mengantarkanku." Navira membungkuk singkat sambil berterima kasih.
"Ya, tak masalah. Lagipula libur sesekali juga tak apa kok! Sampaikan salamku pada Tsukki, Chibi, dan Sawamura. Hati-hati ya!"
Bokuto melambaikan tangan, sementara gadis ikut membalas, dan akhirnya pergi masuk ke dalam stasiun.
Navira menaikki kereta yang tak terlalu ramai dan duduk di bangku penumpang sebelum menghela napas lelah.
Tadi petualangan yang melelahkan. Tapi dia cukup senang, karena bisa mencapai tujuannya. Dan lagipula, dia dapat oleh-oleh yang imut nan menggemaskan.
Navira menatap gantungan yang bergambar burung hantu tersebut.
"Kekanakan, tapi manis dan penurut. Kurasa tak masalah kalau kelelahan dengan menemani orang itu." gumamnya sambil tersenyum geli.
Hari yang terlalu cerah telah berganti, menjadi kesorean senja yang tenggelam di ufuk barat.
Dan menemani gadis tersebut kembali ke Miyagi dengan aman serta sentosa.
.
.
.
To Be Continued
===========================================================================
As always, thank you for reading!~♡♡♡
Heyya guys!~ Sorry for waiting too long. I look like had nothing to do, but actually I'm busy with the mid-test rn in college and it's really stressed me out!~
Anyway, I'm sorry for not update faster. So many tasks to do so today finally I can finish this date chapter. FUQQQQ IMMA SO STRESSED.
.... OK go on.
Hope you enjoy this chap, and lets see at the next chap that I'm gonna update soon or later, guys!~
The next target is Futakuchi Kenji, the New Captain from Datekou~~~ I wonder what date spot that is good to be visit by them? Fufufu~~~
Whatcha guys think about it? If you really like this story please consider to vomments. And tell me what do you think about the chapter!~ Hope you like it!
Okay now, bye~~~☆☆☆☆☆
Regards,
Author🦉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro