Chapter 6: Third Mission Date!
BGM for the Chapter: Whatta Man - I.O.I
.
.
.
Terik.
Terik sekali.
Rasanya seperti mau meleleh dan mati saja, pikir Navira yang terduduk diam tak berdaya-tapi untung saja dia berada di kereta yang mempunyai AC. Coba saja kalau yang dipesan tiketnya itu kereta modal AC alam, bisa masuk angin habis ini-apalagi kencannya bisa batal.
Duh, merepotkan sekali.
Sekarang ia tengah duduk di dalam kereta shinkansen menuju Tokyo. Sudah ditentukan kalau mereka akan melakukan tantangan sialan temannya tersebut di ibukota, apalagi sekarang mulai masuk liburan musim panas-dihitung dari hari kemarin.
Dan sudah dipastikan kalau tantangan kali ini bisa menguras uang tabungan bulanan-tapi, untung saja Arisa memberikan uang kompensasi sebagai gantinya.
"Lihat saja nanti, aku akan membalas dendam padanya. Eh tapi, aku jahili saja dia ya..."
Voodoo? Penjahilan selama sebulan? Sepertinya takkan berhasil, mengingat temannya itu cukup mampu membayar bodyguard dan penembak jitu jikalau pun mau.
Bisa mampus nanti Navira kalau macam-macam.
[Mohon perhatian, pemberhentian akhir di Stasiun Tokyo. Periksa barang-barang anda agar tak tertinggal...]
Suara elektronik khas untuk pemberitahuan kereta terdengar, menandakan bahwa sebentar lagi tumpangan gadis Karasuno tersebut akan segera sampai ke tujuan.
Sambil bersiap dengan tas selempang kecil berwarna merah marun, kali ini Navira berdandan sedikit tomboy-walau pun dirinya memang begitu dari dulu. Kuncir ponytail seperti biasa, jaket denim warna cerah setengah berlengan yang digulung, kaos putih polos, dengan dipadukan skinny jeans dan sneakers berwarna monokrom-membuat penampilan Navira makin boyish dari biasanya.
"Akhirnya bisa pakai begini. Dari kemarin cuma pakai baju mini semua..." keluhnya sambil berjalan keluar dari kereta untu bertolak ke gerbang stasiun.
Masih diingat kalau di kencan sebelumnya, Navira memakai baju renang dan baju yang cukup feminim walau masih sopan-baju kaos pendek dengan floral dress langsung warna oranye dipadukan sepatu slip on shoes putih-di kencannya dengan Sawamura.
Sambil berjalan mengingat-ingat arah kemarin, gadis tersebut menggenggam ponsel yang berada di dalam saku celananya saat berbunyi nada panggilan.
"Halo? Oh, Kuroo-san. Aku sudah sampai.. Eh? Kau di luar? Baiklah. Nanti aku sms lagi." Dia mengakhiri panggilan setelah menekan tombol sebelum melangkahkan kakinya lagi menuju gerbang keluar dari Stasiun Tokyo.
Ketika sampai, perempuan bermata giok itu melirik ke segala arah, berharap untuk menemukan sang bersangkutan-yang katanya telah sampai untuk menjemputnya.
Tak sabaran, dia mencoba menghubunginya. Tangannya memegang ponsel sambil menunggu saluran penghubung elektronik seraya menoleh ke segala arah-sebelum pandangannya menangkap sesuatu yang tak sengaja ia lihat.
Tepat di dekat beberapa meter dari tempatnya berdiri, ada yang menarik perhatian.
Seorang pemuda berkacamata, berambut hitam tegak, serta berjaket yang diselempangkan di pundak tengah berdiri di atas motor yang ditumpanginya.
Dia menuruni sepeda motornya dengan penampilan yang mengundang perhatian.
Banyak orang-dari beberapa yang melewatinya dan mencuri lirik, seakan sangat langka kalau ada orang yang sekeren itu berdiri menunggu di dekat stasiun kereta.
Tapi tidak untuk Navira-seperti melihat orang salah kostum.
Apakah fashion ibukota seperti ini?
Ratapan Navira makin membahana tapi ia telan dalam-dalam di hati.
Terlihat juga, pemuda itu merogoh kantong dan menjawab ponselnya sembari menjawab panggilan dengan ceria.
"Halo, Navira-chan~"
Ugh. Lihatlah senyuman iseng dan menjengkelkan itu.
"Kau bisa melihatku dari gerbang." jawabnya singkat.
Kepala pemuda itu mendongak dan mendapati tak jauh darisana ternyata gadis yang ditunggu telah tiba.
Tangan gadis itu menekan tombol merah di ponselnya dan berjalan menuju pemuda yang sekarang bersender di motornya.
"Kuroo-san, kenapa kau berpakaian begitu?" Navira langsung bertanya dengan heran.
"Karena ini style-ku. Kenapa?"
Ugh. Jangan kesal. Bertahanlah, ini hanya sehari saja-
Mantra itu Navira lakukan berulang kali dalam hati agar tidak meledak kepalanya saat meladeni sang kapten Nekoma.
"Tolonglah, kau menarik perhatian orang-orang. Apakah style kalian orang kota itu selalu begini?"
Kedua bahunya mengendik singkat dengan acuhnya, "Tidak juga."
Bullshit sekali.
"Lagipula," sambungnya lagi. "Ini juga untuk tantangan, bukan?"
Gadis tersebut termenung sejenak.
Benar juga, ini ide tantangan kencan sialan itu.
Harus mereka lakukan secepatnya.
Kuroo memakai jaket kulitnya dan menaiki motornya sembari mengisyaratkan perempuan itu untuk ikut, "Ayo cepat naiklah."
"Eh? Memangnya mau kemana?" tanyanya, membuat sang pemuda tersenyum misterius dan iseng.
"Ke tempat penuh pengetahuan. Akan kuajak kau untuk berkeliling Tokyo."
Navira menatap balik padanya, mengerjapkan kedua mata dengan bingung.
.
.
.
.
.
"KUROO-SAN, TOLONG BERHENTILAH!!"
"Hee~~~ Kenapa? Bukannya menyenangkaaann?~"
"MENYENANGKAN APANYA, AKU TIDAK SETUJU UNTUK INI!!!"
"Tidak apa-apa!~ Kau aman kok~~"
"JUSTRU SEBALIKNYA-KYAAA!! JANGAN TAMBAH KECEPATAAANN!!!"
Maaf membuat para pembaca sekalian tuli-dikarenakan mereka berdua tengah berada di tengah jalan raya yang lenggang dan besar. Demi untuk cepat sampai ke tujuan, Kuroo membawa motornya dalam kecepatan 80km/jam, yang membuat yang diboncenginya teriak ketakutan dan hampir membuat telinga pemuda itu tuli. Ada guna lainnya untuk helm yang dikenakan; selain melindungi kepala dari cedera-juga melindunginya dari suara keras beberapa oktaf hasil ciptaan sang gadis Karasuno kita tersebut.
"Po-Pokoknya, tolong pelankan! Aku takut, Kuroo-san!!" pekik Navira yang memegangnya dengan erat saat dibonceng di motor.
Baru kali ini menaiki motor yang kecepatannya maksimum, Navira makin tidak yakin kalau dia akan selamat. Yang bisa ia harapkan hanyalah semoga saja dia tidak memiliki gejala jantungan dan mabuk darat setelah ini.
"Jangan takut! Ada aku, kok!~"
Suara geraman mesin motor makin mengaung, menandakan kecepatan ditambah-membuat gadis itu makin berkeringat dingin di dalam helm yang ia kenakan.
"Tu-Tunggu! Jangan dITAMBAH LAGIAAAAGGHHH!!!!"
Teriakan itu makin melengking sambil Navira memeluk badan dan pinggang Kuroo sekuat yang ia bisa, agar tidak terbang ataupun loncat ketika kecepatannya makin melesat. Tujuh menit terasa seperti tujuh jam baginya dalam siksaan pengebutan yang dilakukan oleh sang pemuda Nekoma, hingga akhirnya mereka sampai di parkiran yang lumayan ramai.
"Oke, kita sampai!~"
"Ughh...."
Oke, sepertinya dia memang butuh rehat sejenak.
Navira perlahan turun dari motor dan membuka helmnya, terlihat kusut dan sangat bermuka 'imma so done with this shit'. Sementara Kuroo malah terlihat refreshed dan bersinar, bahkan terlihat lebih macho dan karismatik.
Perpaduan yang tak menggembirakan.
"Kita ada dimana ini?" tanya Navira sambil memberikan helmnya, disambut yang bersangkutan dengan kalem.
Kuroo turun dari motor setelah menguncinya, menggantungkan helm sembari menunju ke arah belakang sang gadis, "Aquarium."
Dia berbalik dan melihat bangunan yang cukup besar, dan terdapat papan tanda bertulisan 'AQUARIUM' tersebut terpampang jelas.
"Hei."
Navira menoleh dan melihat tangan pemuda tersebut diulurkan lalu kepada sang empunya.
"Yuk. Kita lakukan."
Termenung sejenak, akhirnya diterima uluran tersebut dan mereka masuk ke dalam bangunan.
"Uwah... Ikannya banyak sekali."
Mereka tengah melihat-lihat tempatnya yang besar. Tempatnya cukup nyaman dan luas, jadi mereka berencana untuk berputar sejenak di lorong tur yang menarik.
"Lihat, ada ikan badut." Navira mendekati kaca, langsung menatap segerombolan ikan badut berwarna oranye tersebut bersama dengan sekelompok ikan berwarna biru.
"Bukannya itu Nemo, ya? Ada Dory juga tuh." celetuk Kuroo sambil ikutan juga, membuat sang lawan bicara sweatdrop.
"Itu kan hanya di kartun saja.."
Navira mulai tahu kalau Kuroo suka sekali dengan yang begituan-walau pun agak menyebalkan seperti yang ia duga.
Semakin lama, mereka melihat-lihat ke dalam dan mengetahui banyak akan jenis ikan dan hewan laut saat Kuroo menjelaskan habitat, kelakuan, serta makanan apa saja yang dimakan.
Dua jam telah berlalu, dan keduanya keluar dari bangunan karena merasa lapar habis berkeliling.
"Mau makan apa? Aku saja yang bayar." Kuroo menawarkan diri tapi ditolak halus.
"Oh, tidak perlu. Aku bisa bayar sendiri, Kuroo-san-Ah! Ada crepe disitu. Ayo!"
Tanpa aba-aba, Navira berlari kecil dan berencana untuk membeli-membuat pemuda Nekoma tersebut hanya diam menurut saja. Setelah membeli, mereka pun makan sambil berjalan santai ke parkiran setelah berfoto ria dengan berbagai pose. Apalagi pose ala kucing.
"Kuroo-san, bagaimana kau bisa mengetahui banyak soal aquarium?"
"Suka saja sih, apalagi aku suka sekali ikan. Mereka enak kalau dimakan." Kuroo mengunyah crepe miliknya.
Ternyata dia juga suka makan ikan, pikir Navira watados dan mengangguk kecil paham.
"Oh iya. Mau ke tempat terakhir, tidak?" tanya Kuroo dengan santai, membuat Navira memiringkan kepala dengan polos dan penasaran.
.
.
.
.
.
"Disini?"
Kuroo mengangguk singkat.
Mereka berdua telah di dekat dermaga kota Tokyo, jarak dari Aquarium dan pelabuhan sedikit jauh dan memakan waktu untuk kesana. Ditemani oleh dua es krim coklat yang mereka beli, kedua pemuda pemudi tersebut berdiri di dekat pagar beton pelabuhan. Bahkan, pemandangan matahari terbenam terlihat cantik dari tempat mereka berdiri.
"Tapi kenapa..."
"Ini tempat favoritku. Biasanya kalau aku sedang ingin mencari inspirasi atau bosan, aku dan Kenma sering kesini untuk sekedar menenangkan diri."
Navira menoleh ke arah Kuroo yang masih menatap kalem pada pandangan sang senja.
Pemuda itu melanjutkan, "Indah, bukan? Rasanya tenang melihat pemandangan sejenak setelah dari latihan yang intensif. Kadang aku biarkan mereka untuk bersenang-senang juga-daripada tertekan karena turnamen, sehingga mereka memberikan yang maksimal di latihan maupun pertandingan."
Gadis itu menoleh ke arah pandangan sang matahari terbenam. Memang benar, terasa sangat damai dan tenang-tak heran kalau kapten Nekoma tersebut mempunyai spot rahasia ini.
"Kau sangat peduli pada timmu, bahkan walau pun mereka berusaha keras. Kau tipe orang yang cukup bertanggung jawab ya." ceplos polos sang asisten manajer, membuat Kuroo tertawa kecil.
"Entahlah. Aku tidak yakin kalau aku bertanggung jawab, bahkan mengurus klub saja harus minta tolong pada rekan timku sendiri."
"Itu tidak benar."
Kuroo melirik sambil menoleh, mendapati Navira yang masih menatap pemandangan laut berwarna jingga tersebut.
"Kalau kau tidak bertanggung jawab, maka Kenma-san dan yang lainnya takkan mampu bersama membuat tim Nekoma menjadi salah satu yang kuat."
Gadis bermata giok itu menoleh dan menyengir lebar, "Lagipula, menurutku kau adalah pilar dan pimpinan mereka yang terbaik di Nekoma, Kuroo-san!"
Terhenyak sejenak, pemuda itu seraya tersenyum tipis balik padanya dan memandang kembali matahari yang mulai sirna cahayanya, bersama dengan sang gadis dari sekolah musuh bebuyutan.
"Percayalah, aku tidak begitu."
.
.
.
.
.
"Baiklah. Sampai jumpa, terima kasih untuk semuanya."
Setelah itu, hari sudah mulai menunjukkan pukul jam tujuh kurang. Navira akhirnya sampai ke gerbang depan stasiun oleh Kuroo-yang dengan baiknya mengantar dan turun dari motor, pastinya.
"Tak masalah. Jangan lupa kasih salam kepada mereka, ya. Aku tak bisa mengantarmu sampai dalam karena tak ada tiket." ujarnya, disambut anggukan mengerti.
"Ya, tak masalah. Kalau begitu sampai jumpa, Kuroo-san."
Lalu ia berbalik, tapi baru tujuh langkah berjalan, sang pemuda memanggilnya.
"Navira!"
Gadis itu berhenti dan menoleh, mendapati Kuroo tersenyum tipis padanya.
"Terima kasih kembali."
Mendengar itu, tanpa sadar senyumnya kembali muncul dengan mantap dan membungkuk singkat sebelum pergi masuk ke dalam terminal stasiun. Lima menit menunggu, dia masuk ke dalam kereta dan duduk di tempatnya.
Mengingat lagi akan semuanya, cukup menyenangkan dan bisa mempererat pengenalannya dengan para kapten terhormat; salah satunya seperti Kuroo Tetsurou dari Nekoma.
Pengalaman tantangan kencan di Tokyo takkan dilupakan seumur hidupku...
-Begitulah yang Navira pikirkan sebelum tertidur di kereta, yang akan membawanya pulang menuju Miyagi.
.
.
.
To Be Continued
===========================================================================
just some short AN. Thank you for reading!~♡♡♡
Heyya guys!~ Sorry for waiting too long. I look like had nothing to do, but actually I'm busy af. so yeah.
Anyway, its my birthday today!~ Yeyyyy happy birthday to me. And this chapter is my birthday present to celebrate with you all. ^^ Hope you enjoy this chap and lets see at the next chap that I'm gonna update soon or later, guys!~
The next target is Bokuto Kotarou from Fukurodani aka the Owl Captain! HEY HEY HEY!~~~ #stoplmao
Whatcha guys think about it? If you really like this story please consider to vomments. And tell me what do you think about the chapter!~ Hope you like it!
Okay now, bye~~~★☆★☆
Regards,
Author🐈
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro