Chapter 4: Second Mission Date!
BGM for the Chapter:
Lee Sung Gi - Losing My Mind (My Girlfriend is A Gumiho OST)
.
.
.
Siang di akhir pekan itu sangatlah terik.
Banyak yang menghabiskan waktunya di dalam rumah jika hari tengah menyengat begini.
Tapi tidak untuk protagonis kita; Navira Ainamida-yang harus pergi keluar dikarenakan ada hal penting yang harus ia lakukan.
Apalagi menyangkut harga diri juga janji.
Niat menghabiskan waktu akhir pekan dengan santai, sambil makan cemilan dan menonton Super Hatsukoi harus punah sudah-dikarenakan tantangan kencan sialan yang mencekik kantong jajan miliknya.
Bagaimana nanti kalau gagal?
Tidak, harus positif! Ayolah, dengan Daichi-senpai saja bisa. Kenapa harus takut pada Oikawa-san?
"Tapi akhirnya aku disini sekarang..."
Setelah keduanya sepakat akan perjanjian-juga bayarannya dengan makanan, jadi sekarang ia tengah berada di depan halte bis untuk menunggu pemuda yang akan membantunya menyelesaikan tantangan konyol ini.
Dia pasti sudah tak waras.
Bahkan Sawamura menawarkan untuk menemaninya, tapi langsung ia tolak karena berniat mencoba untuk mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain.
Lagi pula, salahnya karena menerima tantangan itu. Anggap saja ini hukumannya.
Masih ada efek yang membuatnya merinding jika di dekat sang kapten Aoba Jousai tersebut.
Yah, semoga saja sama lancarnya dengan kencan yang kemarin.
"Hei!"
Sontak, Navira menoleh cepat dan mendapati Oikawa tengah berlari menghampirinya sambil terengah-engah. "Maaf ya. Kau sudah menunggu lama?"
Dia menggeleng singkat. "Tidak kok. Baru lima belas menit saja-"
"Itu lama! Aduh, maafkan aku. Sebagai gantinya, biar aku yang membayar ke destinasinya."
Tangan kanannya menunjukkan kupon diskon untuk Waterpark Miyagi Land.
Melihat itu, gadis berambut coklat kemerahan tersebut menatap kupon dan Oikawa secara bersamaan-dari ekspresi kaget menjadi tampang curiga datar.
"Oikawa-san dapat darimana? Nyolong ya?"
Ceplosan pedas dan datar dari sang gadis Karasuno itu pun mendapat kemonyongan yang tiada tara dari yang bersangkutan.
"Kejamnya!~ Aku mendapatkannya karena dikasih temanku-mengingat kalau kita akan melakukan tantangan ini disana, jadi dia berikan kuponnya padaku."
Memang benar, mereka semalaman bertukar pesan akan dimana melakukan tantangan kencan ini. Navira sebenarnya tidak masalah mau kemana tujuan mereka, tetapi karena Oikawa mengusulkan-juga ngidam mau ke Waterpark tapi teman-temannya tidak sempat menemaninya dikarenakan rutinitas lain/malas-maka akhirnya opsi terakhir dipakai sang kapten flamboyan tersebut agar tokoh utama kita ikut bersenang-senang (baca: menderita) dengannya.
One stone hits two birds.
Tak ada teman, penantang pun jadi.
Tantangan kencan diselesaikan, begitu juga ngidam Oikawa Tooru terlaksana.
Licik? Memang. Tapi itulah satu-satunya jalan dengan simbiosis mutualisme.
Sama-sama menguntungkan, bukan?
Kalau diperhatikan lagi, pakaian keduanya terlihat sangat santai.
Oikawa memakai kaos tanpa lengan berwarna a la raggae hippie khas oleh-oleh yang bertuliskan 'MIAMI HEAT' ditutupi oleh kemeja putih tipis berlengan pendek yang tak dikancing, celana kasual santai berwarna coklat muda, sepatu sandal yang nyaman, dan menenteng tas ransel sedang yang mungkin berisi pakaian ganti dan peralatan mandi.
Disamping itu, Navira memakai baju setelan kaos hitam polos bertuliskan putih 'Just Did It', dengan celana kasual selutut berwarna merah, sepatu sandal polos putih, dan tas berukuran sedang untuk menampung pakaian ganti serta peralatan kebutuhan lainnya nanti.
Setelah menunggu selama lima menit, bis datang dan mereka berdua naik selama 30 menit hingga sampai di tempat tujuan.
"Whoa!~ Besarnya! Ayo kita cepat masuk!"
Sambil digeret, Navira hanya bisa pasrah mengikuti Oikawa-yang masih girangnya bagaikan balita mendapat mainan baru-menarik tangannya setelah masuk menyodorkan tiket kupon dan uang pada penjaga pintu masuk.
Pada saat mereka telah masuk ke dalam, sudah ramai dan banyak insan yang mengisi area luas waterpark tersebut. Bahkan wahana airnya juga besar dan tinggi. Laki-laki maupun perempuan, anak-anak hingga orang dewasa pun datang memenuhi-menjadikan tempat tersebut semarak ria dan penuh walau mentari bersinar dengan teriknya.
Navira hanya bisa diam sambil melihat-lihat tempat untuk mereka dudukki dan istirahat, sementara Oikawa memotret selfie dengan pemandangan banyak orang di belakangnya.
"Navi-chan, ayo ikut sini! Kita foto bersama!" Pemuda bertampang 'cantik' itu menarik sang gadis untuk ikut berfoto-sehingga saat dipotret, muka Navira sedikit kaget dan tegang.
Bagaimana tidak tegang kalau yang berfoto bersama denganmu adalah kapten tampan pemilik lemparan mematikan?
"Aduh, aku kelihatan hitam disini, pasti karena matahari-"
Hitam darimananya?!?!?!
Jeritan hati Navira mengendap di dalam kalbu sambil meminta maaf karena mengacaukan beberapa foto yang diambil.
"Sudahlah, nanti kita bisa foto saat berenang. Aku ingin cepat-cepat menaikki seluncuran raksasanya! Ayo, Navi-chan!"
"I-Iya..."
Dengan pasrah, dia menuruti permintaan sang pemuda bermata almond tersebut untuk bersiap-siap.
15 menit berlalu, masing-masing berganti pakaian untuk berenang.
Oikawa sudah bersiap dengan celana renangnya dan baju awal tadi sudah dilepas, membuat dadanya yang sedikit timbul otot pun terlihat. Dia memang berencana mau menuntaskan ngidamnya. Sekarang dia duduk menunggu dengan tasnya di bangku pengunjung dekat toilet dan tempat ganti.
"Kenapa perempuan selalu lama memakai baju... Argh! Aku ingin cepat-cepat berenang~" keluhnya sambil bersedekap tangan, tanpa ia sadari bahwa orang yang bersangkutan datang.
"O-Oikawa-san, maaf menunggu lama..."
"Kau lama sekali! Sudah bagus aku menunggu-..."
Perkataan pemuda itu terhenti saat menoleh ke arahnya.
"Ma-Maafkan aku, tadi di dalam ramai sekali..." cicit Navira yang sedikit gugup dan takut melihat Oikawa marah, walau pada kenyataannya sekarang orang itu terbengong ria.
Matanya yang tajam menatap atas hingga bawah soal pakaian renang yang dikenakan oleh sang gadis asisten manajer Karasuno tersebut.
Yang dia kenakan sekarang cukup membuat beberapa orang melirik sembunyi-sembunyi; bahkan yang bersangkutan pun mulai tidak nyaman dilihat begitu.
"Uhm... Oikawa-san?"
Sahutan gadis itu membuat pemuda bermata almond tersebut tersadar. "Eh?"
"Uhm, apakah aku terlihat aneh? Maaf, aku tidak punya baju selain ini..." ujarnya sambil menunduk malu dan membenarkan jaket renang tipis berwarna kuning yang menutupi tubuh atasnya, walau takut berbuat salah.
Sial, aku mungkin terlihat aneh begini. Kenapa juga Arisa menawarkan ini padaku, pikirnya mau membalas dendam pada Arisa cs.
Oikawa menggeleng sambil berdiri dan memperhatikan lagi Navira.
"Hmm..." Jarinya menjepit dagunya sendiri.
Untuk Oikawa akui, memang tinggi dan bentuk badannya biasa saja-tapi pada saat memakai baju seperti itu, gadis itu terlihat cukup menggoda kaum adam yang melihat.
Bahkan bisa Oikawa lihat dari sisi matanya bahwa beberapa laki-laki melirik sang gadis berambut coklat kemerahan yang terbalut baju renang tersebut-tapi yang dilirik malah tidak sadar bahwa sudah mengundang perhatian orang-orang.
Oikawa menyunggingkan senyuman simpul.
"Kau tak usah malu~ Terlihat pantas dan manis, kok. Cocok untuk Navi-chan!"
Mendengar itu, Navira yang pada dasarnya jarang dipuji pun memerah sekilas dan menunduk malu. Bisa dirasakan dirinya terlihat bodoh berdiri begitu.
Astaga, pakai baju ini saja aku malu. Apalagi diberitahu begitu!!!
Jeritan kalbu sang asisten manajer pun terhenyap di dalam hati saja, sementara ia hanya bisa mencicit malu.
"A-Aku tidak begitu!... Maaf, itu berlebihan. Ta-.. Tapi terima kasih, Oikawa-san..."
"Kau ingin menyelesaikan tantangannya, 'kan? Aku juga mau cepat berenang. Ayo kita lakukan sekarang!~★"
Oikawa menarik tangannya pelan, membuat Navira hanya bisa pasrah ketika diseret dengan girangnya menuju tempat wahana air yang ada.
Semarak ria suasana disana makin riuh dan ramai, apalagi mereka berdua mencoba wahana airnya. Seluncuran raksasa alias water slide, menaikki ban di kolam arus, ember tumpah raksasa, kastil buatan, air terjun, air mancur, dan lainnya.
Navira hanya bisa sekedar ikut walau juga sedikit bersenang-senang. Melihat Oikawa yang kegirangan bermain air, membuat gadis itu hanya bisa memaklumi saja.
Yah, setidaknya tantangan kedua ini sudah bisa terlaksana saja-itu pun sudah cukup bagi Navira.
Akhirnya, mereka beralih di wahana kolam ombak yang sedikit sepi, karena para pengunjung beralih ke wahana lain.
Kolam ombak disitu tak selalu ada tiap waktu. Ada jam-jam tertentu saat ombak dinyalakan, dan permukaan kolam pun langsung bergoyang. Pengunjung ada yang menikmati arus ombak dari pinggiran kolam, ada juga yang berenang melawan arus-bahkan, ada pula yang duduk di atas ban sambil asyik digoyang ombak. Kalau tidak salah, ujung kolamnya ini punya kedalaman 3 meter.
Oke, fix Navira hanya mau di tepi saja, karena tidak bisa berenang sama sekali dan tak mau basah-basahan.
"Uwah~ Tempatnya strategis! Navi-chan, ayo kita berenang!"
Ajakan riang itu hanya disambut yang bersangkutan dengan gelengan kepala singkat.
"Kau saja, Oikawa-san. Aku sedang tidak ingin. Pergilah berenang kalau mau."
Oikawa mengerucutkan bibir saat direspon begitu, kemudian mencoba membujuknya.
"Ayolah~~ Temani aku berenang, sebentaaarrr saja~ Ya??" Dia memohon sambil memakai puppy eyes plus memelas-membuat Navira makin tak enak hati dan menggeleng cepat.
"A-Aku tidak mau, Oikawa-san. Aku disini saja menjaga barang-barang, kau pergi berenang saja dulu..."
"Ayolah~ Tidak apa kok!"
Dia makin ditarik oleh sang kapten sekolah tetangga tersebut hingga diceburkan ke dalam kolam.
"O-Oikaw-Brrphhh!!"
BYUURRR!!!
Oikawa tertawa jahat seperti ketika ia menertawai adik kelasnya-yang sok hebat berambut hitam-
-Yang bersangkutan bersin di sisi ujung dunia lain.
Kembali.
Oikawa menyahut pada yang diceburi, "Tidak buruk, bukan? Harusnya kita lompat sama-sama!"
Hanya gelembung-gelembung yang mengudara perlahan hilang di permukaan yang menjawab pertanyaan pemuda jangkung tersebut.
Hening sejenak.
"Eh? Navi-chan..?"
Hanya hening, dan perasaannya mulai tak enak.
"Navi-chan?.. Oi!"
Tak ada tanda-tanda dari yang masuk ke dalam.
Oh, tidak. Jangan-jangan...
"Navi-chan!!!"
BYUURRR!!!
.
.
.
Sementara itu, yang tenggelam malah tidak bisa melihat apapun selain kegelapan yang mengekang dalam air.
Navira mencoba bergerak dan berenang, tapi apa daya ia tak bisa. Tangan-tangannya digerakkan ke seluruh penjuru sambil menutup mata karena perasaan takut juga nanti tak bisa melihat karena kaporit kolam. Dadanya makin sesak saat tak ada udara; hanya ada air kolam yang khas di sekitar, dan tertelan saat gadis itu mencoba mengambil napas.
Worst feeling ever.
Navira mulai memikirkan rasanya tenggelam. Kehabisan napas, sesak, sakit, kepala pusing, mulut dan hidung menghisap bau khas kimia.
Apakah aku akan mati...?
Pikiran itu mulai membayang di kepalanya seraya mulai tak bisa bernapas. Rasanya sangat sakit dan sesak dalam debaran dada.
Tangan gadis itu mulai lemas karena digerakkan terus menerus serta kesadaran yang mulai hilang-sebelum sedetik kemudian ada tangan yang menariknya, lalu merasa diangkat ke atas dan cahaya terang menyapa masuk ke dalam penglihatannya.
"Uhuk!! Uhukk!.."
Dalam keadaan basah kuyup dan lemas, dia terbatuk-batuk saat menghirup udara bebas dengan rakus-bahkan sangat merasa sesak di relung dada.
Oikawa yang menyelamatkannya-langsung menepikan diri sendiri dan Navira, sebelum naik ke permukaan atas dan menepi di pinggir atas di tempat barang-barang mereka.
Tubuh gadis itu lemas dan kulit tangannya mengeriput, hampir saja kedua matanya akan menutup karena tak sadarkan diri.
Badannya disenderkan ke tubuh Oikawa yang mencoba untuk menyadarkan Navira yang terbatuk-batuk-bahkan kedua tangan kekar itu mencoba menggosok-gosokkan dengan kedua tangan gadis berambut coklat kemerahan tersebut.
"Navi-chan! Kau tak apa?? Oi! Jangan pingsan!.."
Navira mulai tersadar sambil mencoba mengucek matanya yang terbuka pelan, terbatuk-batuk sedikit keras dan merasakan asam kaporit di mulutnya.
"Eh... Oi.. kawa-san..?"
Oikawa menghela napas lega. "Syukurlah~... Astaga, aku sampai panik kuadrat..."
Navira yang mengerjapkan matanya perlahan, lalu mencoba untuk duduk dari senderan Oikawa, sementara pemuda itu menoleh padanya sembari bertanya, "Hei. Kau itu hampir saja tenggelam. Kenapa kau tidak bilang kalau tidak bisa berenang?"
Pertanyaan itu membuat yang ditanya menunduk sambil bahunya bergetar.
"Hiks... Tak bisa.... T-Takut..."
Oikawa tertegun sejenak saat gadis di hadapannya mengeluarkan airmata, tersedu-sedu layaknya anak kecil.
Kedua tangannya mencoba menghapus keluarnya air mancur dari matanya sendiri, "Hiks... aku.. tidak bisa berenang... makanya tak mau pas disu-.. suruh..."
Ekspresinya wajahnya memerah karena menangis tersedu, dan sembab matanya kentara."A-Aku tak bisa berenang.. Hiks.... ma-.. makanya aku takut sekali... O-Oikawa-san jangan-hiks... begitu lagi... Aku takut...."
Melihat sang junior menangis sambil berucap begitu, sang kapten sekolah sebelah hanya bisa terdiam.
Dalam hati, Oikawa sedikit merasa bersalah karena menceburkannya ke dalam kolam ombak yang cukup dalam. Harusnya dia bertanya apakah gadis itu bisa berenang atau tidak.
Pantas saja kalau dia tidak mau ikut tadi, pikir Oikawa sambil mencoba menghapus airmata di mata kanan Navira, untuk sekedar menenangkannya.
"Maafkan aku... Aku tak tahu kalau kau tak bisa berenang. Salahku jadi berhentilah menangis. Oke?"
Navira hanya mencoba menahan tangisnya sambil gigit bibir, mengangguk pelan.
Pemuda berambut coklat tanah itu mengambil handuk yang ada di tasnya sendiri, dan membalutnya pada sang gadis Karasuno-yang langsung menyadari handuk itu bukan miliknya.
"Eh.. Ini 'kan-"
"Pakai saja dulu, kau kedinginan." ujarnya singkat lalu berdiri.
"Aku akan beli minuman. Tunggu saja disini." Senyumnya tipis sambil berlalu, meninggalkan sang gadis sendirian.
Sementara ditinggal sendiri, Navira hanya diam sambil memperhatikan handuk yang dibalutkan padanya.
"Handuknya besar juga... Ah, baunya juga khas..." gumamnya pelan sambil sedikit mencium bau kain tersebut.
Kalau dipikir-pikir lagi, bau tiap kapten berbeda-beda untuk hidung Navira.
Jangan salahkan dirinya yang mempunyai indera penciuman tajam.
Menurutnya, bau Sawamura seperti khas maskulin tetapi lembut disaat yang bersamaan, seperti perpaduan mangga dan madu.
Tetapi, bau Oikawa mempunyai khas yang lain. Seperti bau mint, blueberry juga mampir di penciumannya-walau familiar dengan bau temannya yang lain juga... tapi memang lebih maskulin lagi.
"Ternyata memang beda baunya..."
"Hee~ Memangnya handuk dan orangnya beda baunya?"
Mampus
Navira sedikit terperanjat sambil menutupi diri saat menoleh pada Oikawa yang kembali dengan dua kaleng susu melon hangat.
"O-Oikawa-san, jangan ngagetin napa! Aku bisa jantungan nanti.." seru Navira sambil tertawa kering nan berpelu keringat dingin karena gugup.
Oikawa tertawa kecil dan menyodorkan satu susu hangat itu pada sang gadis-yang pasti diterima.
Gadis bermata giok itu menyeruput susu sambil merasakan hangatnya.
Enak dan hangat, pikir Navira sambil tersenyum kecil dan meneguk beberapa kali.
Oikawa duduk di sebelahnya di bangku pinggir kolam, menatap diam sejenak pada orang yang berlalu lalang ramai disekitar wahana.
"...Navi-chan,"
Yang terpanggil namanya, sesudah meneguk susu langsung berdeham singkat. "Ya?"
"Terima kasih."
Eh?
Navira mengerjapkan mata padanya beberapa kali, tanda bingung.
Sambil menoleh padanya, dia bertanya, "Eh? Berterima kasih untuk apa?"
Pertanyaannya digantung sementara oleh Oikawa yang menyeruput susu melon terlebih dahulu.
"Mau mengikuti permintaan egoisku untuk pergi kesini. Kau sepertinya terlihat terpaksa untuk menemaniku. Aku tahu harusnya kencan itu di tempat yang romantis, manis, dan layak. Tapi, aku malah memanfaatkanmu untuk melakukannya disini-apalagi kita berdua juga harusnya bersenang-senang, tapi sampai kau tak sengaja tenggelam itu... Aku sungguh tak menyangka kalau kau tak bisa berenang. Tahu begitu, pasti aku akan mengajakmu ke tempat lain."
Penjelasan panjang kali lebar dari pemuda berpredikat kapten handal itu membuat gadis di sampingnya hanya bisa terdiam mendengarkan.
Bibirnya perlahan mengeluarkan balasan bernada datar dan biasa.
"Tak kusangka, kukira kau itu sedikit menyeramkan dan buat orang merinding, Oikawa-san."
"Eh?! Demi apa??" Oikawa menatap tak percaya, membuat Navira mengangguk polos sebagai balasan.
Tidak mungkin, biasanya dikatai genit atau sok cari perhatian itu dia sudah kebal-tapi menyeramkan? Sejak kapan dia membuat impresi seperti rivalnya yang beraura menyeramkan dari Shiratorizawa?
Navira menunduk perlahan, "Iya. Sampai ingat servingmu saja membuat merinding. Mungkin dari situlah aku jadi sedikit segan terhadapmu,"
Gadis itu mendongak padanya sambil bibir ditekuk, membentuk sebuah senyuman polos.
"Tapi, ternyata kau orangnya sangat cerewet dan enak diajak bicara. Aku lega!"
Navira melemparkannya pada yang bersangkutan, membuat Oikawa yang tertegun sejenak kemudian tertawa kecil.
"Ya sudah. Sekarang 'kan sudah selesai renangnya, kita pulang sekarang?"
"Oh tunggu dulu," Navira merogoh dalam tasnya dan mengeluarkan ponsel.
"Aku disuruh untuk berfoto sebagai bukti. Boleh? Sebagai ganti foto tadi juga."
"Tentu saja!~"
Akhirnya, beberapa pose terbentuk di potret digital saat keduanya berfoto ria sebelum pulang dari destinasi wisata air tersebut-
-tanpa mereka sadari, bahwa peristiwa tadi disaksikan dari kejauhan oleh tiga sekawan Aoba Jousai bersama dengan Kapten Karasuno.
Mereka menyamar dengan berpakaian santai dan mengintip di taman kecil dekat lokasi pemandangan kolam ombak.
"Astaga, bikin repot saja..." Iwaizumi menyahut sambil menghela nafas dan menyender kasar di bangkunya.
Hanamaki menyengir sambil menahan tawa dengan menyeruput jus persik di tangan kanan, "Halah, padahal kau juga ikut panik dan mau memarahinya pas anak itu tercebur."
Matsukawa tertawa kecil sambil menyeletuk, "Pas sesudah ini saja baru kita bantai kapten sialan itu."
Sawamura yang hanya diam saja pun cuma bisa tertawa garing mengenai komentar mereka.
"Sudah, sudah, kasihan Oikawa. Nanti ketahuan kita menguntit mereka disini."
Iwaizumi yang diprovokasi tadi menyahut. "Kau juga sebenarnya khawatir akan adik kelasmu, bukan? Kami juga khawatir dengan keadaan orang bodoh itu. Apalagi kalau tantangan kencannya kacau."
Mendengar itu, kapten berhati lembut itu hanya bisa menghela napas sambil tersenyum maklum. "Iya... benar juga. Kita khawatir pada mereka-antara bisa atau tidak menjalankan tantangan itu."
"Oh, mereka sepertinya mau pulang."
Celetukan Hanamaki yang menggunakan teropong kecil pun menghentikan pembicaraan mereka, dan detik itu juga keempatnya segera enyah darisana.
.
.
.
.
.
Setelah itu, Oikawa mengantarkannya dekat rumah Navira sebelum bertolak ke halte bus.
"Sampai jumpa lain waktu, Navi-chan. Lain kali belajar berenang ya!"
Navira berpeluh sambil tertawa garing, melambai balik pada Oikawa yang telah berjalan cukup jauh sebelum menghilang di pandangan mata.
"Oke, saatnya pulang~"
Singkatnya, hari ini mereka cukup bersenang-senang-walau sampai dia hampir tenggelam; tetapi itu tak membuatnya trauma hanya karena tak bisa berenang, malah justru merasa bahwa mereka lebih akrab dan berhubungan dengan baik sebagai teman.
Tidak buruk juga mempunyai kenalan dari sekolah lain, pikirnya simpel dan tak ambil pusing.
Kesimpulannya, hari ini sangatlah menyenangkan!
Aku harap yang selanjutnya berjalan lancar, pikirnya dalam hati sebelum bertolak masuk ke dalam rumahnya saat matahari mulai tenggelam di kala senja itu.
.
.
.
To Be Continued
===========================================================================
This is the pic of her swimsuit and body shape (only the swimsuit. Its not her exactly)
I want her to wear what Hideyoshi's from Baka To Test tho but qwq
Well I really am sorry for late update. Its been almost three weeks since I updated.
The first and second week of the college has been a bit... you know, absurd for me even though I met few of previous lecturers-'cuz I met some new one. And I've got a week of days-off from college because of accreditation and grades for the campus. Bless that schedule. I can work on my homeworks more and stories.
FYI: Super Hatsukoi crossover from anime Super Lovers dan SekaiHatsu wwww
So, whatcha guys think about the second date? I made it on the Waterpark because maybe it will probably suits Oikawa (and yes, he choose it because has two discount coupons that was given by Iwa-chan so yep. End of story.)
Fiuh, this is a longer AN lol sorry
The next third is Kuroo Tetsurou. Lets hope that she can impress and have a good luck to persuade the Cat Captain~
Anyway, votes and comments always welcomed~♥
See you at the next third target chapter! XD
Okay now, bye!~~~
Regards,
Author🍀
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro