Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

cermin

Daph membuka ventilasi jendela kamar menghirup segarnya udara matahari pagi. Tatanan rambutnya berwarna perak kembali ia rapikan.

Tumpukan buku Harry Potter kini berserakan di tempat tidurnya dan tak menutup kemungkinan series novel bergenre fantasi maupun sci-fi berjejer rapi di rak buku.

Bermain di alam fantasi ternyata cukup menyenangkan.

"Semoga harimu menyenangkan."

Pantulan Daph di depan kaca tersenyum miring. Berlahan Daph menjauhi cermin itu meremas rambutnya kasar.

***

"Wow! Tambah cantek nih!"

Arga, tak lain teman terdekat Daph mensejajarkan arahnya berjalan bersama Daph.

Gadis itu mendapat julukan 'Peri Trumbella' yang berartikan peri payung. Definisinya seorang gadis berhati lembut yang tak tumbang jika terkena cipratan air hujan maupun air badai sekalipun. Tr-Umbella. Umbrella, payung kan?

Ditambah dengan penampilannya mengambarkan seorang peri kesasar di bumi.

Berhati lembut seperti malaikat. Malaikat tanpa sayap. --Jika boleh Daph juga menginginkan sayap cantik di punggunya sebagai hadiah sifatnya yang lemah lembut selama ini.

Arga. Pastinya berada di kalangan murid populer karena Daph tak akan mau berteman dengan rakyat biasa.

Bukannya sombong.

Peri selalu berteman dengan sedarah di kalangan atas bukan rakyat biasa di bawah politiknya.

Jika kalian bukan murid populer, sekedar mendekat saja Daph akan menghiraukan bahkan mengabaikan. Bagaimana nasib pengemar rahasia?

Mau suka, atau tidak suka? Gadis itu tak akan peduli.

"Gue udah pantes jadi pangeran, belum?"

"Kurang topi coboy." Daph menjijit menaruhkan topi berlogo 'Lenald high' di atas kepala Arga. Ya. Karena tinggi Arga seperti tiang.

"Eh. Eh. Peri nyasar!"

"Kasih jalan dulu. Bersihin."

"Oow. Makasii dayang-dayang." Daph berjalan berlahan melewati gerumbulan sisswi kelas XI-G perhimpunan tukang gosip itu.

"Permaisuri kata lo?"

"Iya. Lo kan dayang-dayang." decak Daph malas. Menekan perkataan terakhir.

Lawan bicaranya tak segan-segan menarik rambut Daph dengan kuat hingga sengaja membuat tubuh Daph tersungkur ke belakang.

"Oh. Shit!" Gadis itu masih mendahulukan rambut pirang kesayangannya meski kini ia telah menjadi sorot perhatian dengan posisi yang berada di lantai.

"Gitu doang? Dasar peri ...---" Daph memilih meninggalkan kerumunan sekuat tenaga berbalik arah.

Kamar mandi. Toilet. Tempat yang ia ingin tuju.

Tubuhnya mulai bergetar hebat hingga sosok lain berwujud sama menatapnya kesal penuh amarah.

"Kau malah membawaku kemari. Aku ingin membunuh semua penghuni kelas terkutuk itu!"

"Terkutuk katamu? Seharusnya kau yang sadar diri. Segera lah keluar dari tubuhku!"

Orang itu tertawa keras begitu mengema. "Apa yang kau harapkan dari tubuh lemah mu itu, Peri?"

"Aku tak selemah itu!"

Nafasnya tercekat. Daph kini berada di pojok kamar mandi. Dengan semua pintu yang terbuka lebar menandakan bahwa tak ada orang lain selain dirinya.

Daph kembali menatap pantulan dirinya. Bayangan itu kini menghilang dengan sendirinya.

Kedatangannya dimulai dengan insiden beberapa tahun silam di mana Daph menemukan siapa sosok ibunya. Kebahagian sekaligus kesedihan yang didapat dalam waktu singkat.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro