Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5.Noxious

"Ke mana pun kau bersembunyi, aku akan menemukanmu. Ketika namamu ada di dalam daftar Noxious, Kau akan mati. Bahkan dengan cara yang kejam."

🖤🖤🖤🖤🖤

Di 21st Century Likeside Estate, Greenwich, Connecticut berdirilah rumah mewah dengan tiga lantai yang dimiliki oleh Sean Johnson. Rumah itu dengan gaya arsitektur Georgia itu begitu terpencil karena Sean sangat ingin menjaga privasi maupun keamanannya.

Sebuah mobil sedan hitam Maybach 62 berhenti di depan rumah itu. Dia mobil yang mengikutinya pun berhenti di belakangnya. Seorang pria yang mengenakan setelan hitam keluar dari pintu depan dan langsung membukakan pintu belakang. Sean yang masih sibuk dengan ponselnya langsung melangkah keluar dan berjalan masuk diikuti pengawal lainnya. Dua orang pelayan menyambut sang tuan rumah di pintu. Namun pria itu terus melenggang masuk tanpa mempedulikan mereka.

Sama halnya dengan bagian luar bangunan rumah itu, di bagian dalam pun desain Georgia juga semakin kental. Dengan warna yang lembut seperti abu-abu muda dengan ornamen yang rumit, ruangan yang tampak begitu simetris dan yang paling menonjol adalah pemilihan jendela Sash yang elegan. Namun gaya klasik khas Inggris itu harus dipatahkan oleh adanya lift yang merupakan bagian dari dunia modern.

Namun Sean tidak pernah mempermasalahkan jika dirinya telah merusak keindahan rumah klasik itu. Karena baginya peralatan modern juga sangat membantu dirinya. Seperti halnya lift itu digunakan agar dia bisa mencapai lantai tiga dengan cepat. Di mana kamarnya berada di lantai paling atas.

Lift terbuka dan Sean melangkah menuju kamarnya. Pintu kamarnya berbeda dengan pintu lainnya. Pintu itu terbuat dari besi dengan bagian sampingnya ada alat yang mendeteksi telapak tangan Sean. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk kamar itu selain menggunakan telapak tangan Sean.

Setelah menempelkan telapak tangannya di layar, pintu pun terbuka karena berhasil mendeteksi telapak tangan Sean. dua orang pria yang masih mengawal Sean pun berhenti di depan pintu kamar dan berjaga di sana. Pria itu akhirnya meletakkan ponselnya di atas meja dan segera melepaskan setelan serta kemejanya. Membersihkan tubuhnya akan membuat pria itu merasa lebih segar.

Namun saat sedang menikmati guyuran air, tiba-tiba alarm kebakaran berbunyi. Sean pun mematikan keran airnya dan meraih handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Dia pun berjalan keluar dan menggunakan interkom untuk menghubungi petugas keamanannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Sean.

"Terjadi kebakaran di baguan dapur, Mr. Johnson."

"Bagaimana bisa terjadi?"

"Kami sedang mencari tahu. Mr. Johnson sebaiknya tidak keluar dari kamar. Anda akan aman di sana sementara kami akan membereskannya."

"Baiklah."

Sean pun mengenakan pakaiannya untuk berjaga ada kondisi darurat. Dia mengenakan pakaian kasual dengan kaos dan celana training panjang abu-abunya. Dia yakin ada yang tidak beres dengan kebakaran itu. Kewaspadaan dalam dirinya pun meningkat. Pria itu tidak tahu ada ancaman lain yang akan segera dia hadapi.

🖤🖤🖤🖤🖤

Di bagian belakang bangunan rumah Sean, tampak Kay yang mengenakan celana panjang hitam dan jaket hitam ketat tengah menarik busur panah. Kedua tangannya yang dilindungi sarung tangan hitam mengarahkan panah itu pada dinding bagian atas dekat jendela di lantai tiga. Setelah bidikannya pas, Kay pun melepaskan busur itu dan membiarkan anak panah yang terikat dengan tali meluncur ke atas dan menembus dinding itu. Kay menarik tali yang terikat dengan anak panah itu untuk mengetahui kekuatannya. Setelah merasa yakin anak panah itu menancap kuat, Kay pun menarik nafas panjang dan menghembuskannya.

"Mari kita lakukan." Dengan gerakan cepat, Kay berjalan di atas dinding itu dengan bantuan tali yang menahan tubuhnya tidak meluncur ke bawah. Dalam hitungan menit saja, wanita itu sudah berhasil mencapai jendela.

Kay mengeluarkan benda kecil seperti mainan mobil dan mencium bagian atas benda itu. "Aku mengandalkanmu, Tiny car."

Kemudian wanita itu meletakkan mobil mainan itu di pinggir kaca jendela. Kemudian mobil mainan bergerak menyusuri pinggiran kaca sembari mengeluarkan laser panas yang mampu membentuk garis yang menembus kaca itu. Kay mengeluarkan benda lain dari dalam sakunya. Sebuah persegi yang terdapat karet yang mampu menempel di kaca dengan bagian atasnya ada ring holder. Setelah mobil kecil itu selesai mengerjakan tugasnya, Kay mengambil kembali mobil kecil itu dan mendorong kaca itu. Dengan ring holder itu membuat kaca tidak jatuh dan menimbulkan suara yang mampu menarik perhatian semua orang.

Dengan hati-hati, wanita itu meletakkan potongan kaca itu di atas lantai lalu melangkah masuk. Dia menoleh ke sekelilingnya. Tidak ada siapapun di sana. Seperti yang diharapkan Kyra, hampir semua pengawal berada di lantai bawah.

"Ke arah kanan. Lalu belok kiri, di sanalah kamar Sean." Kyra memberitahu dari earbuds yang dikenakan Kay.

Kay pun melangkah ke arah kanan sesuai petunjuk sang adik. "Tersisa berapa pengawal lagi?"

"Dua. Mereka masih berjaga di depan pintu kamar Sean." Jelas Kyra.

"Aku harus memancing salah satu untuk menghindari keributan."

"Kau bisa memancing mereka dengan desahan suara Kim." Kyra terkekeh dengan ide yang muncul di otaknya.

"Kenapa harus aku?" Kim tiba-tiba menyahut.

"Buatlah dirimu berguna, Kimisima. Karena hanya kau yang tahu bagaimana caranya mendesah." Kyra mulai suka dengan panggilan itu.

"Sialan kau, Kyra." Kesal Kim.

"Aku bisa melakukannya. Tidak dengan desahan." Kay menggelengkan kepalanya mendengar pertengkaran kecil kedua adiknya.

"Mengapa? Apa karena desahan itu mengingatkanmu pada fantasi liar dengan pria Italia-mu?" Kim terkekeh geli.

"Aku akan melempar Tiny car padamu agar otakmu terbelah, Kim." Ancam Kay.

"Kau membuatnya terdengar mengerikan, Kay." Kim membuat suara seperti mengigil ketakutan.

"Aku pikir aku bisa melawan mereka langsung. Kalian mau bertaruh?" tanya Kay saat sampai di ujung lorong. Dia telah melihat situasinya. Dan sangat mudah untuk melumpuhkan dua orang sekaligus.

"Sepuluh menit untuk Buritto." Sahut Kim bersemangat.

"Tujuh menit untuk semangkok besar ice cream Sundae coklat." Kali ini giliran Kyra.

Kay mencibir mendengar waktu yang disebutkan kedua adiknya. "Seriously? Kalian menganggapku selambat itu? Lima menit untuk pizza ekstra besar."

"Tidak mungkin." Kim tidak percaya Kay bisa menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu sepuluh menit.

"Kau akan melihatnya, Sis." Kay merasa tertantang karena adiknya meremehkannya.

Kay mengambil pisau kecil di pinggangnya. Dia menarik nafas panjang dan mengembuskannya. "Mari kita mulai."

Kyra yang berada di kamarnya pun segera memutar stopwatch untuk mengetahui berapa menit yang dibutuhkan Kay untuk menghabisi Sean.

Kay melangkah keluar dari persembunyiannya dan berlari ke arah dua pengawal itu. Dia melemparkan pisau belatinya dan tepat mengenai leher pria yang paling dekat dengannya. Kedua tangan pria itu hendak mencabut pisau di lehernya. Namun karena pisau itu telah mengenai kedua pembuluh arteri karotis, sehingga pasokan darah ke otak pria itu segera terhenti dan menyebabkan kehilangan nyawanya.

Melihat rekannya tewas, pria berambbut gelap itu meraih pistol dan hendak menodongkannya ke arah Kay. Namun Kay dengan gerakan cepat menendang tangan pria itu hingga pistol ditangannya terlepas dan terlempar ke atas. Kay melompat mengambil pistol itu dan menembakkan pistol itu mengenai kepala pria itu. Ketika kaki Kay menyentuh lantai, tubuh pria itu pun langsung tumbang.

"Pengganggu sudah dilenyapkan."

"Tiga menit berlalu, Kay. Aku yakin aku menang." Kyra memperingatkan.

"Waktu belum berakhir, Little sister."

Dengan masih membawa pistol, Kay melepaskan sarung tangan kanannya. Dia meletakkan telapak tangan di atas layar pendeteksi. Karena menggunakan tangan tiruan Sean, sehingga akses pun diterima. Ketik pintu itu terbuka, Sean mendorong tubuh Kay hingga menabrak dinding. Pria itu tampak terkejut melihat seorang wanita cantik di hadapannya. Dia berpikir akan bertemu dengan pria bertubuh besar yang siap membunuhnya.

"Siapa kau?" penasaran Sean.

"Aku datang dari dunia gelap untukmu. Noxious."

"Noxious?" Sean tampak sanggat terkejut. Pria itu pernah mendengar mengenai Noxious. Iblis cantik yang kejam. Tapi dia pikir itu hanya kabar burung semata.

"Jangan bunuh aku, kumohon. Aku akan membayar berapapun."

Salah satu sudut bibir Kay terangkat menciptakan senyuman seorang pembunuh. Membuat siapapun yang melihatnya akan merasa merinding ketakutan. Tidak ada keraguan di matanya yang unik. Seakan wanita itu tidak akan berhenti sampai tugasnya selesai. Tangan Kay yang berada di antara tubuhnya dan tubuh Sean sedang melepaskan slide yang merupakan bagian atas pistol.

"Sayangnya aku akan tetap membunuhmu. Ke mana pun kau bersembunyi, aku akan menemukanmu. Ketika namamu ada di dalam daftar Noxious, Kau akan mati. Bahkan dengan cara yang kejam."

Kedua tangan Kay yang memegang dua bagian pistol pun terangkat dan menancapkan benda itu di kedua sisi leher Sean. Seketika darah segar langsung mengalir deras. Membuat tubuh pria itu terhuyung ke belakang sebelum akhirnya jatuh ke lantai.

"Done." Kay menyelesaikan pekerjaannya.

"Shit! Empat menit empat puluh detik. Nyaris sekali aku mendapatkan ice cream sundae-ku." Gerutu Kyra melihat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch-nya.

Kay membuang pistol itu dan mengambil kembali pisau belati miliknya yang masih menancap di leher salah satu pengawal Sean. Mengambil tisu di sakunya dan mengelap darah yang menempel di pisaunya. Tidak ada perasaan bersalah di mata Kay setelah menghabisi tiga nyawa. Wanita itu melangkah menuju jendela di mana dia masuk ke dalam rumah itu.

"Pizza big size, I'm coming."

Kay sudah memegang tali dan bersiap hendak turun saat terdengar suara beberapa langkah kaki mendekat. Hingga dia melihat para pengawal yang melihat ke arahnya.

"Bye!." Kay pun langsung melompat turun.

Di bawahnya terlihat Kim sudah menunggunya di atas motor Lightning LS-218 berwarna biru. Sampai di bawah Kay segera melompat di belakang Kim hingga adiknya membawa motor sport listrik itu dengan kecepatan tinggi. Di belakang mereka para pengawal itu langsung membanjiri mereka dengan tembakan. Berkat kelihaian Kim dalam mengendarai motor membuat mereka terhindar dari hujan peluru. Hingga akhirnya mereka berada di jalanan dan terbebas dari kejaran.

"WE DID IT!" Seru Kay dan Kim bersamaan.

Mereka berhasil mengerjakan tugas mereka. Dan setelah ini mereka akan berpesta untuk merayakan keberhasilan mereka. Sesuai rencana Kyra, kakak sulungnya memang selalu berhasil menjalankan tugas utamanya dengan baik. Bahkan jika melihat waktunya tadi benar-benar sangat mengagumkan.

🖤🖤🖤🖤🖤

Kay sadis benar ya. Ngeri euy bayangin dia membunuh. Sesuai dengan blurb ya. Kay memang seperti bunga Autumn Crocus. Bunga berwarna ungu yang sangat cantik tapi berbahaya. Di dalam bunga cantik itu ada senyawa colchicine yang dapat menyebabkan kematian. Hayo loh siapa yang bilang begitu ya?

Menulis chapter ini tidaklah mudah. Karena Marry harus riset tentang bunuh membunuh dan alat yang digunakan oleh Kay. Jadi semoga cerita ini bisa meningkat seperti De Luca's Wound ya...

Okay Marry akan bagiin nih si wanita yang dibilang seperti bunga Autumn Crocus yang cantik tapi mematikan.

Sepertinya Marry menyiksa banyak orang nih. Di lapaknya Gio lagi baper di sini malah ada acara bunuh membunuh hehhehe.... Marry kabur dulu ah.... Sampai jumpa lagi di chapter berikutnya. Byee....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro