Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4.Logan Moretti


Mata mampu berbicara lebih banyak dibandingkan bibir. Memperlihatkan lebih banyak emosi yang dirasakan seseorang. Karena itu mata bisa menjerat seseorang dengan pesonanya atau bisa memeluk dengan kasih sayangnya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan sebuah klub bernama The Pyramid yang terletak di East Village of Manhattan. Bangunan bercat merah usang itu terdiri dari empat tingkat. Di bagian bawah terlihat ada empat pintu. Namun tiga pintu lainnya dihalangi oleh teralis besi. Sehingga hanya ada satu pintu yang digunakan dan dijaga oleh pria bertubuh besar.

Pintu mobil itu terbuka dan Logan yang masih mengenakan tuxedonya mulai melangkah turun. Logan pun melangkah menghampiri pintu itu. Namun pria bertubuh besar itu menahan bahu Logan.

"Kau tidak boleh masuk, Sir. Sedang ada masalah di dalam karena itu klub ini ditutup malam ini."

Salah satu sudut bibir Logan terangkat menciptakan senyuman sinis. Di tambah dengan manik biru Logan yang mampu membuat siapapun diselimuti udara dingin yang menakutkan.

"Karena masalah itulah aku datang."

"Kau Logan Moretti?" Pria itu seketika menarik tangannya saat mengetahui pria di hadapannya.

"Tepat sekali. Jadi kau masih melarangku untuk masuk?" Suara Logan terdengar seperti ancaman di telinga pria besar itu.

"Tidak, Sir. Maafkan aku."

Tanpa mengatakan apapun, Logan langsung melangkah masuk ke dalam. Ruangan dengan cahaya temaram itu jauh lebih senyap dibandingkan biasanya. Tidak ada musik yang mampu mengguncang seluruh ruangan itu. kaki Logan terus membawa pria itu semakin masuk ke dalam. Hingga akhirnya langkah kakinya terhenti saat dia melihat apa yang terjadi di dalam klub itu.

Beberapa orang tergeletak di atas lantai. Entah mereka masih hidup atau tidak. Dan beberapa meja dan kursi tergeletak di atas lantai dengan posisi yang kacau. Dan ada beberapa pecahan kaca yang tersebar di atas lantai. Lalu seorang pria yang mengenakan kemeja hitam berjalan menghampiri Logan. Kedua lengan kemejanya digulung hingga ke sikunya. Sehingga memperlihatkan tato yang memenuhi lengannya. Di tangan kiri pria itu memperlihatkan tato lautan dengan ikan berwarna merah seakan melompat dari laut. Sedangkan di tangan kirinya dipenuh tato wajah beberapa iblis.

"Dia sudah mengakuinya, Giulio?" tanya Logan pada pria itu.

"Sudah, Bos. Memang Swarthy yang telah mengambilnya." Giulio menganggukkan kepalanya.

Tatapan Logan tertuju pada pria yang berlutut di lantai dengan kepala tertunduk. Pria itu mengenakan setelan hitam yang tampak acakan-acakan dan kotor akibat mendapatkan tendangan berkali-kali. Dialah pemimpin mafia Swarthy bernama Enrico.

Logan menghampiri pria itu. Dia melepaskan tuxedonya dan menyerahkan pada Giulio. Lalu melepaskan kancing kemejanya dan menggulungnya. Menampilkan tato yang jauh lebih rumit dari Giulio. Ada beberapa simbol kuno yang dibuat di atas kulit kecoklatannya. Pria itu berjongkok dan menarik rambut Enrico hingga memperlihatkan wajah pria yang babak belur karena mendapatkan banyak pukulan.

"Kau mendapatkan masalah besar telah mengusik Zephyr." Logan melayangkan kepalan tangannya dengan gerakan cepat hingga mengenai pipi Enrico. Pukulan yang keras itu membuat Enrico tumbang dan terjatuh di lantai.

Memiliki julukan si tangan besi, bukanlah tanpa alasan. Karena kepalan tangan Logan memanglah sekuat besi. Bahkan saat ini Enrico merintih sakit karena merasa giginya akan rontok akibat pukulan itu.

Logan berdiri dan menarik kerah kemeja Enrico hingga kaki pria itu tidak lagi menyentuh lantai. Senyuman sinis Logan muncul di wajah tampannya.

"Kau beruntung aku tidak bisa membunuhmu di sini. Tapi aku bisa membuatmu seperti berada di neraka jika kau tidak memberitahuku di mana truk itu berada?"

Jelas Enrico benci dengan kekalahan yang dialaminya. Tapi dia juga tidak bisa membuat dirinya dan juga anak buahnya berada dalam neraka yang dibuat oleh Logan. Enrico mengatakan sesuatu dengan suara yang tidak jelas.

"Katakan yang jelas, Cretino." Logan mendorongan tubuh Enrico hingga menghantam dinding.

"Three Hyatt St, Staten Island." Akhirnya Enrico bisa mengatakannya dengan jelas.

Akhirnya Logan menjatuhkan tubuh Enrico ke lantai. Dia mengibaskan tangannya seakan ada serangga menjijikkan yang menyentuh tangannya. Logan membenarkan letak lengan kemejanya dan mengancingkannya kembali di pergelangan tangannya.

Giulio menghampiri bosnya dan mengikuti pria itu melangkah keluar. Langkah Logan terhenti tepat di depan pintu yang akan membawanya keluar dari klub malam itu. Dia mengambil tuxedo yang diberikan oleh Giulio dan mengenakkannya kembali.

"Perintahkan beberapa orang untuk mengambil truk berisi senjata milik kita." Perintah Logan.

"Baik, Bos." Giulio memang selalu patuh pada Logan. Sehingga tidak heran jika dia menjadi orang yang paling dipercaya oleh Logan.

"Satu lagi Giulio. Cari informasi apapun mengenai Katy Jackson. Dia menghadari pesta amal yang diselenggarakan oleh Alexandra Christopher. Aku ingin kau mendapatkan informasi itu sebelum kita pulang ke rumah besok lusa."

"Aku akan segera mengerjakannya."

Logan menganggukkan kepalanya seakan mempercayakan tugas itu pada Giulio. Lalu pria itu melangkah menuju mobilnya. Saat seroang sopir membuka pintu, Logan berhenti dan tidak kunjung masuk ke dalam. Tatapannya tertuju pada papan iklan display LED yang terpampang di atas gedung tepat di depan klub The Pyramid. Dalam papan iklan itu menampilkan pemandangan lautan yang menyegarkan. Warna biru laut itu mengingatkan Logan pada salah satu mata Katy yang menawan. Perpaduan kecerahan dan kelembutan yang sangat disukai oleh pria itu.

Jika saja bukan karena masalah Swarthy, Logan pasti masih menghabiskan malam itu dengan Katy. Atau bahkan dia akan merayu wanita itu kembali ke hotel Baccarat. Melepaskan gaun biru yang berhasil menonjolkan salah satu warna matanya. Menikmati setiap jengkal kulit coklatnya. Dan menyatukan tubuh mereka.

Logan memejamkan mata dan mengumpat dalam hatinya. Tak pernah pria itu menginginkan seorang wanita seperti saat ini. Logan bukanlah tipe pria yang berfantasi liar. Dia memilih langsung melakukan adegan dalam fantasi liar itu. Namun Katy berhasil mencuri setiap perhatiannya. Dan Logan sangat menginginkan wanita itu. Pria itu membuka matanya dan memilih masuk ke dalam mobil. Berusaha untuk meredam hasrat dalam dirinya akibat fantasi liat itu.

Di dalam bar setelah orang-orang Zephyr pergi, Enriko memukul lantai dengan keras untuk menyalurkan emosi yang meledak dalam dirinya.

"Aku pasti akan membalasmu, Logan Moretti. Akan kupastikan kau mati di tanganku." mata Enriko berkobar karena dendam yang semakin membesar dalam dirinya.

Mendapati kekalahannya adalah penghinaan bagi pria itu. Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi kembali. Bagaimana pun caranya dia akan membunuh Logan Moretti.

🖤🖤🖤🖤🖤

Kyra menggelar kertas berukuran besar di atas meja. Di hadapannya tampak Kim sedang memakan satu persatu potato chips tanpa berniat membaginya dengan siapapun. Sedangkan Kay yang duduk di samping tampak tidak bersemangat dan masih mengantuk. Pasalnya semalaman wanita itu tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan pria asing Italia-nya.

"Ini adalah denah rumah Sean Johnson. Target kita akan berada di dalam kamarnya yang ada di lantai tiga." Kyra menunjukkan keberadaan kamar Sean yang ada di dalam denah itu.

"Akan ada banyak penjaga di setiap lantai. Karena itu aku akan membuat pengalihan di lantai satu. Sehingga para penjaga itu akan berkumpul di sana. Dengan begitu Kay bisa memanjat dinding menuju lantai tiga dengan aman. Dengan menggunakan tangan tiruan Sean, kau bisa masuk ke dalam kamarnya dan membunuhnya. Ada pertanyaan?" Kyra menjelaskan rencana itu layaknya seorang dosen yang menjelaskan pelajaran pada mahasiswanya.

Kim mengacungkan tangannya yang sedang memegang potato chips-nya. Kyra memutar bola matanya malas jika harus berhadapan dengan kakak keduanya yang super bodoh.

"Mengapa bukan aku saja yang membunuh Sean?"

Seketika Kyra menggunakan kedua tangannya untuk membentuk huruf X. "Tidak. Tidak akan kuberikan tugas penting ini padamu."

"Kenapa? Aku juga bisa membunuhnya." Kim memakan potongan potato chips di tangannya.

"Karena kau tidak memiliki hati sedingin Kay. Ketika Sean memohon, 'Oh, Dewiku, jangan bunuh aku. Aku akan berikan apapun padamu.' Lalu kau akan luluh dan justru berakhir di ranjang dengannya."

Kay menahan tawanya mendengar penjelasan Kyra. Terutama bagian ketika Kyra mempraktekkan Sean yang memohon pada Kim. Sedangkan orang yang sedang dibicarakan justru mendengus kesal.

"Aku tidak mungkin melakukannya." Kim menyangkal hal itu.

Kay menepuk bahu adik pertamanya. "Sayangnya ucapan Kyra benar, Kim. Kau ingat target kita pria tampan yang sudah menjual ratusan wanita untuk dijadikan budak sex?"

"Maksudmu Jimmie Niel?" Kim mengingat target spesial itu.

"Benar. Kami hanya memintamu untuk mencari informasi di mana pria itu menyekap para gadis-gadis malang itu. Tapi kau justru bercinta dengannya."

Kim memejamkan mata dan merutuki dirinya sendiri. Lalu ketika dia membuka matanya dia berhadapan dengan sang adik yang tersenyum kemenangan.

"Oh, ayolah. Itu hanya sekali. Lagipula Jimmie sangat menawan." Kim memberikan cengiran tanpa dosanya.

Kyra mendengus kesal. "Sangat menawan? Bagimu semua pria sangat menawan Kim. Kau hanya perlu mengantar jemput Kay. Jadi lupakan keinginanmu itu. Bagaimana denganmu, Kay? Apakah ada pertanyaan?"

Kay pun menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Kau menjelaskan dengan sangat detail, Adik kecilku."

"Aku tidak kecil lagi, Kay. Hentikan panggilan itu."

Kim tersenyum seakan menemukan bahan untuk membalas dendam pada adiknya. "Bagi kami kau itu masih adik kecil kami yang menggemaskan, Kyra."

Kyra melemparkan bantal kecil yang ada di sofa ke arah Kim. Kay dan Kim pun tertawa melihat adik kecil mereka yang kesal.

"Silahkan kalian berkelahi. Aku mau tidur lagi." Kay pun berdiri dan beranjak pergi.

Kim melihat kakaknya melangkah menuju kamarnya. "Hei! Kenapa kau cepat sekali tidur? Apa semalam kau tidak bisa tidur karena membayangkan bercinta dengan pria asing sexy-mu, Kay?"

Kay mengambil bantal lainnya dan melemparkan ke arah Kim. "Tutup mulutmu, Kim."

Alih-alih marah, Kim pun tertawa karena reaksi kesal Kay yang jelas menunjukkan ucapan adiknya memang benar. Kyra bahkan menahan tawanya melihat Kay jadi salah tingkah berkat pria asing yang menawan. Mereka berdua saling melakukan tos. Beginilah ketika Kim dan Kyra sedang dalam mode kompak.

"Kyra, apa kau juga berpikir jika Kay kembali ke kamarnya dan membayangkan dirinya sedang bercinta dengan pria Italia-nya?" Kim mengatakan itu dengan suara kecil.

"Kita pasti akan mendengarkan desahan Kay jika dia melakukannya." Kyra terkekeh.

Lalu percakapan itu terhenti saat mendengar teriakan Kay dari kamarnya. "Jangan sampai aku keluar dan membunuh kalian."

Lalu Kim dan Kyra sama-sama melihat ke arah pintu kamar Kay. Kemudian mereka kembali saling berpandangan. Dan tawa mereka pun meledak. Jarang-jarang mereka bisa menggoda Kay yang terkenal dengan ketenangannya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Waduh ternyata Logan sangat berbahaya ya. Inilah mengapa Kay merasa manik mata Logan itu tampak misterius. Kalau begitu Marry akan bagikan pesona Logan yang bikin Kay gak bisa tidur. Dan juga Marry memperkenalkan tokoh lainnya yang muncul di chapter ini.

Giulio Ruffino


Enrico Sperduti

Marry selalu suka dengan interaksi Kay, Kim dan Kyra ini. Mereka saudara yang bisa jahil tapi bisa juga akrab. Yah namanya juga saudara pasti kadang bertengkar dan kadang akrab ya kan?

Okay sampai jumpa di chapter berikutnya. Yang menagih cerita Abby dan Gio yang dalam sedih-sedihnya, bersabar ya besok pasti Marry update kok. Byee.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro