Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1.Bad Dream

Keluarga akan menjadi sangat kuat ketika mereka bersatu menanggung segalanya bersama. Menghadapi setiap rintangan bersama. Saling menguatkan dan saling menyayangi. 

🖤🖤🖤🖤🖤

Mendengar pintu kamar terbuka, Kay langsung membuka matanya. Tangannya meraih pistol yang dia letakkan di samping bantalnya. Lalu tubuh Kay yang saat ini sudah berusia tiga puluh tahun langsung duduk tegak di atas tempat tidur. Tangannya menodongkan pistol ke arah pintu.

"Wow... Tenang, Sister. Ini aku, Kim." Terlihat wanita berambut blonde yang sangat dikenal Kay berdiri dengan mengangkat kedua tangannya.

Kay menghembuskan nafas panjang dan menjatuhkan tangan ke atas pangkuan. Dengan tangannya yang lain, wanita itu mengelap peluh yang sudah membasahi kulit kecoklatannya. Dia memejamkan matanya mengingat kembali mimpi buruknya. Bukan hanya sekedar mimpi, tapi itu adalah memori terkelam Kay.

"Kau baik-baik saja, Kay?" tanya Kim cemas.

Kelopak mata Kay terbuka dan manik matanya yang unik langsung tertumbuk pada sang adik yang tampak begitu sexy dengan hanya mengenakan kaos dan celana super pendek berwarna pink. Dia tersenyum tipis berusaha untuk meyakinkan adiknya.

"Aku baik-baik saja. Maaf sudah menodongmu, Kim."

"Sudah biasa, Sister." Kim mengangkat kedua bahunya tidak mempermasalahkan gerakan reflek kakaknya.

"Apa ada sesuatu yang penting?" Kay meletakkan pistol di atas tempat tidur. Lalu wanita cantik itu menyibakkan selimut yang menutupi tubuh indahnya yang hanya mengenakan pakaian dalam berwarna gelap.

"Kupikir kau ingin bergabung denganku dan Kyra untuk membahas misi malam ini."

Kay menata rambutnya dengan menariknya ke belakang kepala dan menggelungnya. Lalu dia mengangkat kedua tangannya untuk meregangkan tubuhnya yang kaku setelah tidur selama dua jam.

"Beri aku waktu untuk membersihkan diriku. Setelah itu aku akan bergabung dengan kalian." Kay berdiri dan meraih handuk yang tergeletak di atas kursi.

"Nikmati waktumu, Kay. Kami akan menyisakan burrito untukmu."

Kay yang melangkah menuju kamar mandi di dalam kamarnya langsung berhenti. Dia menoleh ke arah sang adik dan memicingkan matanya. "Jangan menyentuh bagianku, Kim."

"Oh, ayolah, Kay. Sedikit saja." Kim menggerakkan tangannya untuk menunjukkan kata sedikit yang dia ucapkan.

"Baiklah. Tapi setelah itu aku akan membedah perutmu, Kim. Kau masih menginginkannya?" Kay tersenyum lebar seakan yang diucapkannya adalah sebuah lelucon.

Kim pun mendengus kesal. "Kay dan burrito kesayangannya. Aku heran. Apa kau jauh lebih menyayangi burrito dibandingkan aku dan Kyra."

"Ada yang sedang merajuk sepertinya. Ingat pelajaran untuk menikmati bagianmu sendiri, Kim."

Bola mata Kim berputar malas. Dia paling bosan jika sudah memasuki pelajaran tentang sikap. Seakan itu adalah pelajaran paling menyebalkan yang pernah dia pelajari. Kay sangatlah disiplin mengenai segala peraturan. Sedangkan Kim sepertinya adalah segala yang berbanding terbalik dengan Kay.

"Ya. Ya. Terserah. Aku memilih memakan buritoku tanpa ceramah tentang peraturan bodoh itu." Kim pun bergegas keluar sebelum Kay kembali melakukan pidato panjangnya.

Melihat tingkah sang adik, Kay pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu dia melanjutkan langkahnya yang terhenti menuju kamar mandi. Dia berdiri di depan wastafel dengan kaca oval yang menampilkan wajahnya yang sedikit pucat. Dia mengingat kembali mimpi buruknya. Momen di mana dia harus kehilangan kedua orangtuanya dan kehidupannya pun berubah.

Kelopak mata Kay kembali terbuka dan menampilkan dua bola mata berwarna biru dan coklat yang tertuju lurus ke arah kaca. Kedua tangannya mencengkram tepian wastafel hingga membuat jemarinya memutih. Mimpi itu mengingatkan pencarian Kay dan adik-adiknya yang belum menghasilkan apapun. Seakan jejak logo pusaran air yang Kay lihat di tangan seorang pria yang membunuh orang tuanya itu lenyap ditelan bumi. Bahkan sudah delapan belas tahun berlalu, pencariannya masih belum mengalami peningkatan.

Kay pun teringat bagaimana sang ibu menggunakan permainan mulutnya untuk mengatakan jika mereka sangat menyayangi Kay dan juga kedua adiknya. Wanita itu seakan bisa melihat pantulan ayah dan ibunya di dalam cermin. Tangannya terulur menyentuh cermin itu.

"Aku juga menyayangi kalian, Mom and Dad."

Memilih menyimpan kembali memori itu ke dalam kotak dalam pikirannya. Lalu dia memilih untuk memberssihkan diri. Membuat pikirannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Wanita itu tidak akan membiarkan perasaan lemahnya menjadi halangannya untuk menjalankan misinya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Duduk di atas lantai beralaskan karpet bulu yang dibeli Kim setahun yang lalu, ketiga bersaudara Stroud kini duduk melingkar melakukan rapat kecil mereka. Kay sedang menikmati burito kesayangannya yang membuat Kim ngiler. Pasalnya meskipun sudah memakan dua potong burito, tapi ketika Kim melihat Kay yang tampak seperti berada dalam iklan burito yang menampilkan kelezatan makanan Meksiko itu membuat Kim meneteskan air liurnya.

Sebuah pukulan mendarat di kepala Kim membuat wanita itu menoleh. Pelakunya adalah sang adik bungsu mereka, Kyra Stroud. Wanita dengan rambut coklat gelap lurus itu menatap kesal ke arah Kim.

"Bisakah kau mendengarku dan bersihkan air liurmu, Kim." Kesal Kyra karena penjelasan yang baru saja keluar dari mulutnya seakan sia-sia karena Kim sama sekali tidak mendengarnya.

Kim mendengus kesal dan meraih tissue di tengah mereka dan mengikuti ucapan sang adik untuk mengelap air liurnya yang menetes akibat melihat burito yang dimakan Kay.

"Karena si pirang bodoh ini aku harus menjelaskannya lagi. Target kita Sean Johnson akan menghadiri pesta lelang malam ini yang akan diadakan di kediaman mewah Alexandra Christopher. Dan tugas Kim adalah mendapatkan sidik jarinya. Karena tanpa sidik jari itu, kita tidak akan bisa masuk dalam kamarnya."

"Apakah si Sean ini selalu menghamburkan uangnya untuk barang tidak berguna seperti itu? Bagaimana bisa seseorang tidur membutuhkan akses sidik jari." Komentar Kim.

Kay yang sudah menelan burritonya menjawab komentar Kim. "Sean selalu melakukan bisnis yang kotor. Karena itu tidak jarang dia menjadi incaran orang yang sangat ingin membunuhnya. Itulah alasan mengapa pengamanan atas Sean begitu ketat. Dan kamarnya adalah satu-satunya lokasi di mana Sean tidak dikelilingi keamanannya."

Kim menatap Kay yang hendak mengigit burritonya. Namun momen itu terhenti saat Kyra memukul kepalanya dengan pensilnya.

"Jadi kau bisa melakukan tugasmu atau tidak?"

"Itu tugas yang mudah. kau ingin sidik jarinya di mana? Dada atau pantat?" Kim menunjukkan payudaranya yang menggembung dibalik kaos hitamnya. Lalu dia juga menepuk pantatnya.

Kyra memutar bola matanya malas menanggapi kakaknya. "Terserah. Asal sidik jari itu jelas. dan Kay akan ikut ke pesta untuk menjagamu."

Mendengar hal itu, Kay yang hendak merasakan gigitan terakhir burritonya pun harus menghentikannya. "Mengapa aku juga ikut? Biasanya aku hanya mengawasi bocah ini dari jauh."

"Penjagaan Sean sangat ketat, Kay. Kim bisa berada dalam bahaya kapan saja. Karena itu dia juga butuh penjagaan lebih dekat. Aku sudah menyiapkan gaun untuk kalian."

Kay menganggukkan kepalanya mengerti dengan penjelasan Kyra. Lalu saat Kay hendak memakan potongan terakhirnya, tiba-tiba Kim merebut potongan terakhir itu dan langsung memakannya.

"KIM!!!" Seru Kay keras membuat Kyra harus menutup telinganya.

Kim teratawa karena berhasil mendapatkan potongan terakhir milik Kay. Kesal, Kay langsung melompat dan memberikan serangan gelitikkan pada sang adik. Tawa Kim benar-benar memenuhi apartemen kecil mereka. Kyra yang sudah biasa melihat adegan perkelahian dua kakaknya itu memilih beranjak pergi menuju kamarnya. Dan inilah yang selalu terjadi dengan tiga wanita dari keluarga Stroud.

🖤🖤🖤🖤🖤

Sebuah gaun panjang biru melekat di tubuh Kay dengan sangat cantik. Warna biru gaun itu seakan menonjolkan salah satu warna mata wanita itu. Kay menarik gaunnya hingga memperlihatkan kaki panjangnya bersandar di kursi. Dia memasukkan pisau di sarungnya yang melingkar di paha Kay. Menyembunyikan benda tajam itu dibalik gaunnya. Sedangkan di kakinya yang satu tersembunyi pistol yang siap digunakannya.

Terdengar langkah kaki mendekati kamar Kay. Wanita itu menoleh dan melihat Kim sudah berada dalam balutan gaun pendek hitam yang tampak menonjolkan setiap lekukan tubuhnya. Pria manapun yang melihatnya pasti ingin menyentuhnya. Ditambah Kim memiliki wajah cantik yang dibingkai rambut pirang bergelombang yang menambah poin plus bagi sang adik.

Karena inilah Kyra memilih Kim yang mengerjakan tugas ini. Sean pasti akan terpikat dan akan menyentuh tubuh Kim. Tugas Kyra adalah menjaga sang adik dari bahaya dan juga tindakan Sean yang melebihi batas.

"Kau baik-baik saja?" tanya Kim menghampiri sang kakak dan duduk di kursi di samping kaki Kay.

"Bukankah kau lihat aku baik-baik saja. Kecuali kau sudah memakan potongan terakhir burrito milikku."

Kim pun tertawa mengingat kejadian tadi. "Bukan itu maksudku. Aku melihat kau pucat saat bangun tidur. Kau mimpi buruk lagi?"

Meskipun menyebalkan, Kim tetaplah adik yang yang menyayangi kakaknya. Kay menatap sang adik dan melihat rasa cemas terpancar di matanya.

"Aku baik-baik saja, Kim. Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak akan menjalankan misi ini jika merasa tidak baik-baik saja."

Kim bersandar di dinding dan mengalihkan tatapannya ke lantai. "Kau tidak pernah mengatakan apa yang terjadi pada orang tua kita, Kay. Seakan kau menanggung segalanya sendirian. Kami sudah dewasa, Kay. Sudah saatnya kau menanggung mimpi buruk itu dengan kami."

Kay terdiam mendengar ucapan adiknya. Selama ini Kay sengaja tidak mau menceritakan apa yang menimpa orang tua mereka karena tidak ingin Kim dan Kyra terluka. Kay hanya mengatakan jika ayah dan ibu mereka dibunuh oleh pria dengan tato pusaran air berwarna biru.

"Kay." Panggilan dari Kim itu menyadarkan sang kakak.

Wanita itu pun menatap sang adik. Dan dia harus mengakui ucapan Kim benar. Kim dan Kyra pasti sudah siap menanggung cerita yang disebutnya mimpi buruk itu.

"Baiklah. Setelah misi ini selesai, aku akan menceritakannya pada kalian."

Kim tersenyum dan menggenggam tangan kakaknya. "Kita bersaudara, Kay. Menanggung segalanya bersama adalah keputusan tepat."

Kay tersenyum. Dia pun duduk di samping sang adik dan memeluknya.

"Apakah ini acara pelukan gratis?"

Mendengar suara itu, Kay dan Kim melepaskan pelukannya. Mereka melihat Kyra berdiri di ambang pintu melihat kedua kakaknya.

"Kemarilah, Kyra. Ini pelukan gratis yang akan kau sukai." Kay melambaikan tangan meminta sang adik untuk bergabung.

Kyra tersenyum dan langsung berlari memeluk kedua kakaknya. Keluarga akan menjadi sangat kuat ketika mereka bersatu menanggung segalanya bersama. Menghadapi setiap rintangan bersama. Saling menguatkan dan saling menyayangi. Itulah keluarga bagi tiga wanita Stroud.

🖤🖤🖤🖤🖤

Akhirnya bisa melanjutkan cerita ini juga. Dari kemarind tangan dah gatel pengen ngerjain. Gimana nih ceritanya? Di chapter ini gak ada ngerinya kok. Yang ada bikin ketawa karena Kim mencuri potongan terakhir burrito milik Kay. Hehehe...

Okay Marry akan perkenalkan tiga wanita Stroud yang cantik-cantik ini ya....

Kaylee Stroud

Kimberly Stroud

Kyra Stroud

Dan bonus foto burrito yang jadi rebutan Kay dan Kim ya hehehe... Jadi lapar nih perut. Okay sampai jumpa di chapter berikutnya. Byeee....


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro