Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 8 : Pesta

Warn :  Almost 2K Words please read more comfortable or you can read with having a cup of tea or others. Selamat membaca!! ♡♡

  Lagu DJ yang dimainkan di Bar bermain dengan keras dengan banyak Wanita yang berdansa dan tentu ada juga yang berdansa di tiang atau sebut saja Pole Dance, Suasana Berisik, Julia paling tidak suka. Untungnya, Ia akan bermain Judi di ruang sebelah yang megah sekali.

Hiasan yang Arsitektur, Kursi yang disiapkan untuk pemain dan tentu Area Permainan yang tak membosankan. Kali ini Ia akan bermain dengan Beberapa Anggota seperti Ran, Sanzu, Mochizuku dan pastinya, Karakter Utama Kita dalam perjudian Koko. Dan sekarang bertambah dengan Maeko yang langsung menjabat sebagai Asisten Dokter Julia.

Mikey sedang di Rooftop dan berbincang bersama Kakucho sedangkan Rindou duduk di sofa bersama Takeomi yang merokok. 

Ran menghembuskan Vape nya yang langsung di tatap tajam oleh Julia, Julia batuk batuk di detik berikutnya sedangkan Ran hanya tersenyum malas. "Sialan, Jangan merokok disini!" Ucap Julia tak terima.

Tangan Ran diam diam menjulur menuju paha Julia yang terekspos, "Kau juga jangan memancingku," bisiknya.

"Tch, Mesum," Sarkas Julia sambil menepuk tangan Ran yang baru ingin mengelus paha nya.

"Bisakah kalian berhenti Mesum disini? Mau Mulai nih," Koko kembali menenguk Bir nya.

Julia mengangkat alisnya, "Kalian? Ran saja kali, Diamlah Nata De Coco dan mulai saja permainannya!"

Semuanya tertawa terbahalk bahak sampai membuat Koko geleng geleng, "Hahh, Kenapa pula."

"Itu baru Wanita ku!" Sanzu menyahut yang membuat Seluruh Meja fokus padanya bahkan Rindou yang di sebrang sana menengok kecuali Maeko.

Mochizuku yang melihat langsung meminta untuk segera mulai dan disinilah, Permainan mulai. Dadu akan bermain secara bergilir dan dengan poin tertinggi akan semakin banyak Uang yang Ia dapatkan.

Mereka pun bermain dengan segit sedangkan di sisi lain, Kakucho dan Mikey.

Kedua nya sedang berbincang dengan Orang yang Mereka bungkam tutup mulut perihal Pembantaian di Gedung 505 dekat Hotel di Tokyo, Kakucho menyerahkan Tas besar berisikan Uang sebanyak 1,5 Milliar kepada Pria dihadapannya. "Jumlahnya 1,5 Milliar kuharap Kau jaga mulutmu atau Kau yang kena akibatnya." ucap Kakucho.

Pria itu tersenyum senang, Mata nya berkilau kilau an saat melihat Kakucho memperlihatkan isi Koper mini tersebut tertata Uang dengan rapih. Biasanya hal mengenai ini akan di bicarakan dengan Kakucho dan Kokonoi saja namun Mikey ada perihal penting dengan Orang di depannya. "Kau, Jangan coba-coba menyakitinya lagi," Ujar Mikey.

Pria itu mengangguk, "Tenang saja, Ia hanyalah Anak tak berguna lagipula Anakku satu itu jauh lebih baik darinya,"

Mikey hanya diam melihat Pria separuh baya di depannya, "Aku pergi." lalu menuju Pintu keluar Rooftop.

Pria di depan nya membungkuk, "Terimakasih, Mikey."

○○○

"HAH, APA APAAN ITU?!"  Sanzu memekik tak terima Uang nya habis di ambil Koko karena Ia kalah dalam hal Judi tadi.

Koko tertawa, "Sudahlah, Terima saja. Gajimu juga akan cair dalam beberapa Minggu memangnya gajimu kurang hah?" 

"Brengsek Kau, lagian kapan lagi Kau donasikan bukan? " Mochizuku ikut menimpali sambil meneguk Minumannya.

Julia sendiri asik menghitung Uang nya yang aman teratasi bersama Maeko yang asik mengayunkan kedua kaki nya sambil menikmati damai nya hidup, "Maeko, Kau siap dengan Misi pertamamu?" tanya nya.

Maeko mengangguk, "Tentu saja! Itu menyenangkan senior!" 

"Begitu...,"

Takeomi yang sehabis dari Teras depan Ruangan menimbrung dengan kedua nya, "Kalian ada Misi penting besok dan akan menjalankan misi ke New York besok Pagi, Aku akan menjelaskan secara detail ke Kalian dan sudah kusiapkan Anak Buah yang akan membantu Kalian nanti." ujarnya.

"Baik!" Jawab keduanya dengan serempak.

○○○

Mikey pun duduk berhadapan dengan Kami berdua dengan Sanzu dibelakang kursi nya berdiri dengan santai, Mikey mengunyah Dorayaki dengan lahap. "Kalian, berangkatlah ke New York lalu bawa Mafia bernama David John. Ia salah satu Musuh kita yang berhasil kabur dikarenakan data nya di palsukan

Dan Aku ingin Kalian pastikan semua Anak Buah nya yang dinamakan Geng Narvius. Mengerti?"

Kedua nya bertatapan bersamaan lalu nengangguk, "Ya, Mengerti Bos!"

Mikey memutar kursi miliknya dan menatap pemandangan kota dimalam hari. Kriminal seperti Mereka sudah biasa berkeliaran di Malam hari layaknya Kelalawar yang tidur di saat Pagi dan Siang lalu bangun di saat Malam hari, Tiada hari tanpa kejahatan apapun bentuk nya. Mikey pun melakukan ini demi Teman Teman nya, Tak apa asal Teman Teman nya bahagia.

Di sisi lain, Julia dan Maeko bersiap siap menuju New York setelah acara dikarenakan Acara selesai beberapa menit yang lalu kini kedua nya sudah siap dengan Koper isi baju se ada nya dan tentu peralatan senjata tajam berupa Pistol, Bom, Pistol Sniper, Benang yang untuk melindungi Julia saat bertugas sebagai Sniper jadi yang terkena akan tersengat listrik, dan terakhir Pisau lipat dengan bentuk berbeda beda.

Mereka di antar dengan Jet Pribadi Bonten tentunya dan sudah di siapkan Pramugari dan Pilot yang sebelumnya Mereka pastikan dapat menutup mulut nya rapat rapat.

Julia membuka Ipad miliknya dan mencari Info mengenai David John. "David John, Pria dengan Rambut Curly hitam dan selalu Sombong dengan orang di sekitarnya. Kelemahan nya terdapat pada Dada apalagi lamgsung menyerang Saraf Jantung," gumam Julia saat sudah duduk tenang di dalam Jet.

"Hey, Senior. Aku sedikit mengetahui mengenai David, Ia memiliki 3 Markas sekaligus di New York pertama ada di belakang kota, kedua ada di belakang toko Merk Baju terkenal Yves Saint Laurent dan Ketiga, Mereka memiliki Area taman dan Mansion lebar. Ku sarakan kita menyerang di Belakang Kota saja pada saat pukul 2 Pagi," Jelas Maeko.

Julia mematap Maeko ragu ragu namun Misi nya boleh juga, "Hm, Ide bagus. Aku ikut caramu kali ini," Julia menyilangkan kedua tangan nya di depan dada setelah itu menatap Jendela.

"—Maeko tapi bagaimana Kau tau Markas nya disana? Mikey belum memberi tau mengenai itu?" Julia berfikir sebentar, Mikey tidak memberi tau nya perihal itu maupun Sanzu pun begitu.

Maeko sedikit mencurigakan.

"Ah! Bukan begitu senior! Tadi, Senior Ran memberi tau ku sebelum ku berangkat," Maeko mengakhiri kalimat dengan kekehan pelan.

Julia memicingkan mata entah perasaan nya saja atau bagaimana?

"Oh, begitu."

Beberapa Jam kedepan perjalanan dari Tokyo ke New York menghabiskan waktu yang cukup lama dikarenakan Jet Pribadi Mereka adalah Kelas Bisnis yang membuat Julia dan Maeko sedikit rileks dan tidak membuat badan nya sakit semua.

Kedua nya turun di atas Rooftop Bangunan yaitu Hotel yang Mereka siapkan untuk kedua nya, Julia mengibaskan rambutnya kedepan lalu menurunkan kacamata hitamnya. "Kau merokok?" Tanya nya saat melihat Maeko membawa Rokok dan Korek api.

"Ya, seperti yang Kau lihat senior. Ini membuatku sedikit lega setidaknya,"

"Jangan sering sering paru paru mu akan dalam masalah," Julia memberi tau Maeko karena memang betul apa ada nya bahkan Takeomi yang sering Ia ingatkan masih saja. Perokok Aktif mau bagaimana lagi? Selagi bisa ya hilangkan.

Maeko menyalakan korek api dan menghembuskan Asap Rokok ke udara, "Tenang saja senior!"

Julia berjalan ke menuju tangga dan di hadangi Wanita dengan cepolan pada rambutnya, "I'm so sorry for late, Miss Julia. I'm your guide please call me Tyana,"

[Aku sangat minta maaf karena sudah telat, Nona Julia. Aku pendampingmu tolong panggil Aku Tyana.]

Julia mengibaskan tangan nya, "It's okay don't mind it, Where is Mr Jaffar?"

[Tidak apa, Jangan di pikirkan. Dimana Tuan Jaffar?]

Wanita di hadapan nya menunjuk ke Lift, "Mr Jaffar have another bussiness, He really excited for meet both of you so He said sorry for can't meet Ladies from Bonten."

[Tuan Jaffar sedang ada kepentingan lain, Ia sangat bersemangat untuk bertemu Kalian jadi Ia minta maaf karena tidak bisa bertemu Wanita dari Bonten.]

Maeko menggeleng, "No, Please don't say sorry."

Julia menghela nafas lelah, "Tyana, We're too long for talk. Can we just see our room?"

[Tyana, Kita terlalu lama berbasa basi. Bisakah kita lihat kamar kami?]

Tyana pun mengangguk lalu menbawa Kedua nya menuju Lantai Kamar nomor 10, Kedua nya pisah kamar. Julia nomor 319 sedangkan Maeko dapat nomor 310 yang membuat Julia pisah sebentar.

Sesampai dirinya di Kamar Hotel bintang lima miliknya. Julia membuka Tirai Kamar nya, Suasana Malam di New York sungguh Indah namun sebelum itu Ia akan mengganti baju nya dengan baju tidur tipis. Ia menyisir rambut nya depan kaca, Ia memegang wajahnya. "Hahh, Aku jadi mengingat Okaa-san. Sial,"

Julia merebahkan dirinya di kasur sebentar lagi, Ia harus beraksi. Ia membuka laptop dan mencari Info mengenai Naevius yang tak lain Anak Buah David John.

Naevius.

Geng Kriminal atau Mafia yang di dirikan sudah 5 Tahun yang lalu. Mereka pesat di Jepang pada tahun 2016 yang membuat Warga resah, Mereka ahli pada persenjataan dan bom.

Mereka memiliki banyak anggota hampir se level dengan Bonten. Sayangnya, Mereka pernah bentrok setahun yang lalu dan di nyatakan kalah.

Saat ini, ada Wanita bernama Yvonne John yaitu Anak dari David John yang sekitar 27 Tahun sedang menjadi Buronan Polisi.

Julia menelfon salah satu anak buah nya, "Halo, Hakko?"

"...Nona, tolong akh!"

Julia berdiri dari kursi nya, "Ada dua orang tewas di hotel dan Aku berhasil melarikan diri. Semua Anak Buahmu sudah ku telfon," Jelas Hakko.

"Oke, Bagus. Aku akan bersiap ke sana berhati hatilah!"

"Baik Nona!"

Julia mengacak rambutnya frustasi, Ia dengan cepat mengganti baju dengan Satu set Jas putih dengan tanktop hitam. "Bajingan keparat! Awas saja Kau!?"

Julia mengambil semua senjata nya dan menaruh di paha nya.

Ia pun keluar dengan berlari melacak GPS anak buahnya. Lift pun terbuka, Hakko terlihat dengan banyak anak buah.

"Hahh, Kalian berhati hatilah lain kali. Dimana si cecunguknya?"

Hakko menunjuk Pria yang kini di sekap di dekat Lift, Julia menaikan dagu Pria di bawahnya menggunakan Boots Hitam miliknya. "Dimana Bosmu?"

"Aku takkan beri tau, mau seberapapun Kau menyiksa diriku!" Pria di depan nya meludah ke arah sepatunya.

Julia menodongkan Pistol, "Kini Detak jantung mu bertempo 100 karena Kau panik bahkan nada suara frekuensi mu ikutan naik. Kau ini tak sebenarnya berani bukan? Kau pikir Ini candaan hah?"

Pria di depan nya masih diam, Julia mengode ke Anak Buahnya.

"Bopong dia,"

Julia berpose aba aba untuk menendang. Menendang Pria itu? Bukan.

Menendang kaca.

Brak!

Kaca sepenuhnya pecah, Dua Anak Buah Julia menaruh Pria itu seakan ingin menjatuhkan nya ke bawah sana. "Bagaimana? Masih menolak?"

"Arghh! Kumohon! Tolong, Akan ku beritau. Aku di suruh oleh David John!!"

Anak Buah Julia dengan otomatis tetap melempar Pria itu meski bermohon mohon susah payah.

Julia langsung ingat satu pihak yang Ia lupakan.

Dimana Maeko?

[To Be Continued.]

Hayoo main tebak tebak an, Siapa pelaku dibalik ini semua menurut kalian??

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro