Bab 5 : Sakit
○○○
Sebuah tumpukan obat banyak di nakas meja Lab milik Wanita berumur 26 Tahun itu. Matanya cekatan memilih resep yang sama atau berbeda dibantu dengan anak buah nya yang terdiri dari 10 Orang lebih tapi tidak semua disini—Sisa nya di Markas Lab Obat khusus. Julia menjetikkan jarinya, "Hanshirou, Bisakah Kau bawakan Obat New Happiness Capsule?" Tanya Julia.
Hanshirou, Tangan Kanan pertama Julua mengangguk. Ia mencari nya di lemari obat obatan yang sudah Rekan Kerja nya bersihkan kemarin. Obat New Happiness adalah Obat untuk para orang diluar sana yang merasa bosan, lelah dan ingin bahagia—dengan Obat ini akan merasa Ia sangatlah di tengah Good Mood nya namun ada efek samping yang menguntungkan bagi Bonten yang menjual Obat ini yaitu, Pembeli akan terus menerus membeli ini demi kebahagiaan.
Jika Ini dalam Psikotropika maka sudah Golongan pertama karena memiliki efek Candu yang kuat sama seperti obat Ekstasi, STP atau pun LAD.
"Ini, Ketua." Ucap Hanshirou.
Julia mengangguk lalu melihat bahan produksi yang Ia buat. Ia akan membuat Obat jenis baru kali ini dan kemungkinan menguntungkan.
Obat Valium.
Salah satu Obat untuk menenangkan diri saat Insomnia agar tidur lebih nyenyak meskipun sebelum nya Julia pernah membuat namun Obat itu hanya tahan sampai 4 Jam saja. Tak hanya Insomnia namun juga untuk Orang yang depresi atau hal yang mencemaskan akan membuatnya tenang dengan 2 Tablet saja.
Mata Julia setiap kali melihat obat obatan seolah bersinar sinar terang seolah ada Bintang disana. Obat adalah salah satu hal yang Ia sukai setelah Uang dan Motor.
Oh, Pria? Bau Duit lebih menyenangkan dibanding Pria.
Julia sedang tak ada Misi lapangan atau mengharuskan dirinya untuk ikut campur, Ran baru saja pulang dari New York karena bekerja sama dengan Mafia disana. Sanzu sedang menjalankan Misi yang diperintahkan Mikey dan Rekan Kerja nya yang lain tak kalah sibuk.
Ah, kecuali Anggota paling muda di Bonten. Kakucho Hitto. Beberapa waktu lalu terserang Flu Demam yang mengharuskan dirinya libur sementara waktu walaupun sempat di tolak oleh Sanzu karena itu sakit biasa tetapi Julia adalah Mantan Dokter disini yang mengerti.
Perkara Kakucho sakit saja sudah seperti Debat Pemilihan Ketua Daerah.
Julia mengambil 1 Kotak Kecil berisikan obat untuk Kakucho nanti.
Manik Julia menatap Jam yang sudah menandakan Siang Hari, Ia menguap pelan. Sudah sehari tidak tidur dengan nyenyak. Ia melepas Jas Lab dan Kacamata serta Masker. "Hanshirou dan yang lain nya, Aku akan pulang mengurus Kakucho jadi Tolong sisanya ya. Terimakasih atas kerja keras Kalian," ucapnya.
Yah, Ia sebenarnya tak harus ikut turun tangan namun untuk jaga jaga ada kesalahan saja.
Semua nya langsung menunduk disaat Julia pergi keluar.
"Hati Hati, Ketua!" Pekik Mereka serempak.
○○○
Pintu Apartement milik Kakucho dengan pelan Ia buka dan mendapati Kakucho yang tengah tertidur dengan handuk kecil di dahi nya. Tubuhnya penuh dengan Keringat, Julia hanya tersenyum tipis. Kakucho saat tertidur adalah pandangan gemas baginya.
Julia tak tahan ingin mengganti Baju Kakucho namun kan tidak sopan juga Jika main buka. Julia menekan pipi Kakucho pelan. Mata Kakucho mengrejap beberapa kali, "Huh? Sudah pulang?" Tanya Kakucho.
Julia mengelus rambut milik Kakucho pelan, "Iya, bisakah Kau bangun untuk meminum obat sebentar?" Tanya Julia.
Kakucho mengangguk pelan lalu bangun dengan di bantu Julia duduk. Wanita itu menyodorkan segelas air putih dan obat tablet dengan cepat Kakucho meminumnya lalu kembali tiduran.
"Istirahatlah, Aku akan membuatkan mu Sup Ayam."
Saat Julia meninggalkan Kakucho sendirian ke dapur, Kakucho merasa tidak enak badan nya merasa sekujur badan nya panas dingin.
Nafas Kakucho tersenggal senggal, Kaki nya dengan sendiri nya membawa nya ke Dapur. Tatapan Kakucho begitu sayu, Julia membalikan badan nya. Ia mengecek dahi Kakucho, "Kaku, Ada apa denganmu? Tidak enak? Kau bisa bilang padaku dan Aku akan melayanimu,"
Sial, Pikiran Kakucho sudah makin kacau. Apalagi sosok di depan nya ini membuat pikiran nya semakin Kacau. Tangan Kakucho menarik Julia pelan, "Kalau begitu, Layani Aku." Kakucho membawa nya ke kamar.
"Huh?" Tanya Julia tak paham saat sesampai nya di Kamar.
"Kaku—Hei!" Disaat Ia memanggil nama nya Kakucho sudah lebih dulu menarik nya ke pelukan nya. Ia menenggelamkan wajahnya ke bahu Julia.
Dan tertidur.
Oh Tuhan, Otak Julia berputar putar memikirkan apa itu Obat yang benar atau bukan? Ia takut salah pilih Obat yang Ia beri namun namanya Kakucho, Kakucho selalu bertingkah manja disaat demam. Julia hanya mengelus rambut nya sambil tersenyum tipis.
Jika seperti ini dibandingkan sebagai Pria Dewasa Matang, Kakucho masih seperti Anak Kecil di mata Julia.
Julia menghela nafas lelah sepertinya tidak masalah jika Ia tidur disini kan?
○○○
—Kakucho Side.
Aku mendengar sebuah dengkuran halus di sebelahku dan nampak Julia yang tertidur pulas disana sambil memeluk lenganku tanpa Ia sadari. Aku mengelus surai nya lembut dan menariknya lebih dalam ke dalam pelukanku. Mataku menuju Jam Dinding yang menunjukan pukul 8 Malam, Setauku Jam 10 nanti akan ada pengumuman mengenai Sabu Sabu yang di kirim menuju berbagai Dunia.
Ponselku bergetar di Meja sebelahku, Aku langsung terkejut setelah melihat Orang yang sedang memvideo call ku adalah Sanzu. Bagaimana ini? Aku bisa mampus bila ketauan.
Tapi tak masalah juga, sih.
Lagipula, Julia tertidur dengan nyaman dan damai di pelukanku.
Ah, Telfonku tak berhenti berdering sebelum Julia terbangun Akupun segera mengangkat.
Sanzu nampak sedang di Markas dengan anak buah nya, Ia melihatku dengan penuh kecurigaan. "Kau tau dimana Julia? Aku menelfon nya beberapa kali tapi tak kunjung terjawab. Apa Dia denganmu?" Tanya nya dengan nada mengintrogasi.
Sebuah gerakan pelan dari Julia langsung membuatku tersadar bahwa Ia mengrejapkan mata nya beberapa kali. Aku menaruh jariku di bibir nya agar tak membuat suara, "Tidak, Dia kesini hanya mengantar obat mungkin Ia sedang di Apartement nya?"
Sanzu menggeleng, "Tidak ada, Aku sudah masuk kedalam Apartement nya hanya ada Molly yang rebahan di Kasur miliknya."
Setelah Julia mendengar perkataan Sanzu yang seenak jidatnya masuk membuatnya sedikit darah tinggi, Julia mengigit bibirnya agar bersabar kali ini. Kakucho hanya menahan kekehan pelan.
Sanzu terlihat mencari sesuatu di Ponsel satu nya, Ia mengetik sesuatu yang membuat Kakucho dan Julia berharap bukan aneh aneh.
'Tring Tring!'
Mata Sanzu terbuka dengan lebar, "Huh? Bukankah itu Suara Ponsel Julia? Apa itu berarti Ia bersamamu?"
Mampus.
Habis Ini perang dunia.
"Tidak, Ia sedang keluar. Maaf, Aku tak enak badan—,"
"OI! KEPARAT JELASKAN DUL—."
Bip.
Tombol merah dengan cepat, Ia matikan. Ayolah, Ia hanya sekasur dengan Julia bukan aneh aneh?
Julia memijat pangkal hidung nya lalu kembali memeluk ku dan dengan spontan Aku sedikit terkejut. "Bagaimana tidurmu?" Tanyaku.
"Indah, sebelum Sanzu mengusikku," balasnya dengan senyuman masam.
"Baguslah tapi Tolong Jangan sampai Kau demam karena satu kasur denganku, ya?" Ucapku.
Julia mengacak rambutku yang membuat kupu kupu berterbangan di Paru Paruku. "Iya, Kaku!"
○○○
"Jelaskan sekarang," Kaki milik Sanzu naik ke atas Meja Makan nya Julia.
Sekarang Julia diserbu dadakan padahal baru tenang tapi sudah seperti Perang Dunia yang ke 51 saja. Julia tersenyum kesal di dahinya muncul perempatan, "Sanzu, Kakimu. Sopan kah?" Sindir Julia.
Sanzu mendecih, Bodo Amat dengan perkataan galaknya yang Ia inginkan adalah Klarifikasi bukan Perkataan Galak begini.
Julia mengusap wajahnya kasar, rasa ingin menaruh Pria di depan nya ke Akuarium Ikan Piranha semakin naik.
Julia mengelak tatapan tajam nya, Tangan nya Ia mainkan perlahan. Tatapan nya menjadi kasihan melihat Kakucho yang di seberang dirinya—Hawa ruangan panas ditambah ada nya Tiga Pria Sinting di depan nya.
"Baiklah, Maafkan Aku. Bagaimana?" Julia sambil tersenyum manis.
Rindou menutup mulutnya tak percaya lalu pergi dari ruangan menutupi kupingnya lambat laun memerah, Ran hanya senyum diam diam dan Sanzu?
Sudah dinyatakan KO.
Julia dengan cepat mengganti ekspresi nya dan hendak pergi sebelum Sanzu dan Ran menyadari hal itu.
"Mau kemana?" Rindou menghalangi jalan Julia setelah menahan rasa ingin berteriak di Kamar mandi Apartement Julia.
Julia memutar bola mata nya malas, "Mau ke Dapur, Kenapa? Kau mau ku jadikan Babi Guling?"
Sanzu ikut berdiri lantas bersebelahan dengan Rindou, "Kau ini, Kau pikir Aku main main denganmu?" Tanya Sanzu tiba tiba yang membuat Julia tak mengerti.
"Huh? Maksudmu?"
Sanzu mengulas sebuah senyuman yang membuat kedua luka di bibirnya ikut naik, "Hukuman saja, Bagaimana?"
Ran yang sedang duduk mengangguk setuju—Ini Gila, Ia baru sadar baru saja membiarkan Tiga Pria sinting ini masuk tanpa berfikir seperti Ini.
Oh, Kakucho?
Tidak, Kakucho terkecuali. Ia anak baik.
Julia mundur perlahan jika di pikir pikir, Ia justru seperti Korban Pembunuhan yang ingin lari namun di cegat dengan cepat.
Julia menelan ludahnya susah payah, Ini gawat.
Apa yang harus Ia lakukan?
Kakucho hanya diam disana, "Oi, Kakucho. Ingin Ikut bergabung?" Tawar Ran.
Kakucho mengangguk, "Yah, Tak buruk jika denganmu. Yakan?"
Oh, Tuhan. Ia salah nilai pada Kakucho.
Sama nya saja.
[To Be Continued.]
Aku ada sedikit teori disini, Julia itu selalu memakai Kalung di lehernya itu kenapa?
Kedua, Bagi Kalian kenapa Julia masuk Bonten? Dan Bagaimana bisa?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro