Bab 2 : Misi [0.2]
—Julia side
Aku menatap Kakucho yang memakai Pakaian Formal sama denganku dengan jas hitam dan kemeja putih seperti bukan dirinya yang seringkali memamerkan perut kotak miliknya. Yah, tidak selalu begitu, sih. Aku mengelus kepala nya dengan pelan sambil tersenyum, "Kaku-chan, Ada apa denganmu?" Tanyaku.
Ia hanya tersenyum tipis, Ia mengambil tangan ku yang masih sibuk mengelus kepalanya lalu menggenggam tangan ku sambil menyetir. Aku hanya terdiam, Ini bukan pertama kali nya. "Tak Apa. Aku hanya khawatir saja, Kalau si Brengsek macam macam telfon Aku ya?"
Aku mengelus senyum namun terkekeh di saat yang bersamaan. Manis sekali dirinya. "Astaga, Tenang saja. Aku akan membunuhnya jika macam macam,"
Kakucho masih menatap lurus jalanan, "Kau juga sudah memakai nya kan?"
Aku menatap Rokku. Aku memang menaruh pisau dan pistol dikanan dan kiri untuk berjaga jaga jika berbahaya. Aku pun membuka Pouch milikku untuk menyamar—Aku memakai kacamata.
Tanpa terasa, Kami pun sampai di Acara. Ini seperti Bangunan mewah di tengah Gang Kosong, Pantas saja Polisi takkan menemukan ini. Terdapat Red Carpet disana. Aku jadi berfikir, Ini pertemuan Kriminal atau Red Carpet artis?
Kakucho Memakai Earphone di Telinga kirinya sambil memakai Masker. "Berhati hatilah. Aku percaya padamu."
Ia pun keluar untuk membuka Pintu Mobil. Ah sebelum itu, Aku sudah berpindah ke Jok belakang. Kakucho sedang menyamar sebagai Supir Pribadiku.
Ia menawarkan tangan nya, Akupun menerima sambil tersenyum miring. "Heh, Keren juga kau." Bisikku.
"Tentu saja."
Aku pun berjalan masuk ke ruangan namun Kakucho menduduk. "Dengan Nona Abigail Smith?" Ucapnya.
Aku menunjukan Kartu Namaku dan Kartu masuk. "Ya, dengan saya. Ryouji-san secara langsung meminta saya ke VIP," jelasku.
Bodyguard satu nya menyahut, "Mari Nona, Saya antar."
○○○
Sebuah kericuhan terdengar, Tawa campuran antara Wanita dan Pria yang sedang bergosip. Julia memasuki Area tersebut dengan tenang, Semua Atensi Orang Orang VIP melirik padanya. Sebagian Wanita dengan pakaian ketat menatap nya dari atas kebawah hanya dirinya lah yang berpakaian normal, cantik dan Dewasa.
Sedangkan Netra milik Julia menangkap Ryouji sedang sendirian di Kanan sementara Pria lain sibuk bermain dengan Wanita wanita lain. Julia menyunggingkan senyum kemenangan, Ryouji menyukai Wanita yang dewasa, bule dan apa ada nya.
Itu cukup mudah.
"Hei, Apa Benar Kau Abigail? Tch, Kau merusak Ekspetasiku saja tentangmu." Sahut Wanita dengan Dress Sabrina dengan warna merah memegang Gelas Wine.
Julia menatap Wanita itu dengan menaikan alis. Apa yang Ia harapkan darinya? Seksi? Montok? Dada besar?
Itu justru yang Julia fikirkan mengenai Wanita di depan nya, Akiko. "Memangnya Kau memikirkan Aku seperti apa? Miss Akiko, Tidak semua bule harus montok. Seperti mu saja. Orang jepang tidak selalu imut dan sopan, Bukankah Aku benar?" Sindir Julia sambil mengambil Gelas Wine yang di berikan Pelayan.
Wanita di depan nya geram, "Tak kusangka. Kau jago Jepang rupanya."
Julia memutar bola mata nya malas, "Kalau Aku tak mengerti. Dibelakangku sudah ada Translator,"
Sementara Julia sedang sibuk mengurusi Wanita didepan nya terdapatilah Ryouji yang sedang menatap nya dengan jauh. Ia tertarik dengan sosok Julia itu—yang Ia tau, Abigail adalah Ilmuan sekaligus Dokter kriminal pintar dan cerdik. Sangat cocok sebagai Partner nya nanti karena Ryouji hanya tau Julia tidak memiliki geng atau perlindungan.
Ryouji jalan menuju Julia, Tangan nya sibuk membawa gelas Wine paling beda dengan yang lain. Pria itu memiliki rambut biru gelap dengan telinga kanan yang di tindik di dapati juga Ryouji memiliki tato kepala tulang di belakang lehernya.
Ryouji menyahut, "Ada apa Akiko? Kau ada masalah dengan calon partner ku ini?"
Akiko mendecih, rasanya ingin meludah Pria di depan nya namun itu sama saja dengan bunuh diri. Akiko langsung melesat pergi sebelum melanjutkan masalah dengan nya. "Maaf atas sikap kenalanku tadi. Apa benar Kau..." Kalimat nya menggantung lantas Netra miliknya menangkap Julia yang begitu cantik dan dewasa.
Julia terkekeh, menutupi mulutnya. "Abigail? Ya, Kau sedang berbicara dengan Abigail Smith. Seorang Ilmuwan dan Dokter dan Kau pasti Ryouji-san?"
"Ya, Benar itu Aku. Ayo kita berbicara di balkon pribadi ku saja, Kau tidak keberatan kan?" Tangan Ryouji mengambil anak rambut Julia yang di biarkan menjuntai begitu saja. Ryouji mengelusnya.
Sementara di Markas Bonten.
Takeomi menghisap Rokok miliknya sambil menyeringai, "Heh, Julia cocok menjadi Artis pemain Film Layar lebar rupanya. Bagaimanapun Aku kaget sekali saat tau Ryouji akan membohongi Kita soal memberi Senjata dari luar negeri taunya Kita hanya tertipu."
"Tcih, Mana Aku sudah memberi nya Upah pula. Kita sudah rugi 17 Trilliun hanya untuk Senjata," sahut Koko.
Sanzu memainkan Pistol miliknya, "Aku tak sabar menyiksa dirinya,"
"Dasar Psikopat Gila." desis Rindou.
"Hei, sudahlah. Lihat saja Julia beraksi."
Kembali lagi di Lokasi Julia. Kini Ia sedang berada di balkon luas yang sepi dan nyaman. Cocok untuk bersantai. Julia memutarkan telunjuknya di atas gelas wine, "Kau tau, Aku senang kau memanggil ku 'partner' itu sebuah kehormatan...." Julia menaruh anak rambut nya di selipan telinga nya.
Ryouji hanya terkekeh, Ia menaruh tangan nya di pagar besi. Netra nya menangkap Julia yang sungguh menarik baginya. "Jadi, Apa yang Kau mau Nona Abigail?"
Julia mendekat, tangan nya menarik dasi milik Ryouji agar mendekat. "Aku suka sesuatu yang berbahaya, Ryouji-san."
Ryouji mengusap wajahnya, Wanita ini gila atau dirinya yang tergila gila di pandangan pertama?
Ryouji menarik pinggang milik Abigail, "Apapun untukmu malam ini. Ayo akan ku tunjukan,"
Mereka menuju Ruangan Privasi milik Ryouji, tak Julia kira aksi nya akan secepat ini. Yah, tak terkejut lagi—Ryouji memang tertarik dengan sosok Abigail yang cerdas. Ryouji membawa nya ke pintu besar lalu Ia masukan kode pin oh tentu saja Anggota Eskekutif Bonten yang melihat itu langsung mencatat nya.
Saat memasuki Ruangan, Ini adalah ruangan besar. Seperti Ruangan Agent rahasia negara banyak senjata Ilegal di kanan di kiri dan di beri nama pula di setiap senjata nya. Julia tersenyum menang, "Ini bagus! Aku suka sekali!"
Ryouji mengangkat 1 Senjata, Ia tunjukan pada Julia. "Abigail, Ini adalah Koleksi terbaikku. Aku menyeludupkan nya dari Geng Kriminal Bonten karena Senjata Api buatan Rusia ini sangat berharga disetiap tembakan nya dapat membunuh setidaknya 5 Orang sekaligus atau lebih tapi Ini juga bisa membunuh pemilik pula. Aku menaruh pin agar tak ada yang mengambil."
Julia mengelus Senjata itu tanpa Ryouji ketahui, Ia menaruh pelacak disana. "Memangnya Pin nya berapa, Ryouji-san?"
"Mudah sekali, 76901. Rahasiakan ya, Nona." Ryouji mengambil dagu milik Julia namun Julia mendorong dada milik Ryouji pelan.
"Tenang saja, Aku kan partner mu mulai besok. Aku nantikan itu ya! Sayangnya, Aku harus pulang. Terimakasih!"
Julia menaruh dua jari nya di bibir lalu di letakan ke Pipi Ryouji. Ia menaruh kertas di tangan milik Ryouji.
Julia langsung pergi dari ruangan itu dan meninggalkan Ryouji yang salah tingkah akibat Wanita itu. "Oh sial, Dia menarik sekali."
○○○
Sanzu tertawa, Ini bukan semacam lelucon atau kelucuan. Sanzu sedang dalam mode gila nya. "Apa maksudmu menaruh kedua bibirmu lalu di taruh ke pipi Ryouji hah? Memangnya ku izinkan?" Pekik Sanzu.
Ya, Julia di marahin oleh Sanzu, Ran dan Rindou. Ketiga nya berisik sekali. Memangnya apa yang mereka mau? Julia menutup kedua telinganya, "Astaga, Sanzu! Aku kan tidak mencium nya langsung memangnya Kau siapa nya aku!?" Julia sedikit nenaikan nada.
Ini hanya Misi jadi tidak boleh ada acara kebawa perasaan—Julia hanya berakting.
"Apa Katamu?" Tanya Ran.
Julia memijat pangkal hidungnya, Ia ingin sekali melempar Pria itu. "Kalian bukan pacarku atau tunanganku jadi mengapa kalian marah begini? Ayolah, Kalian sudah dewasa jadi tau Aku hanya berbohong. Masa iya Kalian ku cium juga. Dasar Pria sinting."
Kakucho yang ingin marah namun kasihan melihat Julia, Ia juga tak suka Julia dekat dekat dengan Pria itu. Mikey? Tidur seperti biasa sedangkan Kokonoi hanya menyaksikan tanpa terganggu apapun. Mochizuku dan Taekomi sedang ada urusan.
Hancur sudah markas ini.
"Iya, Aku ingin dicium olehmu. Masalah?" Sahut Rindou.
Julia mengambil Air Es di kulkas lalu Ia arahkan ke ketiga Pria itu dan—
Byur!
Nafas Julia terengah-engah menyatakan kesabaran nya hampir habis di ujung tanduk. "Sekarang, Kalian pulang ke Apartemen Kalian dan Tenangi diri kalian! Aku tak mau Misi tergoyah, Ryouji bukanlah Pria yang mudah dan Kalian tau itu."
Mereka yang basah kuyup hanya bersumpah serapah. Julia menggeleng geleng lalu melemparkan Handuk kepada ketiganya, "Jangan langsung pulang bodoh. Ganti baju terlebih dahulu. Kalian mau mati?"
Ran mendekat ke arah Julia ingin memeluk, "Enggak, Aku kan belum nikahin kamu."
"Si Bego! Bajuku jadi basah, Ran!"
"RAN SIALAN! MENCURI START DULUAN!" Pekik Sanzu yang baru mau beres beres katana dan psitol nya.
"Julia! Aku juga ingin di peluk!" Sahut Rindou.
Julia langsung kabur dari area sana, "Tidak, Dasar Kalian Gila!"
Oh Tuhan, Julia ingin rebahan kayaknya susah sekali.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro