Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

06. Date

You're so ice ice baby
At the same time you melt me down

─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰──────

Meskipun hari ini sangat terik, tak bisa dipungkiri bahwa Juyeon amat antusias dengan kencan pertamanya bersama Seonghwa. Sudah sejak jauh-jauh hari ia menyiapkan pakaian dan sepatu yang pantas untuk dipakai pada hari spesial ini, padahal ia sendiri belum tau akankah Seonghwa menerima ajakan kencannya. Seumur hidup, Juyeon belum pernah berkencan dengan siapapun. Jadi ia benar-benar antusias sekaligus gugup ketika mengajak Seonghwa untuk berkencan tiga hari yang lalu.

"Kencan?"

Juyeon mengangguk.

"Kita akan pergi kemana?"

"Itu rahasia dan aku jamin kau akan menyukainya."

Seonghwa mengerutkan dahinya tetapi kemudian mengangguk pelan.

Dan Juyeon tidak bisa menahan rasa gembiranya lagi. Hatinya dengan cepat berbunga-bunga dan wajahnya berubah cerah. Ia sendiri telah menyiapkan kencan yang sempurna, bukan sekedar pergi ke bioskop atau toko buku, itu terlalu klise.

Juyeon akan membuat kencan pertamanya benar-benar sempurna dan berkesan untuk Seonghwa.

─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────

Kafe kucing bukanlah tempat yang Seonghwa duga akan ia datangi saat berkencan dengan Juyeon. Sempat terlintas di benaknya bahwa Juyeon akan membawanya kencan ke bioskop, taman bermain, atau toko buku. Tapi ternyata, Seonghwa salah besar.

"Kau suka?"

Seonghwa menoleh dan mendapati Juyeon tengah tersenyum malu-malu padanya.

Ada apa dengan orang ini, batin Seonghwa.

"Aku suka." Jawab Seonghwa cepat. "Aku belum pernah ke kafe kucing sebelumnya jadi ini merupakan pengalaman baru untukku."

Keduanya duduk berselonjor di lantai yang beralaskan karpet dengan kucing-kucing lucu di sekitar mereka. Di paha Seonghwa sendiri seekor kucing berwarna abu-abu tengah tertidur pulas karena usapan lembut dari jemari sang lelaki Park.

Juyeon mengeluarkan ponselnya dan beberapa kali memotret Seonghwa secara diam-diam, tetapi sebenarnya Seonghwa tahu akan hal itu. Percuma untuk dihentikan karena itu akan berakhir sia-sia, jadi Seonghwa memilih diam saja.

"Darimana kau mendapat ide untuk membawaku kencan di tempat ini?" Tanya Seonghwa penasaran, jemarinya masih mengusap perut gembul kucing abu-abu di pangkuannya.

"Beberapa kali aku memperhatikan kau yang sedang menonton video kucing di internet, jadi aku berasumsi bahwa kau merupakan pecinta kucing. Maka dari itu aku membawamu ke sini."

Ucapan Juyeon terdengar tulus, ia begitu memperhatikan detail-detail kecil pada diri Seonghwa. Rasa bersalah menyergap hatinya, Seonghwa tak habis pikir karena ia sempat berpikiran buruk mengenai pria dihadapannya ini.

"Aku tersanjung." Kekehan ringan mengalun dari bibir Seonghwa.

Ini merupakan pertama kalinya bagi Juyeon mendengar teman kencannya itu tertawa. Seonghwa adalah pribadi yang tertutup juga sedikit cuek, tak heran bahwa Juyeon dengan cepat berdebar ketika mendengar tawa singkat yang keluar dari bibir Seonghwa.

"Benarkah?"

Seonghwa mengangguk. "Terima kasih, Juyeon."

Ya Tuhan, bolehkah momen indah seperti ini berlangsung lebih lama? Juyeon benar-benar jatuh hati pada pria dihadapannya ini.

─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────

Kencan keduanya tidak berakhir sampai disitu, Juyeon dan Seonghwa masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan dan menikmati street food sampai mereka kekenyangan.

Satu lagi detail kecil yang Juyeon ketahui tentang Seonghwa adalah bahwa pria bermarga Park itu merupakan fans berat buah stroberi. Juyeon membelikan Seonghwa segelas besar susu stroberi dingin yang enak dan segar sekali, lelaki itu juga turut meminta maaf karena pernah membelikan Seonghwa sebotol jus jeruk bukannya jus stroberi. Lagi-lagi Seonghwa dibuat merasa bersalah karenanya.

"Aku ingin tteokbokki." Gumam Juyeon lalu menoleh pada Seonghwa yang sedang menyesap minumannya. "Kau mau?"

Seonghwa terlalu sibuk dengan susu stroberinya sehingga Juyeon harus bertanya lagi.

"Seonghwa."

"Hmm?" Kedua mata pemuda itu membulat lucu ketika menatap Juyeon.

"Kau mau tteokbokki?"

Pandangan Seonghwa beralih pada seorang wanita yang tengah menjual kue beras dengan saus merah dan pedas itu, benar-benar terlihat menggiurkan, apalagi disantap ketika masih hangat dengan asap yang mengepul.

"Bagi dua saja."

Juyeon melotot. "Bagi dua?"

Seonghwa menganggukan kepalanya, "Beli satu porsi tapi kita makan berdua."

Entah Seonghwa yang memang ingin bagi dua atau Juyeon yang terbawa perasaan. Satu porsi dibagi dua terdengar benar-benar romantis, mereka seperti sepasang kekasih sungguhan sekarang.

Menghalau rasa gugupnya, Juyeon beranjak untuk membeli tteokbokki tersebut lalu membawanya ke hadapan Seonghwa. Lelaki Park itu langsung melupakan susu stroberinya dan bersiap menyantap hidangan pedas di dalam mangkuk tersebut.

"Sabar, Seonghwa. Masih panas." Juyeon meniup-niup potongan kecil tteobokki kemudian menyodorkannya pada Seonghwa, dan Juyeon terkejut setengah mati ketika pria itu menerima suapannya.

"Emmm, enak!"

Wajah polos tanpa dosa itu terlihat lucu sekali, Juyeon tak tahu bahwa Park Seonghwa bisa sangat menggemaskan seperti sekarang ini.

"Kau juga harus makan, Juyeon."

Barulah Juyeon tersentak dari lamunan singkatnya dan buru-buru menyuap tteokbokki tersebut ke dalam mulutnya. Ia lupa untuk meniupnya terlebih dahulu sehingga rasa panas menyerang lidahnya dalam sekejap. Juyeon terbatuk-batuk sementara Seonghwa terkekeh, dan berakhir mereka tertawa bersama.

Benar-benar hari yang sempurna.

─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────

Hari sudah sore ketika Juyeon mengantar Seonghwa pulang ke apartemennya. Kencan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ekspektasi Juyeon. Seonghwa juga sudah lama tidak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bersenang-senang seperti ini.

"Terima kasih untuk hari ini, Juyeon."

Lelaki bermarga Lee itu tersenyum sambil menyamakan langkahnya dengan Seonghwa. Keduanya berdiri berhadapan di depan apartemen Seonghwa, padahal Seonghwa berkata bahwa Juyeon tak perlu keluar dari dalam mobil untuk mengantarnya, tetapi pria itu bersikeras.

"Aku senang jika kau menikmatinya."

Seonghwa tersenyum sekali lagi dan berpamitan untuk masuk ke dalam, tetapi Juyeon telah lebih dulu menahan lengannya. Seonghwa menoleh dan Juyeon mendekat. Detik berikutnya, bibir Juyeon telah mendarat pada dahi Seonghwa, memberi kecupan lembut disana.

"Selamat malam, Seonghwa." Juyeon berbisik sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Juyeon berlalu dan Seonghwa masih berkutat dengan pikirannya, berusaha memproses kejadian barusan. Apakah Juyeon benar-benar menciumnya? Apakah Juyeon sungguh-sungguh menyukainya? Dan apakah Seonghwa telah memberi harapan pada pria itu?

Terlalu lama tenggelam dalam pikirannya membuat Seonghwa tak menyadari bahwa terdapat sepasang mata mengawasi dirinya sejak tadi. Sepasang mata yang berharap dapat memperbaiki kekacauan yang terjadi diantara mereka. Di seberang jalan, berdiri seorang pria dengan sekotak pizza serta segelas minuman boba rasa stroberi yang esnya telah mencair.

Kim Hongjoong melihat semuanya.

─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────


A/N :

Siapa tim Juyeon Seonghwa wuuuuu🤩

JuHwa : 💑
Hongjoong : 🧍

WKWKKWKWKWK

-yeosha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro