[ 2 ] Around Citadel
"Hirose-san, hari ini kamu datang bersama dengan adik-adikmu?"
Shina mengalihkan perhatiannya dari Yukari dan komputernya, melihat ke arah seorang pemuda berambut ikal dan bermata biru berjalan masuk ke dalam toko Isekai Gaming, bersama dengan dua anak kembar identik.
Ketiganya adalah kakak beradik Hirose, termasuk keluarga elit. Dikabarkan bahwa sang figur kakak tertua dan kedua adiknya baru saja pulang dari luar negeri karena urusan keluarga dari pihak ibu. Sekalian saja si kembar melanjutkan pendidikannya di tanah kelahirannya.
"Ahaha, benar, Shina-san. Aku berjanji pada Yumi dan Yuri bahwa aku akan memperkenalkan mereka pada game master Kizuna Midorikawa," figur tertua Hirose menunjukan senyuman tipis.
"Aish, Atsushi-kun, kamu pandai berbicara," balas Kizuna.
Kedua anak perempuan kembar di belakang Atsushi Hirose melihat ke arah Kizuna. Meskipun keduanya memiliki wajah yang mirip seperti pantulan cermin, mereka masih bisa dibedakan dari tingkah laku mereka.
"Aku Yumi Hirose, adik Atsushi Hirose! Aku adalah Namazuo Toshirou di dalam game!" kembaran yang periang memperkenalkan dirinya.
"Yuri...Hirose... Um, Hone...bami..." saudara kembarnya ikut memperkenalkan diri. Dia bersemunyi di balik punggung
Setidaknya keduanya begitu akur sebagai anak kembar.
Atsushi melihat ke arah Yukari yang kini terbujur diam di atas kursi sofa, sedang mengenakan kacamata VRnya. Kacamata itu telah membuat sang pemain masuk ke dalam dunia game online dan tidak dapat dibangunkan sampai sang pemain memutuskan untuk log out.
Sebelum Atsushi dapat bertanya apapun, Kizuna seakan tahu apa yang mau ditanyakan. Gestur tubuh sang sulung telah terbaca jelas.
"Dia adalah Yukari Kunihiro, avatar dalam gamenya dalah Yamanbagiri Kunihiro," jelas Kizuna.
Baik Atsushi, Yumi, maupun Yuri memberikan reaksi yang berbeda-beda: Atsushi membelalakkan kedua matanya, terkejut, sementara itu Yumi dan Yuri terlihat sangat senang. Wajah Atsushi memucat begitu kembali melihat ke arah Yukari.
"Mikazuki sepertinya sudah gila. Aku tidak bisa berkomentar lagi," komentar Atsushi.
"Ini supaya pemerintah tidak terlalu fokus pada Mikazuki. Kamu tahu sendiri temanmu yang satu itu seberapa sinting cara pikirnya pasti ada saja," Kizuna berjalan mendekati Atsushi, sebelum melihat ke arah Yukari, "aku akan pasang badan untuk Yukari jika terjadi apa-apa."
"Kizuna-chan, bukankah dia-"
"Iya, aku tahu. Makanya Mikazuki menciptakan Yamanbagiri untuk Yukari."
_________________
Yamanbagiri melihat ke arah sekelilingnya, memastikan bahwa dia telah terbangun. Tudung putihnya telah dikenakan dari tadi sejak tidur lamanya, dan tidak dilepas.
Kedua netra birunya memandang ke arah tubuhnya. Ternyata Yukari dan Yamanbagiri telah menjadi satu. Yukari tidak memiliki ingatan tentang Yamanbagiri, tapi sang idol merasakan jiwanya kini telah masuk ke dalam tubuh avatarnya. Rasanya memang aneh karena seorang perempuan bisa berada di tubuh seorang lelaki.
Pancaindranya juga berfungsi sangat baik: kedua matanya bisa mengedip dan melihat warna-warni sekitar, hidungnya bisa menghirup udara segar padahal dia ada dunia virtual, kulitnya dapat merasakan selimut futonnya bergesek pelan di lengannya, mulutnya dapat mengecap, dan pendengarannya dapat menangkap gelombang bunyi dan suara di luar kamar.
"Ini... dimana?" gumam Yamanbagiri kebingungan.
Sebelum Yamanbagiri dapat bertindak sesuatu, dua pemuda- lebih tua darinya- satu bermahkota coklat, satunya berambut biru muda, berjalan ke arah kamarnya. Sang pemuda berambut biru melihat ke dalam kamar, menyaksikan Yamanbagiri yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Yamanbagiri Kunihiro, selamat datang di dunia Dancing Swords Online," sapanya tenang.
"Eh-?!"
Pemuda bertudung itu melompat ke belakang, tidak sengaja menabrak lemari geser. Punggungnya terasa sangat sakit, bahkan terlalu nyata. Meski sakitnya hanya sementara, tapi tetap saja sakit. Yamanbagiri sampai meringis kecil karena tindakannya sendiri.
"Tidak perlu takut, aku Ichigo Hitofuri. Aku membawa temanmu, Heshikiri Hasebe, untuk datang menemuimu," pemuda bernama Ichigo memberikan kode tangan kepada Hasebe supaya dia masuk.
Begitu Hasebe berjalan masuk ke dalam kamar Yamanbagiri, raut wajahnya berubah jauh lebih senang. Yamanbagiri ingat jelas bahwa temannya adalah Hasebe, sesuai dengan yang dilihatnya di layar ponselnya.
"Shina-"
"Whoa, namaku di sini Hasebe. Panggil saja Hasebe," kalimat Yamanbagiri terpotong oleh pemuda berpakaian ungu itu.
Ichigo terkekeh pelan, sebelum berjalan mendekati Hasebe dan berdiri di sampingnya. Sementara itu, Yamanbagiri berusaha untuk bangkit berdiri perlahan, mencoba untuk menyesuaikan diri. Hasebe langsung bergerak untuk membantu rekannya berdiri.
"Bagaimana rasanya di dunia ini, Yamanbagiri? Tadi di dunia realita ada sedikit masalah," tanya Hasebe agak khawatir.
Yamanbagiri mengenyit, barusan saja dia berada di ruangan kosong dan gelap, dan menyatukan dua tubuh menjadi satu. Kejadiannya terlalu aneh, sampai tidak tahu harus menjelaskan seperti apa. Semuanya terjadi terlalu cepat, rasanya Hasebe dan Ichigo tidak akan percaya.
"Hm, aku hanya sedikit merasakan bahwa Yamanbagiri mengalami masalah, tapi tidak apa. Sekarang sudah baikan?" Yamanbagiri menjawab dengan tidak yakin.
"Hasebe, ada yang lebih penting dari ini, kalian bisa berbincang berdua nanti. Game Master Juzumaru telah menunggu, jangan membuatnya marah karena kita mengabaikan perintahnya. Apakah ucapanku jelas?"
Ichigo tersenyum tipis ke arah Hasebe dan Yamanbagiri, dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar, pergi ke daerah timur. Yamanbagiri awalnya ingin bertanya, tetapi kepergian Ichigo membuatnya mengurung niat. Hasebe menggandeng pemuda bertudung itu keluar dari kamarnya perlahan, memastikan rekannya baik-baik saja.
"Bisakah kamu berjalan? Kacamata itu merekam gelombang otakmu, jadinya berjalanlah seperti biasa, seperti kamu di dunia realita," jelas Hasebe. Yamanbagiri mengangguk, menyahuti penjelasannya.
Tempat dimana mereka berada adalah tempat khusus para beta player berkumpul. Setiap pemain memiliki kamar masing-masing, kecuali yang memang didesain untuk sekamar atas permintaan khusus. Entah seberapa luas daerah itu, bahkan seperti labirin dan memiliki tiga tingkatan. Untungnya tiap ruangan ada papan nama di atas mulut pintu atau di depan pintu geser.
Nama tempat itu adalah "Honmaru", atau mereka para beta player menamainya 'citadel'. Honmaru sangatlah nyaman, bahkan semua kebutuhan disiapkan: dojo untuk latihan, kebun untuk bercocok tanam obat-obatan, dan dapur untuk memasak bahan-bahan tertentu. Ada fasilitas kandang kuda bagi pemain yang memiliki peliharaan kuda dan menungganginya selama misi.
Banyak beta player yang berlalu lalang di koridor Honmaru: ada yang tubuhnya berukuran kecil, sampai ada yang tinggi dan kekar. Penampilan mereka memiliki keunikan masing-masing, tidak ada yang mirip bahkan pakaian mereka memiliki armor yang berbeda meskipun masih satu 'keluarga'. Sepertinya Honmaru memang tempat yang sangat baik untuk berkumpul.
"Kusarankan ketika kamu mau log out, lakukan di kamarmu. Tempat itu paling aman dan tidak bisa sembarangan orang masuk kecuali punya aksesnya," cerita Hasebe, "setiap pemain memiliki semacam chip, dan tiap pintu dapat mendeteksi siapa saja yang boleh masuk ke dalam. Kalau kamu mau mengajak orang lain, dia harus memiliki surat undangan khusus yang bisa digunakan."
"Lalu, kalian bisa masuk ke kamarmu dengan apa? Aku kan baru bangun?"
"Midorikawa-san, alias Juzumaru Tsunetsugu, selaku game master yang memberikan semacam kunci spesial pada kami supaya bisa masuk ke kamarmu. Sistemnya sama, hanya bisa sekali pakai."
Hasebe menunjukan sebuah kartu berwarna pelangi dari sakunya. Warnanya cukup menyolok apalagi di setiap ujung kartu terdapat semacam ukiran dari glitter perak. Sekilas manik biru Yamanbagiri dapat melihat tulisan 'akses kamar Yamanbagiri Kunihiro' dengan jelas, dihiasi dengan logo gembok yang terbuka.
Setiap beta player memiliki kartu masing-masing berwarna emas, dan tidak bisa dihilangkan dari inventory atau bawaan mereka. Jika mereka memutuskan untuk melihat kondisi kartu, di lembar depan terdapat nama mereka yang ditulis dengan kaligrafi rumit tetapi masih bisa terbaca, dan di belakangnya terdapat barcode kotak kecil di pojok kanan atas, lambang Dancing Sword Online di bawahnya, dan ID masing-masing di seberangnya.
Kartu kunjungan masuk diberikan berwarna hitam dengan kaligrafi berwarna putih. Kartu itu akan menghilang begitu sang tamu keluar dari kamar pemilik.
Game Master maupun NPC (Non-Playable Character) memiliki kartu khusus. Latar kartu mereka menyesuaikan dengan palet warna avatar mereka. Sama seperti pemain lain, kartu mereka tidak bisa dipisahkan dari sang pemilik. Mereka bisa keluar masuk ruang manapun mereka mau, tapi tetap harus menjaga privasi. Fitur ini akan dikembangkan begitu tim developer menambahkan beta player yang berfungsi sebagai medic atau penyembuh (healer).
Pemain yang tidak memiliki kartu kunjungan tidak akan bisa membuka pintu ataupun melihat isi ruangan, seperti ada dinding transparan yang menghalangi masuk. Kartu kunjungan bisa didapatkan dari NPC berwujud rubah kecil atau dari Game Master secara langsung, itupun kalau ada alasan khusus.
NPC berwujud rubah yang berkeliling di daerah citadel adalah kudagitsune, dan tugas mereka adalah membantu para Game Master meringankan tugas mereka ketika mereka berhalangan untuk online atau ada urusan di luar.
Keduanya berjalan ke arah pondok yang berada di belakang citadel. Daerah itu dikelilingi oleh kolam ikan koi, dan ada jembatan kayu yang menghubungkan dengan pintu masuk pondok. Di depan pintu masuk terdapat seekor rubah kecil berwarna kuning menjadi penjaga. Jika dilihat lebih jelas, wajah rubah itu terdapat tato merah dan biru.
"Selamat datang di ruang Saniwa! Mau mencari siapa di sini?" tanya sang rubah kepada Hasebe dan Yamanbagiri.
"Kami ada jadwal untuk bertemu Juzumaru Tsunetsugu," Hasebe memberikan kartu pelangi tadi kepada rubah itu.
Rubah itu mengambil kartu dari jemari Hasebe, lalu pintu pondok terbuka perlahan. Dari luar sulit untuk melihat isinya, entah memang karena didesain seperti itu atau ada alasan lainnya. "Silakan masuk, jaga diri kalian baik-baik~" pesan sang rubah sebelum dia pergi meninggalkan tempatnya.
Hasebe dan Yamanbagiri masuk ke dalam ruangan itu. Banyak rak buku besar hampir memenuhi setiap sisi kantor, dan buku-buku tebal maupun tipis berjejer rapi sesuai dengan kategorinya. Ruangan itu didekorasi seperti masuk ke dalam labotarium sains, tapi masih memegang gaya vintage jadi terlihat sangat estetik dan nyaman.
Keduanya berjalan masuk lebih dalam, sampai menemukan Ichigo yang dikawal oleh dua beta player lain. Mereka berdua memiliki pakaian yang mirip-mirip, hanya dibedakan dari gaya senjata mereka, rambut, dan wajah. Yamanbagiri terkesima melihat Ichigo dan dua pengawalnya itu, terlihat sangat manis.
"Ichigo, aku datang membawa Yamanbagiri," ucap Hasebe.
Kedua pengawal itu yang pertama kali merespon ucapan Hasebe. Mereka menengok kompak, seperti perhitungan gerakan mereka dilakukan bersama-sama. Yamanbagiri yakin mereka berdua di dunia realita adalah anak kembar yang sangat akur dan kompak, terbawa sampai ke dalam dunia game.
"Ichinii, mereka datang!" seru lelaki berambut hitam dengan wajah berseri-seri.
"Namazuo, jangan teriak-teriak di ruangan taishou (kapten)..." komentar lelaki berambut putih, suaranya cukup pelan tapi masih bisa didengar.
"Namazuo, Honebami, tenanglah, aruji-sama tidak akan marah karena masalah kecil," Ichigo melihat ke arah dua pengawal- mungkin lebih tepatnya adik-adiknya- dan mengelus puncak kepala keduanya setara.
Setelah kedua adiknya tenang, Ichigo melihat ke arah Yamanbagiri dan Hasebe. "Selamat datang, Yamanbagiri Kunihiro. Aku di sini akan membantumu membiasakan diri di dunia ini selama Juzumaru berhalangan karena dipanggil oleh aruji-sama," jelas Ichigo.
"Aruji?" Yamanbagiri memiringkan sedikit kepalanya ke samping.
"Panggilan kepada kreator game ini, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat bertemu dengannya langsung," jawab Namazuo.
Honebami melihat ke arah Yamanbagiri, setelah Namazuo menjawab pertanyaannya.
"Aku Honebami Toshirou, ini saudaraku, Namazuo Toshirou. Kami adalah saudaranya Ichigo Hitofuri. Kami akan membantu Yamanbagiri Kunihiro dan memberikan bimbingan," Honebami memperkenalkan dirinya dan menjelaskan tujuannya.
Yamanbagiri mengenyit. Banyak sekali yang mau membantunya, padahal mungkin jika yang membantunya adalah Hasebe atau Ichigo, itu sudah lebih dari cukup. Lagipula, Hasebe adalah orang yang dia bisa percayai sekarang. Apakah dia se spesial itu atau karena ada yang membocorkan bahwa di dunia realita dia adalah seorang idol, Yamanbagiri menjadi khawatir.
"Tidak perlu takut, kami memang harus menjaga baik-baik pemain baru supaya tidak tersesat, apalagi ini masih tahap percobaan," Namazuo menggaruk tengkuknya, bingung mau merespon apa, "seharusnya Yagen juga datang."
"Yagen adalah temanku dulu di UKM, dia adalah dokter di dunia realita. Sepertinya dia sedang sibuk mengurusi bug atau gangguan dalam game," Hasebe menambahkan.
Ichigo menganggukan kepalanya pelan, membiarkan adik-adiknya dan rekan-rekannya berbicara satu dengan yang lain. Dia tidak akan memotong pembicaraan jika tidak diperlukan, dan memberikan kesempatan pada adik-adiknya untuk membantu.
"Omong-omong, kalau kamu mau mengeluarkan menu, ucapkan dalam hati atau pikiranmu. Nanti layarnya muncul sendiri." Honebami memberikan contoh peraga kepada Yamanbagiri, dan sesuai dengan instruksinya, terdapat layar yang cukup besar muncul di hadapannya.
Layar itu menunjukan kondisi si avatar, status, isi bawaan, perlengkapan, teman, pengaturan, dan tombol log out. Desainnya sangat rapi dan estetik, rasanya bisa berlama-lama di menu karena sibuk mengurusnya sebaik mungkin.
"Menu hanya bisa digunakan dengan aman di safe area atau di Honmaru, jadi pastikan kamu tidak ada di danger area atau di daerah yang rawan. Setiap kamar juga memiliki satu kotak raksasa untuk memindahkan barang-barang yang kamu beli atau dapatkan ketika keluar dari Honmaru, dan ada sistem transfer. Gunakan kesempatanmu baik-baik," Honebami menekan tombol 'isi bawaan', dan menunjukan beberapa obat-obatan mentah, beberapa botol berwarna hijau pastel dengan lambang plus di labelnya, serta beberapa botol transparan dengan cairan biru tua berkilau karena glitter.
Jari telunjuk Honebami menekan botol transparan itu, dan muncul penjelasan dari barang itu. Botol itu adalah 'stamina recovery' atau 'elixir', berfungsi untuk memulihkan tenaga yang digunakan selama bertarung atau berlari dalam waktu sangat lama. Jika kehabisan tenaga di waktu yang sangat buruk, akan berakibat pengurangan hit point (HP) dan berakibat fatal.
"Mungkin akan lebih baik jika penjelasannya sekalian di luar Honmaru supaya mengerti prakteknya?" usul Ichigo.
_________________
Character Introduction [2]
ID Player: 18091590
Atsushi dan Kizuna adalah teman kampus, dan tahu seseorang yang disebut bernama "Mikazuki". Sebenarnya, Atsushi sangat menentang keputusan Mikazuki untuk menciptakan Yamanbagiri Kunihiro karena dia sudah tahu jelas akibatnya. Tapi karena dia sangat utilitarian, maka Atsushi mengikuti keputusan teman-temannya dan tidak mau terlibat dalam kegilaan mereka. Atsushi bukanlah Game Master, tapi pernah menjadi kandidat.
ID milik Ichigo Hitofuri adalah tanggal dimana Toyotomi Hideyoshi mendapatkannya (18 September 1590), dan saat itulah ukuran tachi-nya diperpendek supaya sesuai dengan tinggi tubuh Hideyoshi.
ID Player: 05031657
Yuri adalah kakak kembar Yumi, beda 30 detik jaraknya. Di dalam game, Yuri (Honebami) terlihat selalu berjalan di sisi Yumi (Namazuo). Dia salah satu beta player yang memiliki potensi besar, dan sedang dididik dibawah ajaran Ichigo atas permintaan sang 'aruji'.
ID milik Honebami Toshirou adalah tanggal dari kasus Kebakaran Hebat di Meireki, yang menghancurkan 60-70% dari ibu kota Jepang Edo (5 Maret 1657)
ID Player: 04061615
Yumi adalah adik kembar Yuri, beda 30 detik. Sangat dekat dengan Ichigo, bahkan tidak enggan untuk menunjukan rasa cintanya kepadanya. Biasanya dia bersama Yagen (Keiko) mengurusi bug maupun glitch yang ada di dalam game.
ID milik Namazuo Toshirou adalah tanggal kematian dari Toyotomi Hideyori, yang dicatat adalah pemilik dari Namazuo. Hideyori memutuskan untuk bunuh diri dengan pedang itu.
ID Player: 21061582
Sepupu dari keluarga besar Hirose. Mantan anak teater, dan sekarang menjalani tanggung jawabnya sebagai seorang dokter. Dulu dia terlibat dalam Dancing Sword Online, menjadi pemain mula-mula sebelum sistem beta player dijalankan. Seiko dan Shina cukup dekat karena satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ketika di kampus, tepat sebelum Seiko pindah menjalankan studinya ke Amerika sebagai mahasiswa transfer.
ID milik Yagen Toshirou asalnya dari hari, tanggal, dan tahun kematiannya Oda Nobunaga (21 Juni 1582).
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro