Part 3
Aku dan Izumi-san tiba di Café dekat sekolah, nggak seperti di restoran yang letaknya di sebelah kanan sekolah, Café ini letaknya di sebelah kiri sekolah.
Awalnya Izumi-san menolak, setelah kubujuk akhirnya dia mau.
Susah membujuk seniorku yang satu ini! Dibandingkan dengan seniorku yang lain. Tapi akhir-akhir ini, dia setuju saja kalau aku membawanya ke berbagai tempat di lingkungan sekolah. Itu semua untuk mendapat berita terbaru.
Aku nggak tau kenapa Izumi-san bisa berubah, tapi itu lebih baik dari sikapnya tahun lalu yang benar-benar ingin kuhindari dari kehidupanku. (Oke, kembali kepermasalahan).
Kami duduk di tempat favorit kami, meja paling ujung dekat jendela, mengarah ke jalanan. Aku memesan salad buah dan eskrim sundae sedangkan Izumi-san memesan salad dan chocolate float.
Setelah memesan kami diam, tidak ada yang angkat bicara. Semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing, biasanya aku yang mulai pembicaran, tapi hari ini...
KENAPA AKU NGGAK BISA CAIRKAN SUASANA HENING INI SIH!! UGH, SIAL!!!
Aku mengumpat dalam hatiku paling dalam. Suasana hening adalah hal yang paling kubenci dan baru kali ini aku nggak bisa cairkan keheningan ini?!
Sungguh, betapa malangnya nasipku....
Tapi mau gimana lagi, aku yang milih tempatnya, aku juga yang kena batunya....
Ahh, seharusnya kami ke restoran itu, hanya karena Izumi-san, aku bisa lupa diri, ditambah lagi lupa hal yang kubenci.
Eh?! Kok larinya ke Izumi-san sih, dari tadi aku mikirin dia. Rasanya bukan diriku yang biasanya.
"Yuu-kun!" lamunanku buyar seketika, Izumi-san memanggilku.
"Eh, ada apa Izumi-san?" ucapku setenang mungkin, nggak ingin dia khawatir karna masalah sepele ini.
"Makanannya sudah tiba lho." Aku melihat ke meja.
Benar, makananku sudah tiba, tapi sejak kapan ya? Perasaan tadi aku mesan baru 5 menit yang lalu, kok cepat amat tibanya.
"eto... Izumi-san, sejak kapan makanannya sampai?" tanyaku ragu, Izumi-san melihatku nggak percaya, tiba-tiba dia tertawa.
"Hahaha, masa nggak tau, baru 5 menit juga." Aku tercengkang mendengarnya. 5 menit, gak salah tuh?! Atau jamnya yang salah, bukannya 15 menit.
"Izumi-san, tau siapa yang mendirikan café ini?"
"Tentu saja tau, Keluarga Keito yang punya." Ucapnya menahan tawa.
Pantes, rupanya keluarga wakil ketua OSIS yang paling ditakuti satu sekolah, leader unit Akatsuki dan teman masa kecil ketua OSIS. Kenapa bisa lupa sih, aku aja baru tau kalau dia yang punya café.
"Yuu-kun kenapa? Daritadi melamun terus." Lamunanku buyar, terkejut mendengar suara Izumi-san.
"ehh...eto...anu...itu..."
Ugh, kok bisa gugup gini sih! Aduh, bagaimana ini?! Aku harus ngomong apa ke Izumi-san. Sudah kususun kata-kata yang pas semalam, sampai nggak tidur juga. Gara-gara itu, aku sampai mengabaikan Subaru dan Hokuto di kelas.
Saat sama Izumi-san, kata-kata itu hilang!! Bagaimana ini?!
"Yuu-kun!" lamunanku buyar seketika, aku mendongkak. Izumi-san menatapku lama.
Eh, kok jadi deg-degan gini ya, bukan aku yang biasanya. Terus gugup lagi, sampai kapan Izumi-san menatapku kayak gini, aku nggak tahan lagi!! Aku ingin mati!!!
Tiba-tiba aku sadari...
Eh?! Bukannya itu kata-kata Midori-kun dari 'Ryuseitai'. Ugh, sial!! Sampai niru dia segala lagi!!!
"Yuu-kun!"
"i-iya?!"
"Daritadi kamu kenapa, bengong mulu." Tanya Izumi-san penuh selidik.
"Ah...itu...anu...hehe~" kok Déjà vu sih!!!
Izumi memiringkan kepalanya, bingung.
Ahh, sial!!! Kata-kata ku hilang, kenapa bisa begini sih?!
"Haah, selesaikan makananmu dulu, baru bicara."
Aku terperangah. "i-iya..."
Akhirnya kami melanjutkan makan kami yang tertunda, itu semua gara-gara...
...
PIKIRANKU YANG BERANTAKAN INI!!!
***
Hmm... daritadi Yuu-kun kenapa ya, melamun mulu kerjanya. Biasanya dia yang bicara dulu, tapi sekarang kenapa ya?
Ah?! Apa karena diriku ya? Hmhm, akhirnya dia jujur padaku, sudah saatnya Onii-chan beraksi!
Hmm, tapi apa yang harus kukatakan ya, sebagai onii-chan yang baik.
...
Ah?! Aku tau!
"Yuu-kun!"
"ah, i-iya..."
" Yuu-kun bisa jujur padaku kok, nggak usah sungkan-sungkan. Aku ada disini, jadi masalah apapun yang Yuu-kun hadapi, serahkan kepada Onii-chan!" Oh, aku bangga bisa mengatakannya. Sekarang, gimana reaksinya ya~...
"Baiklah... tapi..." Hm?
"Tapi apa?"
"Setelah makan" aku menerka kata-kata Yuu-kun.
...
1 detik
...
2 detik
...
3 detik
...
1 jam (woi, kelamaan!!!)
...
Haah, aku gagal... sebagai Onii-chan! (nangis dalam hati)
***
"Jadi, katakan... apa yang Yuu-kun sembunyikan dariku." Ucap Izumi to the point, setelah kami makan. Makoto masih makan sundaenya, dia diam.
Tiba-tiba Makoto menghentikan acara makannya, lalu membuka tas disampingnya. Dia mengeluarkan beberapa kertas dan memberikannya ke Izumi.
"Yuu-kun, apa ini?" tanya Izumi, nggak ngerti kenapa Makoto memberikannya.
"Liat aja, nanti juga Izumi-san tau." Izumi melihat isi kertas Makoto, dia terkejut.
"Bukankah ini, nada lagu? Jangan-jangan..."
"Benar. Aku dapat tugas dari sensei, membuat lagu. Sebenarnya... aku nggak tau gimana lagi, waktunya tinggal 4 hari lagi. Kalau nggak dikumpulin... aku bisa dikeluarkan dari Yumenosaki Academy. Itu makanya, aku menyembunyikan semuanya. Dari teman-temanku di 'Trickstar', Mika-chan, dan Izumi-san." ucap Makoto, dia menunduk.
Tiba-tiba Izumi tertawa, Makoto makin panik melihatnya.
"Kalau itu masalahnya, kenapa disembunyiin segala. Itu bukan masalah besar." ucap Izumi santai.
"Itu masalah, masalah besar. Aku takut dikeluarkan dari Academy, menjadi idol adalah impianku dan aku nggak ingin impianku hancur begitu saja." ucap Makoto, menahan amarah.
'Gawat, aku membuatnya marah!' gumam Izumi dalam hati, sadar.
"Oke-oke, onii-chan ngerti~"
"Kau bukan onii-chan ku!!" Izumi menghela napas.
"Jadi apa masalahnya sampai panik gitu?"
"um, masalahnya..."
"Apa?"
"Aku nggak punya ide lagi... soal lagu..." Izumi menerka kata-kata Makoto.
"Nggak biasanya, Yuu-kun sampai nggak dapat ide" ucapnya penasaran.
"yaa... sejak pekerjaan sebagai idol unit 'Trickstar' dan kegiatan broadcasting, jadinya begini." Makoto diam, dia berharap Izumi mau membantunya. Dia makin menunduk.
"Mau kubantu?" tanya Izumi ragu.
"heh?!" Makoto mendongkak, nggak percaya. Apakah permintaannya dikabulkan?
"yaa... Maksudku, aku mungkin bisa membantumu. Lagipula, aku punya pengalaman buat lagu, dan Ou-sama mungkin bisa membantumu. Yuu-kun tau kan, leader 'Knights' Leo, dia gila soal inspirasi dan jenius buat lagu. Aku banyak belajar soal buat lagu dari dia."
"Jadi... gimana?" tambah Izumi. Dia berharap dapat diterima.
"Beneran nih nggak apa? aku mungkin bisa merepotkanmu lho!"
"Nggak apa, aku malah senang, bisa membantu Yuu-kun. Serahkan padaku!"
Makoto terperangah, dia nggak percaya dengan apa yang dilihatnya. Apakah ini keajaiban?
"Hm, nggak apa. Izumi-san membantuku, itu sudah bagus. Akhirnya aku bisa lega sekarang." Ucap Makoto, tersenyum. Izumi menghela napas lega.
"Haah, terlalu banyak tekanan, nggak baik buatku."
"Aku juga."
***
"Ne-ne, boleh nggak kalau kami ikut membantumu?" Izumi dan Makoto sontak kaget, mereka melihat ke asal suara. Mereka melihat Mika, Mao dan Leo ada dibelakang mereka.
"Eh, Mika-chan, Isara-kun?!" ucap Makoto kaget, melihat Mao dan produsernya.
"Ou-sama?! Sejak kapan kalian ada disitu?" ucap Izumi tak kalah kagetnya. Nggak biasanya melihat Leo dengan Mika.
"hehe~. Sejak kalian pesan makanan. Kami mengu-" kata-kata Leo terhenti, berkat pukulan melayang dari kipas kertas Mika, tepat di kepalanya. Makoto dan Izumi kaget, Mao geleng kepala melihat tingkah mereka.
"Maafin Leo ya, tenang saja. Akan ku urus rambut orange ini." Mika tersenyum, lalu menatap Leo tajam. Dari pandangan Leo, dia melihat Mika tersenyum devil kearahnya.
'gawat, mode iblis Mika switch on! Gimana nih?! Tamat sudah riwayatku?!' Leo memohon ampun ke Mika yang dalam mode iblis sementara Mao gelang kepala.
"Isara-kun, kalian ngapain kesini?"
"Hm? Kami makan disini, hari ini giliran kami yang traktir Leo. Kemarin dia traktir kami di restoran sepulang sekolah."
"Traktir apanya, kalian memaksaku?!" ucap Leo panik.
"Hee... perasaan Leo yang minta kami mampir ke restoran, yang artinya Leo yang traktir." Ucap Mao berpikir. Dia menyunggingkan senyuman. Leo ngeri melihat Mika dan Mao lagi dalam modenya masing-masing. Akhirnya, dia menyerah.
Sementara Makoto dan Izumi heran melihat mereka. Makoto berpikir.
'Tunggu?! Kalau kemarin mereka ada di restoran, berarti...?!' gumam Makoto dalam hati, dia terkejut.
"Benar, kami nggak sengaja menguping pembicaraan kalian kemarin dan sekarang."
"Bagaimana Mika-chan tau?!"
"hehe, aku belajar sedikit tentang membaca pikiran dari Natsume-kun, jadinya tau~"
"Ohh, jadi kalian nguping ya!" Izumi menahan amarahnya.
"Jangan salahkan kami, hanya nggak sengaja. Lagian, kalian harusnya yang salah, nggak liat tempat. Disana kan banyak murid, makanya kalau ingin cari aman lebih baik di tempat sepi saja." Mao menjelaskan dengan santainya, sambil minum jus.
"Kalau mau tanya, lebih baik sama Mika. Dia dalangnya." Mao menunjuk Mika yang lagi dalam mode iblis, memarahi Leo.
"eee, nggak usah." Izumi ngeri melihat Mika, Mao tersenyum penuh kemenangan."
***
Beberapa menit kemudian...
"Oke, kembali ke masalah utama. Kita akan membahas lagu Makoto-kun."
"Sejak kapan Mika yang memimpim rapat ini?!" tanya Izumi datar.
Beberapa menit setelah Mika menegur Leo, mereka semua berkumpul di taman sekolah. Berkat Mao memberi saran, akhirnya mereka ke taman.
"Hmhm, aku kan produser unit 'Trickstar', tentunya aku yang pimpin."
"Tapi kamu juga produser 'Knights' kan. Sadar woi!"
"eh, betul juga. Sorry, aku lupa~"
'Dasar pelupa.' gumam Izumi.
"Apa kau bilang!" Mao hanya gelang kepala. Dia menghela napas.
"Sudah-sudah, kalau begini terus nggak akan selesai. Bukannya kalian mau membantu Makoto?" Mao melerai Izumi dan Mika.
"Ngomong-ngomong, kudengar dari Izumi-san kalau Leo-senpai jenius membuat lagu."
"Benar, memangnya kenapa? Oh, aku tau! Jangan-jangan kau ingin tau kenapa aku bisa dapat inspirasi kan?" tebak Leo. Makoto menggangguk.
"Itu karna aku mendapatkannya dari alien. Wahahaha☆"
"Kau bodoh ya, Ou-sama. Setiap kali bicara, pasti ada kata-kata yang jadi pemicu inspirasimu."
"Wahaha, itu benar♪ Sena pintar~ nggak salah lagi aku membesarkanmu~♪"
"Aku nggak pernah dibesarkan olehmu!! Tapi tumben Ou-sama nggak nulis lagu, kenapa?"
"Mika bilang kalau merekam pembicaraan lewat otak, pasti nggak akan hilang, dan aku bisa santai nulis lagunya dirumah~☆"
"Apa yang kau ajarkan dari si bodoh ini?" ucap Izumi datar.
"Metode ingatan, dapat dari Arashi"
"Haah, kalau begini terus nggak kelar-kelar urusannya." Mao menghela napas.
"hehe... Tapi aku senang, ada yang mau membantuku."
"Sudah seharusnya kan, kami nggak ingin kau keluar dari Academy ini dan Trickstar membutuhkanmu. Trickstar kan bintang harapan kita, bukan Trickstar lagi namanya kalau Makoto nggak ada."
"Hm, aku nggak percaya, berteman dengan kalian semua dan membentuk Trickstar. Aku berharap bisa terus bersama kalian semua." Makoto berdiri, Mika dan teman-teman heran.
"Semua, aku butuh bantuan kalian! Tolong, jangan biarkan aku keluar dari Academy ini. Hanya disini tempat dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, jadi kumohon!"
"Hm, nggak akan kami biarkan kamu keluar dari sini." Mika tersenyum.
"Kami akan melakukan segala cara!" ucap Leo.
"Kalau nggak ada Yuu-kun, aku merasa hampa."
"Terima Kasih, semuanya!"
"Hmm, yang jadi masalahnya, Yuu-kun nggak dapat ide buat lagunya."
"Aku punya ide!" Makoto dan teman-teman melihat Mika, heran.
Mika menceritakan idenya ke Makoto dan teman-teman. Semuanya terkejut mendengar ide Mika.
"Itu ide bagus."
"Wahaha, sasuga Mika! Idemu cemerlang~♪"
"Ayo kita coba!"
Akhirnya Mika dkk membawa Mokoto ke berbagai tempat yang bisa menjadi pemicu inspirasi. Tapi, itu semua gagal. Mereka menghabiskan 3 hari demi inspirasi. Besok hari terakhir mereka.
"Haah, kita sudah mencoba berbagai macam cara." Ucap Leo.
"Tapi nggak berhasil." Tambah Makoto.
"Bagaimana ini?!" Mika semakin panik.
"Sudah-sudah, nggak perlu panik! Kita pikirkan bersama, jadi dinginkan kepala kalian, oke!" Mao menenangkan mereka. Izumi berpikir, sepertinya ada tempat yang belum mereka datangi.
'ah,aku tau!'
"Semuanya, ada tempat yang belum kita datangi!" Mika dkk heran.
Izumi membawa mereka ke taman belakang Academy. Mika heran melihat Izumi sementara Makoto...
"Izumi-san, ini... pohon sakura!"
"Benar, indah kan Yuu-kun." Makoto melihat pohon sakura, takjub melihatnya. Tiba-tiba dia sadar...
"Ini dia, inspirasi yang kucari... Terima kasih, Izumi-san" Makoto menyunggingkan senyuman ke arah Izumi.
"Arigatou, Izumi-san" Izumi tersenyum. Mereka diliputi kebahagiaan.
Sementara dari kejauhan...
"Gawat, aku melihat pemandangan romantis!" Mika menahan napas, nggak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia ingin sekali teriak melihat sesuatu yang dikiranya romantis itu, tapi dia menahannya, dia nggak ingin imagenya rusak hanya karna itu.
"Mereka terlihat dekat." Mao bersiul santai, tapi siulnya hanya bisa didengar oleh Leo dan Mika saja. Mao nggak ingin merusak suasana mereka berdua.
"Kan sudah kubilang, mereka pacaran~" Leo membanggakan diri, menaikkan suaranya 1 oktaf.
"Nggak mungkin!" Mika memukul Leo dengan senjata andalannya. Untung jarak mereka jauh, kalau nggak, tamat sudah riwayat mereka.
"Kalian ini..." Mao hanya menggelengkan kepala, melihat tingkah temannya.
***
Sore menjelang malam, aku membuat lagu dengan inspirasi yang seharusnya tidak pernah kudapatkan seorang diri. Semua berkat teman-temanku dan Mika, pruduser kami. Yang paling utama, itu semua berkat Izumi-san, tanpanya mungkin sekarang aku hanya bisa menyerah dan keluar dari Yumenosaki Academy ini.
Rasanya sangat melegakan dan menyenangkan memiliki teman... tidak, sahabat seperti Izumi-san. Dia seperti Knight (kesatria) yang menolongku dari dasar jurang yang dalam, dipenuhi dengan masa lalu kelamku juga ketakutanku, seperti jatuh dari kegelapan tanpa dasar dan ditolong oleh sepercik cahaya. Itulah yang kurasakan saat bersamanya.
Tapi, akhir-akhir ini aku merasa aneh... setiap kali aku melihat Izumi-san, hatiku berdegup kencang dan aku merasa seperti bukan diriku yang dulu saat bersamanya apalagi berduaan. Izumi-san selalu mengantar-jemputku dari rumah padahal rumahku dekat dari sekolah, aku merasakan perasaan aneh.
Perasaan apa ini? Mungkinkah aku... ahh, nggak mungkin, jangan berpikiran yang aneh-aneh Mokoto, nggak mungkin juga kan, Izumi-san juga... tapi bagaimana ini, aku nggak tau harus bagaimana menghadapinya!? Apa yang harus kulakukan!!
***
Aku... menyukainya sejak saat itu. Saat aku membully anak-anak kelas satu di gerbang, aku melihatnya menatapku. Dia kouhaiku yang benar-benar penakut, aku sering membully nya.
1 tahun berlalu, aku terus membuntutinya seperti stalker, mengambil fotonya diam-diam bahkan menyimpannya dalam album foto rahasiaku. Aku menyimpan perasaan ini sejak lama, hingga... Producer itu datang dan mempersatukan kami. Yuu-kun menganggapku sebagai temannya saat dia kelas 2, tapi aku menganggapnya lebih dari sekedar teman.
Apa yang harus kulakukan?! Apa aku harus mengatakannya ya? Tapi, Yuu-kun pasti membenciku bahkan yang lebih parah, dia menjauhiku. Aku nggak ingin hal itu terjadi?! Tapi peraasan ini semakin... aku ingin mengatakannya. Aku ingin jujur, aku terus menyembunyikannya tapi aku ingin jujur. Aku harus mengatakannya! Tapi...
***
Makoto berlari ke ruang guru, dia membawa beberapa lembaran kertas berisi lagunya. Tinggal 5 menit lagi dan dia harus cepat kesana, sementara Mika dan Mao berada di belakang Makoto, mengikutinya.
"Kunugi-sensei!!" Makoto memanggil Kunugi-sensei dari kejauhan. Guru itu berbalik, melihat Makoto memanggilnya.
"Ada apa, Yuuki-kun?"
"Sensei, ini tugas yang sensei berikan sudah selesai." ucap Makoto sembil memberikan lembaran kertas itu ke gurunya. Kunugi-sensei langsung memeriksa kertas itu. Sementara Mika mengambil napas karna berlari di koridor, dia nggak biasa berlari seperti sekarang ini. Mao membantu Mika.
Makoto berdoa, berharap lagu itu dapat diterima dan dia bisa terus berada di sekolah ini. Bersama semuanya dan Izumi yang terus mendukungnya.
"b-bagaimana?" ucap Makoto ragu.
" Hm, ini sudah bagus. Kerja bagus!" Perasaan senang menyelimuti Makoto.
"Berarti, aku nggak jadi dikeluarkan dari Academy ini!" Kunugi-sensei menatap Makoto heran.
"Apa maksudmu? Nggak mungkin kamu dikeluarkan dari Academy ini. Kalian kan sudah punya unit, yang artinya apapun yang terjadi, Yuuki-kun nggak akan keluar dari sekolah sampai perpisahan sekolah." Makoto menerka kata-kata sensei bersama dengan Mika.
"Yang artinya, Makoto sudah nggak akan dikeluarkan." Ucap Mao meluruskan.
"eh, tapi aku dengar, aku akan dikeluarkan dari sekolah kalau nggak selesaikan lagu ini!"
"Ohh, itu! Sebelum Yuuki-kun datang ke ruang Guru minggu lalu, ada seorang murid yang bilang pada sensei untuk membuat ancaman. Tujuannya untuk membuat Yuuki-kun termotivasi." Makoto terkejut mendengar perkataan Kunugi-sensei. Mika juga merasakannya.
"Siapa nama murid itu?" Mika bertanya.
"Hmm... maaf, sensei nggak ingat. Kalau begitu, sensei permisi dulu. Banyak yang harus sensei kerjakan." Kunugi-sensei meninggalkan Makoto dan Mika yang masih termenung dengan kata-kata gurunya. Sementara Mao bersiul santai.
"Sayang sekali kita nggak tau siapa dalang semua ini~" Mika dan Makoto berbalik menghadap Mao yang masih bersiul.
"Apa maksudmu, Isara-kun?"
"Tadi nggak dengar kata Kunugi-sensei, Makoto diancam sama seseorang. Kemungkinan murid dikelas Makoto, dia dalangnya."
"Sudahlah, lupakan itu. Kita lebih baik kembali. Para senpai sudah menunggu tuh!" tambah Mao. Mereka kembali ke gerbang sekolah dimana Leo dan Izumi menunggu.
***
"Bagaimana?" ucap Izumi khawatir.
"Makoto-kun nggak dikeluarkan dari sekolah. Tapi yang anehnya, ada yang mengancam dia." Mika berpikir.
"Maksudmu?" Leo semakin penasaran.
"Kata Kunugi-sensei, tugas itu hanya tugas biasa, bisa dikumpulkan kapan saja." Mao menjelaskan.
"Haah, syukurlah." Izumi menghela napas lega.
"Yatta, saatnya perayaan! Untuk merayakan Makoto yang tidak jadi keluar, Wahahaha☆ Dengan begini aku bisa menciptakan lagu yang bagus, Masterpiece~♪"
"Cukup, Leo!" Mika memukul Leo dengan senjatanya.
"Menarik, aku ikut~" ucap Mao santai.
"Ne ne, boleh ikut nggak? Sepertinya menarik" Mika dkk menoleh ke asal suara, mereka mendapati seorang cowok bersurai orange dengan mata birunya mendekati mereka.
"Subaru-kun?!" Mika terkejut.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Izumi.
"Hm, aku mengawasi kalian. By The Way, good job Sari~♪"
"Hm, apapun itu percayakan padaku!"
Makoto semakin bingung dengan semua ini, apa maksud perkataan Subaru?
To be Continue
Ucchu~♪.
Hai Hai, Readers semua~☆
Kembali lagi dengan Ou-sama 'Knights', Leo Tsukinaga! (Author suka banget sama Leo)
Akhirnya chapter 3 berhasil kupublikasikan. Setelah dilanda banyak masalah dalam pembuatannya, bahkan nggak dapat ide, akhirnya Author berhasil juga membuatnya.
Kabar baiknya, minggu depan epilog cerita ini! Banzai!!!
Maaf ya kalau ada banyak typonya dan penggunaan kata yang berantakan. Namanya juga pemula~♪ Author berusaha untuk membuatnya menarik buat readers semua. Ya~ walaupun ada GaJe nya juga. Maaf kalau Author bikinnya OOC, dan kayaknya cerita ini mulai berantakan deh. Author nggak tau dan kagak ingin tau~♪.
Semakin penasaran kan dengan yang selanjutnya! Nantikan chapter akhirnya ya~♪
Oke, Author nggak ingin nambah curhatan disini, kalau gitu, sampai jumpa di chapter selanjutnya!!!
Vote dan review kalian diperlukan. Bye-bye~!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro