Part 2
3rd's Pov
Kami banyak bicara berbagai hal tentang diri kami masing-masing. Aku senang memiliki teman yang bisa kuajak curhat walaupun dia seniorku sendiri.Semoga dia tidak ingat kejadian tadi.
Tiba-tiba Izumi diam, aku heran.
"Ada apa, Izumi-san?" ucapku polos.
"Jawab dengan jujur, apa yang Yuu-kun sembunyikan dariku?" terkejut, tidak menyangka Izumi-san tahu. Suasana menjadi hening.
Jujur saja, aku nggak ingin bilang ke Izumi-san tentang masalahku. Masalah yang seharusnya kuselesaikan sendiri. Jika kubilang sama saja aku membuatnya repot. Aku nggak ingin merepotkannya apalagi teman-temanku. Memang aku sering curhat apa saja ke Izumi-san, tapi untuk masalah ini, menyangkut harga diriku.
"Ceritakan apa masalahmu, aku siap kok mendengarnya." lalu dia menghela napas panjang.
"Lagipula, kalau disimpan sendiri itu , menyakitkan daripada diceritakan. Akan lebih menyakitkan lagi kalau aku nggak tau masalahmu..."
"Percayalah padaku dan teman-temanmu. Kami nggak akan kerepotan kok." sambung Izumi.
Aku terpana pada kata-kata Izumi-san. Mungkin, lebih baik kuceritakan. Tapi, aku takut untuk percaya pada orang lain. Walaupun aku ingin percaya, aku takut disakiti seperti dulu, aku nggak ingin masa laluku terulang lagi.
Aku nggak ingin...
"Jika nggak ingin bilang, nggak apa. Aku ngerti kok!"Ucap Izumi-san, dia tersenyum.
Aku menatap dia, kaget. Lalu mengangguk. Kami melanjutkan makanan kami yang tertunda.
***
Izumi's Pov
'Ahh, keceplosan deh! Seharusnya nggak kukatakan tadi. Hasilnya, Yuu-kun jadi bingung sendiri. Ya ampun, malunya! Semoga nggak ada orang yang kukenal mendengar ini. Mau taruh dimana muka ini?!' ucap Izumi dalam hati.
Mereka berdua nggak sadar kalau ada yang menguping mereka.
***
3rd's Pov
Mika, Leo dan Mao diam, mendengar pernyataan Izumi. Mika dan Leo baru sadar kalau Makoto menyambunyikan sesuatu. Sementara Mao dengan santainya memakan eskrim sundae favoritnya seolah tau kalau ini akan terjadi.
"Aku nggak percaya, Makoto punya rahasia!" bisik Mika.
"Bukan rahasia, tapi dia menyembunyikan masalahnya~" ucap Leo santai.
"Itu sama saja!" ucap Mika sambil memukul kepala Leo dengan kipas kertas. Mao menggelang melihat tingkah mereka.
Mao menghela napas, ngerti dengan keadaan Makoto. Dia yakin, pasti Izumi juga sadar sama halnya dengan dia.
"Haah, sudah kuduga dia seperti itu..." Mika dan Leo menatap Mao bingung.
"Tapi..." kata-kata Mao terhenti.
"Tapi apa?" Mika semakin bingung, penasaran dengan kata-kata Mao. Dia menggeleng.
"Tidak... aku yakin cepat atau lambat, dia pasti akan memberitahu kita. Lebih baik menunggu, dia butuh waktu." sambungnya sambil makan eskrim.
Mika dan Leo mengangguk, setuju. Lalu melanjutkan acara makan mereka yang tertunda.
***
3rd's Pov (tambahan)
"Leo, kau yang bayar semua makanan ini. Ingat janjimu~"
"Kejam?! Aku seniormu tau, hormatlah sedikit!!"
"Leo, ingat janjimu..."
"I-iya."
"Lagipula, kau yang mulai, kau juga yang tepati."
"Benar-benar~. Mao benar, kamu harus tepati!"
"Cih, sampai Mika juga."
"Besok kami traktir~"
"Oke!!"
'Dasar Leo' Mika menghela napas.
***
Makoto's Pov
Izumi-san pergi dengan motornya setelah mengantarku pulang.
Dari tadi aku kepikiran kata-katanya. Aku terbaring dikasur empukku, setelah mandi tentunya. Haah, lagi nggak ingin bikin pr apalagi tugas penting.
Waktunya tinggal 5 hari lagi.
"Ahh, besok saja deh!" ucapku kesal. Lalu aku menutup mataku.
***
Mika's Pov
Jam pelajaran akhir, karna ada rapat guru jadi kami diberi jam bebas.
Ahh, akhirnya yang kutunggu-tunggu telah tiba! Aku memeriksa jabwalku di tas.
Hmm, sepertinya hari ini aku nggak ada kegiatan apa-apa.
Oke, hari ini aku ketaman! Mumpung sepi dan cuacanya pas disana~
***
Leo's Pov
Jam bebas, aku langsung pergi ke kelas Mika.
Haah, hari ini sama sekali nggak dapat inspirasi untuk nada laguku. Mungkin jika aku pergi ke kelas Mika, siapa tau dapat inspirasi.
Saat disana, aku melihat Mika keluar kelas.
'Hm, dia ingin kemana?' gumamku dalam hati.
Aku menyunggingkan senyuman, lalu mengikutinya.
***
Mika's Pov
Saat di taman, aku terus memikirkan kejadian kemarin. Mungkin ini tidak baik menguping pembicaraan mereka, tapi apa dayanya. Aku selalu penasaran dengan mereka, aku terus berpikir tanpa menghiraukan seseorang yang memanggilku.
Tiba-tiba ada yang menepuk kedua bahuku, sontak kaget dan ingin memarahinya karna menggangguku. Tapi kata-kataku tertahan setelah melihat cowok bersurai orange disana.
"Rupanya Leo bikin kaget saja."
"Kupanggil-panggil dari tadi lho, nggak ada reaksi!"
"Hee, kenapa manggil-manggil, bukannya hari ini Ou-sama lagi dapat inspirasi?"
"Haah, biasanya sih iya, tapi sekarang..."
"Oh, gitu!"
"Tadi kau lagi mikirin apa? Sepertinya serius deh." pikir Leo.
"Ah, jangan-jangan kejadian kemaren itu. Acara 'nguping pembicaraan orang' iya kan!"
"Lupakan itu!!"
"Sorry, nggak akan~" Leo bersiul santai, dia jalan didepanku dan aku mengejarnya karna kesal.
Tiba-tiba Leo berhenti hingga tanpa sadar aku menabraknya. Untung nggak jatuh, kalau iya, sudah aku lempar cowok rambut orange ini ke laut.
Ingin marah ke Leo karna seenaknya berhenti, dia menyuruhku diam, aku heran.
Leo menunjuk seseorang di gazebo taman. Yaah, ada yang ngambil tempat disana lagi, padahal aku ingin kesana sekedar untuk bermalas-malasan sambil makan blueberry yang kubawa sebagai cemilanku. Tapi, rasanya aku pernah melihatnya. Aku fokuskan melihat wajahnya, aku terkejut.
"Mako-" baru aku menyapanya, Leo sudah membekap mulutku.
"Makoto ngapain disana sendirian?" pikir Leo yang masih membekap mulutku. Merasa jengkel, aku membuka paksa tangannya dari mulutku.
"Apa sih, nggak perlu tutup mulutku segala lagi!!"
"Sst, diam! Sembunyi!" dia sembunyi di semak-semak, aku tambah jengkel.
"Apa sih-" Leo menarikku duduk di semak-semak, mengintip Makoto. Melihat tingkahnya ini, aku merasa aneh sendiri.
"Perasaan kita kayak stalker saja." bisikku
"Memang kita stalker kok! Ini buktinya!" sambil menunjuk dirinya bangga.
"Kenapa sembunyi?"
"Diam sebentar, timingnya belum pas!" dia menunjuk seseorang yang berjalan mendekati Makoto. Aku melihatnya, ternyata Izumi?! Ngapain dia disana, dan juga dia duduk berhadapan dengan Makoto!!!
Leo melihat wajah kagetku, dia tersenyum devil.
"Sudah saatnya kita melanjutkan sesuatu yang belum selesai."
***
Izumi's Pov
Hmm, kenapa Yuu-kun ingin ketemu denganku ya? Tapi, itu lebih baik daripada diam diri di kelas yang sangat membosankan dan berisik. Kurasa, aku harus berterimakasih ke dia. Yang jadi masalahnya, kenapa dia tidak langsung ke kelasku?!
Oh, itu dia!! Duduk di gazebo taman sendirian. Aku menghampirinya.
"Yo, Yuu-kun!" sapaku.
"Ah, Izumi-san!"
"Aku barusan liat emailmu."
"Ahh, itu..." sudah kuduga, dia gugup.
"Jadi, ada apa?" ucapku sambil duduk berhadapan dengannya.
Makoto diam, memikirkan kata-kata yang pas untuk seniornya. Aku tau apa pikirannya, jadi aku memilih diam dan menunggu.
"Tentang hal yang kusembunyikan, itu benar... Aku menyembunyikan sesuatu yang penting!" dia menghela napas.
"Awalnya aku takut, masa laluku akan terulang lagi... Tapi, aku ingin percaya, teman selau berbagi. Dulu, aku dan temanku tersakiti karna masalahku sendiri... Itu makanya, aku ingin menghindari orang-orang, menyembunyikan semuanya. Tapi..." Yuu-kun diam, kata-katanya tertahan.
"Utarakan semuanya, aku mengerti kok, apa yang kau rasakan. Dulu, aku punya masa lalu yang sama sepertimu... Tidak usah dipikirkan. Masa lalu akan menjadi kenangan. Jadikan saja itu sebuah pembelajaran untuk bisa move on dari masalah itu."
"Ah, kau benar. Tapi, bagaimana aku memulai semuanya dari awal kembali?" aku hanya tersenyum.
"Yah...kalau itu sih..." sembari berdiri.
"Itu hanya kau yang tau." Lalu meninggalkan Yuu-kun.
'Dia butuh waktu sendiri. Ini pilihan yang terbaik, semoga...' pikirku dalam hati.
Baru jalan beberapa meter, seseorang menahan tanganku.
Aku menoleh, kaget melihat Yuu-kun menahannya.
'eh?! Yuu-kun' gumamku pelan. Kami terdiam, suasana hening. Yuu-kun kenapa?
Baru saja Yuu-kun membuka mulutnya, tiba-tiba bell sekolah berbunyi. Syukurlah, aku harus cepat ke kelas.
"Ahh, sudah waktunya! Aku kembali-" kata-kataku tertahan, Yuu-kun tetap menahanku, dia tertunduk.
'Eh,Yuu-kun?! Ada apa ini? Dia daritadi aneh.' gumamku dalam hati.
"Kenapa kau buru-buru?" ucapnya dengan polos.
*Speechless* "eh?...a...anu...itu..." gawat, kenapa jadi gugup gini?! Bukan aku yang biasanya.
Tiba-tiba... terdengar suara mengaum dari perutku.
'Ah, gawat! Yuu-kun mendengarnya! Reputasiku hancur?!!' gumamku kesal dalam hati.
"ah...ahaha...sepertinya aku pulang dulu-"
"Hey, ayo pergi makan!" ucap Yuu-kun, tersenyum.
***
3rd's Pov
Sementara di balik semak-semak, Mika terkejut kecuali cowok disebelahnya.
"Gawat, aku melihatnya!" bisik Mika.
"Rencana selanjutnya apa?"
Mika berpikir, nggak mungkin dia melewatkan kesempatan emas ini. Rasa penasarannya memuncak, dia ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia juga ingin membantu Makoto. Dia banyak membantu Mika, mulai dari mencari berita hingga profil 8 unit utama untuk membantunya menjadi produser yang dia impikan.
Tiba-tiba Mika berdiri, tapi ditahan oleh Leo yang terkejut melihat Mika berdiri. Akhirnya Mika kembali duduk disana.
"Kubilang bukan saatnya tau?!"
"Tapi-"
"Aku tau kok!" mereka terdiam.
'hah, memangnya Leo tau apa?!' gumam Mika dalam hati.
"Biar kutebak, kamu ingin membantu Makoto kan?" Mika terperangah.
"Kok tau?!"
"Hanya firasat, dia banyak membantumu dan aku tau itu." Mika diam, tertunduk. Tanpa sadar dia menghela napas.
"Ahh, ketahuan deh! Aku memang nggak bisa menang darimu~" ucapnya pasrah.
"Hm-hm, siapa dulu dong, Ou-sama!!"Leo membanggakan dirinya.
"Sudah kubilang diam, suaramu keras!" bisik Mika memperingatkan.
"hehe, déjà vu kah" mereka diam.
"Jadi gimana?" Mika berpikir.
"Gimana kalau kita ikuti mereka, lalu buat surprise!"
Mika dan Leo diam, suasana hening. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu mereka. Sontak mereka kaget dan menoleh ke asal suara.
"Rupanya Mao" Mika menghela napas lega.
"Bikin kaget" Mao heran.
"Aku mengikuti kalian daritadi!"
"Jadi... bagaimana?" ucapnya tersenyum.
To be Continue
Ucchu~!
Akhirnya chapter 2 berhasil kupublikasikan. Ahh, rasanya beban pikiranku selama Ujian keluar juga. Author dah lama ingin pullikasikan cerita ini, tapi nggak jadi-jadi! Biasa lah~, kouta habis, nggak boleh pake laptop dan banyak lagi masalah yang Author alami.
Maaf ya kalau ada banyak typonya dan penggunaan kata yang berantakan. Author juga baru belajar~. Author berusaha untuk membuatnya menarik buat readers semua. Ya~ walaupun ada GaJe nya juga. Author juga mengubah kata-kata seperti Izumi-senpai jadi Izumi-san dan senpai jadi senior disini.
Tapi, Author senang bisa membuat cerita ini. Soalnya Author selalu penasaran dengan IzuMako ini, maaf kalau Author bikinnya OOC, nggak sesuai dengan karakter semuanya. Bahkan Leo, Author bikin berbeda dari biasanya.
Oh! Author lupa! Chapter selanjutnya Author kasih spoiler deh~! Akan ada orang yang tak terduga datang disini dan makin lama Izumi dan Makoto jadi...?!
Nantikan chapter selanjutnya. (Ya ampun, hampir keceplosan gue!!!)
Oke, Author nggak ingin nambah curhatan disini, kalau gitu, sampai jumpa di chapter selanjutnya!!!
Vote dan review kalian diperlukan. Bye-bye~!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro