Epilog
"Subaru-kun, bisakah kamu jelaskan apa yang terjadi disini? Apa hubunganmu dengan Mao? Kenapa kau mengancam Makoto? Bisa tidak ucapkan dengan jujur! Aku sama sekali nggak ngerti!!" Mika dalam mode iblisnya bertanya dengan pertanyaan yang beruntun, tersenyum devil menatap Subaru yang duduk menerima hukuman Mika yang terbilang sadis ini.
Sementar Makoto dkk menyaksikan mereka berdua. Saat ini Makoto dkk berada di restoran burger, makan bersama.
(flashback)
"Subaru-kun?!" Mika terkejut.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Izumi.
"Hm, aku mengawasi kalian. By The Way, good job Sari~♪"
"Hm, apapun itu percayakan padaku!"
Makoto semakin bingung dengan semua ini, apa maksud perkataan Subaru?
"Oh, aku lupa! Subaru dalang semua ini dan aku hanya membantunya sedikit, jadi kalian lebih baik tanya ke dia saja~" Mao menunjuk Subaru dengan santainya
"Hidoii, Sari!!"Subaru terkejut mendengar Mao mengatakan seolah dia dalangnya.
Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat dengan mulus dikepala Subaru, Mika memukulnya dengan senjata andalannya. Lalu Mika menyeret Subaru yang sudah pingsan.
"Subaru-kun, bisa ikut denganku sebentar! Ada yang ingin kubicarakan denganmu, boleh?" ucap Mika, dia menyunggingkan senyuman. Semuanya merinding, Mika dalam mode iblis sekarang. Lalu menyeret paksa Subaru yang pingsan akibat serangan Mika.
Sementara Makoto, Izumi dan Leo terperangah melihat mereka, Mao bersiul santai mengikuti mereka dari jauh.
(Flashback end)
"Isara-kun, ceritakan pada kami. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Jangan-jangan, dari awal kalian berdua yang merencanakan ini!?" Makoto memulai pembicaraan.
"Yaa~ kalau kami tanya ke Subaru, kanyaknya nggak tertolong tuh..." tambah Izumi santai.
"Hm, benar~! Lihat Mika sekarang, dalam seminggu ini dia jadi iblis 2x " Leo menunjuk Mika dan Subaru dari kejauhan.
"Haah, baiklah. Tapi, jangan beri aku pertanyaan beruntun itu! Masalahnya jadi makin rumit sekarang. Yaa~ ceritanya panjang sih, mau dengar?" Makoto mengangguk, tanda setuju. Mao menghela napas panjang.
"Tepat setelah pekerjaanku di ruang OSIS selesai, Subaru tiba-tiba memanggilku. Dia minta tolong, mengawasimu. Awalnya aku nggak tau maksud perkataannya, tapi setelah melihat kalian berdua di restoran, sekarang aku yakin. Kau memang harus diawasi, yaa~ itu menurut instingku saja~" Mao menjelaskan sambil menunjuk Makoto dan Izumi.
"Besoknya, Subaru memanggilku lagi, dia minta penjelasan kejadian kemaren. Setelah kujelaskan, aku bertanya ke dia, apa maksud semuanya ini, ngapain harus mengawasi Makoto segala. Yaa~ aku harus memastikan sendiri, apakah instingku benar atau tidak. Lalu, dia menjelaskan semuanya. Subaru khawatir denganmu, melihatmu menyembunyikan masalahmu sendiri, tidak minta bantuan sama kami yang satu unit denganmu. Itu sebabnya, Subaru memberi ancaman lewat tugas itu, agar Makoto bisa jujur mengenai dirimu sendiri."
Mao menambahkan, Makoto terkejut mendengar penjelasan Mao.
"Kenapa Mao nggak bilang ke kami, padahal aku dan Mika bisa mengerti, jadi nggak perlu lagi menguping mereka bicara~" tanya Leo.
"Habis, melihat kalian berdua menguping di taman menarik sih~, jadi aku mengurung niat membicarakannya~"
"Intinya, kau mata-mata Subaru."
"Benar! Haah, Subaru benar-benar bikin aku dapat masalah lagi. Sudah kubilang berapa kali, jangan melibatkanku dalam masalah kalian!" gerutu Mao.
"Tapi akhirnya Mao melibatkan diri kan?"
"eh?! Ya..itu benar juga..."
"Dulu, Maa-kun juga seperti itu~" ucap seseorang di samping Mao
Makoto dkk melihat Ritsu dan Arashi di samping Mao, sontak terkejut melihat kedatangan mereka.
"Maaf ya, jadi ganggu kalian. Ritsu-chan melihat Mao-chan disini, jadi kami mampir deh!" ucap Arashi riang.
"Ritchan?!"
"Maa-kun, aku ngantuk. Jadilah bantalku sebentar..."
"eh, jangan tidur disini?! Sebentar lagi malam tau, itu waktumu kan!"
"Ohh, benar juga! Kalau gitu, gendong."
"Jangan jadi anak kecil, Ritchan. Aku bisa repot nantinya!"
"Tapi, Maa-kun suka kan? Hal yang merepotkan."
"Haah, terserah kau. Oke, kita pulang bareng, gimana?'
"Boleh, tapi bangunkan aku kalau ingin pulang..." ucap Ritsu sambil tidur dipangkuannya Mao.
"Iya-iya..." Mao menghela napas panjang, Makoto dkk melihat mereka berdua tanpa beredip. Mao heran.
"Apa?"
"t-tidak ada"
"Semoga lenggang ya~" Mao dkk kaget mendengar ucapan Arashi yg tiba-tiba, datang tanpa peringatan. Akibatnya, Subaru & Mika berhenti dan melihat Arashi dg wajah kaget.
"Maksudmu?" ucap Mao penasaran.
"Ara ara~ Itu loh! Persahabatan kalian, terus jalan ya~!" Mao yg nggak tau harus ngatain apa hanya mengangguk.
"Kalian juga, Makoto-chan dan Izumi-chan. Yg lenggang ya~" Arashi masang wajah senyum yg tidak dimengerti, bahkan Mika pun menghentikan acara marah-marahnya.
"Kamu juga, Mika-chan! Tolong jaga Ou-sama baik-baik ya! Jangan pukul dia pake senjatamu~" sontak Mika nggak bisa ngatain apa-apa.
'dari mana Arashi-chan tau!?' ucap Mika dalam hati.
Kedatangan Arashi Narukami, anggota unit Knights. Membuat Makoto dkk tenang menikmati pesta tidak jadinya Makoto keluar dr sekolah. Acara berlangsung dalam damai dan tentram.
***
Izumi dan Makoto berjalan" ditaman belakang, menikmati pemandangan pohon Sakura.
"Nee, Yuu-kun!" Izumi berhenti, Makoto menoleh.
"Hm, apa?"
"Tentang lagumu itu...apa judulnya?...Waktu itu kau nggak bikin kan!"
"ooh, itu..."
Makoto lari mendahului Izumi, berhenti tepat di bawah pohon Sakura. Bunga-bunga Sakura berguguran, angin menerpa mereka. Makoto menghadap Izumi, menyunggingkan senyuman.
"Dancing Sakura Petals....artinya tarian kelopak Sakura"
*END*
Ucchu~ kembali lagi dg Author ni!!!
Gomen nee, Author udah gak ada ide lagi buat epilog ini...tapi jangan risau! Author punya rencana bikin ekstra chapter buat karyaku ini!!! Yatta~
Akhirnya epilog ini berhasil kupubliskan walaupun lambat. Maaf ya kalau ada banyak typonya dan penggunaan kata yang berantakan. Namanya juga pemula~♪ Author berusaha untuk membuatnya menarik buat readers semua. Ya~ walaupun ada GaJe nya juga. Maaf kalau Author bikinnya OOC, dan kayaknya ceritanya berantakan .
Oke, Author nggak ingin nambah curhatan disini, kalau gitu, sampai jumpa lagi!!!
Vote dan review kalian diperlukan. Bye-bye~!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro