Chapter 45 - Unsatisfactory Answer
Belakangan ini, gadis itu tak terlihat di manapun. Keberadaannya bagai tak pernah ada sebelumnya. Bahkan, Fushiguro tidak menerima kabar apapun dari gadis berasma (Y/n) itu.
Ketika ia bertanya pada Nobara, Nobara hanya mengedikkan bahunya. "Aku tidak tahu-menahu tentang ke mana perginya (Y/n)." Itulah jawaban yang diberikan oleh Nobara. Tentu saja, jawaban Nobara akan sama dengan jawaban Fushiguro. Mereka berdua sama-sama tak tahu apapun tentang (Y/n). Selain umur dan juga nama lengkap gadis itu.
Helaan napas dikeluarkan oleh lelaki itu. Tatapannya tertuju ke arah jalan raya yang tak terlalu ramai dari balik kaca transparan. Segelas blue ocean soda disesapnya perlahan. Rasa dingin dan manis dari soda itu menyebar di dalam rongga mulutnya.
Esok merupakan hari di mana acara Pertukaran Sekolah Putri Kyoto akan dilaksanakan. Seharusnya ia berlatih hari ini. Namun dikarenakan pikirannya sedang tertuju ke hal lain, seketika niatnya untuk berlatih pun menghilang begitu saja.
Katakan saja jika Fushiguro terlalu memusingkan perasaannya. Padahal, ia tahu, bahwa dirinya bukanlah tipe pria yang demikian. Yang akan mengutamakan perasaannya sendiri daripada logikanya. Well, ada satu orang yang ia kenal dan bersikap demikian.
Ya, Itadori Yuuji.
Mungkin karena pengaruh lelaki itu, kini dirinya pun larut dalam hal yang sama. Salahkan dirinya sendiri yang tak mampu memegang prinsipnya erat-erat. Tak seharusnya Yuuji yang ia salahkan, apalagi (Y/n). Keduanya tidak memiliki hubungan apapun tentang bagaimana perasaannya bisa terbentuk saat ini.
Suara bel yang berada di atas pintu masuk seketika berbunyi. Mengundang Fushiguro untuk menolehkan kepalanya ke arah sana. Di mana orang-orang akan keluar-masuk melalui celah pintu yang sama.
Tetapi, kala netra biru gelap itu menangkap sesosok gadis yang baru saja masuk, seketika Fushiguro tersentak. Sama sekali tidak ia duga jika dirinya akan bertemu dengan orang yang sejak tadi ia pikirkan. Ya, Fushiguro memang memikirkan gadis itu sejak tadi, ia tak akan menyangkalnya karena faktanya memang demikian.
Di saat yang sama, gadis yang baru saja masuk itu pun memberikan reaksi yang serupa. Sirat terkejut tampak jelas di kedua netra (e/c)nya. Tak disangka-sangka, orang yang paling ia hindari kini berada di tempat yang sama dengannya dan tengah berjalan menghampiri dirinya. Katakanlah hal ini merupakan kebetulan semata. Namun, tidak ada kebetulan yang seolah-olah telah direncanakan seperti ini.
"(Y/n)."
Berdiri berhadapan dengan Fushiguro, kini (Y/n) baru saja menyadari perbedaan tinggi mereka. Selama ini mereka memang pernah berdiri dengan saling berhadapan seperti sekarang. Namun, siapa yang akan memikirkan tentang berapa centimeter perbedaan tinggi tubuh keduanya?
"Oh, Megumi," balas (Y/n) singkat. Ia sama sekali tidak menyembunyikan raut wajahnya yang tidak senang dengan keberadaan Fushiguro di sana. Namun, Fushiguro yang memang pada dasarnya tidak menajamkan kepekaannya, ia pun tak menyadari hal tersebut.
"Ke mana saja kau selama ini?" tanya Fushiguro lagi. Ia berdiri di sebelah (Y/n). Ikut mengantre bersama gadis itu.
"Aku membunuh," sahutnya, "waktu," tambahnya.
Jawaban (Y/n) hampir saja membuat jantung Fushiguro berpindah tempat. Namun, rupanya gadis itu menambahkan satu kata yang menyelamatkan pikiran Fushiguro.
"Apa yang kau pesan di sini?"
Bukan Fushiguro yang bertanya demikian. Melainkan gadis di sisinya. (Y/n) tampak sedang sibuk menatap lembaran menu yang menampilkan banyak gambar minuman. Yang justru membuat (Y/n) semakin bingung harus memilih yang mana. Dengan demikian, ia pun bertanya pada Fushiguro. Barangkali lelaki itu sudah sering datang ke tempat ini.
"Yang ini enak. Aku merekomendasikannya untukmu."
Tertulis 'pink lemonade' di bawah gambar minuman yang ditunjuk oleh Fushiguro. Sejenak (Y/n) menatap gambar minuman itu. Ia tidak menyangka jika Fushiguro akan merekomendasikan minuman yang seperti itu. (Y/n) pikir, lelaki seperti Fushiguro akan merekomendasikan minuman seperti kopi espresso atau moccachino, misalnya. Entah dari mana pikiran ini berasal. Namun, itulah yang (Y/n) bayangkan.
"Terima kasih. Aku akan memesan yang itu."
Selesai memesan, sekarang muncullah masalah baru. (Y/n) harus mencari tempat duduk yang tak diisi oleh siapapun. Ia pikir akan ada meja lain yang kosong di sana. Namun, dikarenakan dirinya tidak berada di kehidupan nyata yang realistis, alhasil gadis itu harus berakhir duduk di hadapan Fushiguro.
Mengingatkan (Y/n) pada momen di mana ia pernah berbicara empat mata dengan Fushiguro hari itu. Mungkin Fushiguro telah lupa. Mungkin juga tidak.
Kala baru saja duduk di hadapan lelaki itu, tatapan (Y/n) sontak tertuju pada sebuab gelas minuman yang isinya telah tandas sepertiganya. Warna cairannya yang berupa biru muda membuat (Y/n) mengernyit heran. Memikirkan bagaimana rasa minuman itu ketika melewati kerongkongannya.
Kini (Y/n) mengerti mengapa Fushiguro merekomendasikan pink lemonade padanya. Karena minuman milik lelaki itu pun sama anehnya dengan minuman yang (Y/n) pesan sesuai saran Fushiguro.
"Mengapa kau berada di sini, Fushiguro? Bukankah besok merupakan acara Pertukaran Sekolah Putri Kyoto?" tanya (Y/n) tiba-tiba. Membuat Fushiguro menatapnya intens.
Ditatap seperti itu, alhasil (Y/n) hanya menaikkan sebelah alisnya. Ia tak paham mengapa Fushiguro hanya menatapnya saja tanpa menjawab pertanyaannya tadi. Apakah pertanyaannya itu sulit dimengerti? Sangat tidak mungkin, bukan?
"Maksudmu, apakah seharusnya aku berlatih sekarang?" Alih-alih menjawab, Fushiguro justru balik bertanya. Yang sempat membuat (Y/n) menghela napas.
"Ya, aku senang kau mengerti maksudku." Itulah jawaban yang (Y/n) berikan. Toh memang itulah yang ia maksud sejak tadi. Seharusnya Fushiguro sedang berlatih dengan Nobara, bukan menikmati minuman aneh berwarna biru itu dengannya di sini.
Pandangan Fushiguro dialihkan ke luar jendela. Ke arah jalan raya yang tampak tidak terlalu ramai. "Tidak ada alasan khusus mengapa aku tidak berlatih hari ini. Mengingat besok terdapat acara yang penting." Tatapannya dikembalikan pada (Y/n). "Namun, karena hal itu juga, aku pun bisa bertemu denganmu, (Y/n)," imbuhnya.
Seketika pikiran (Y/n) menjadi kosong. Itulah yang dipikirkan oleh Fushiguro? Bertemu dengan dirinya saat ini jauh terasa lebih penting daripada berlatih untuk esok hari? Oh, astaga. Ada sesuatu yang salah dengan pikiran lelaki itu. (Y/n) sangat yakin akan hal tersebut.
Namun, hingga saat Fushiguro berniat untuk mengantarnya pulang, (Y/n) masih tidak dapat menemukan apa jawabannya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro