Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 23 - Started to Walked Away

Author's POV

Langit biru membentang. Menjadi kanvas indah milik alam. Kala awan putih berhembus, menghapus kekosongan di cakrawala. Membuat suasana yang damai pagi ini.

(Y/n) baru saja menyelesaikan jogging paginya. Ia membuka pintu kamarnya dan kemudian beranjak menuju balkon kamar. Tangannya bertumpu pada pagar pembatas. Sementara itu, manik (e/c)nya tertuju pada langit biru yang terbentang di depannya.

"Kau tidak tampak baik-baik saja."

(Y/n) sontak menoleh kala ia mendengar suara Clove di sebelahnya. Benar saja, lelaki itu sudah duduk di atas pagar pembatas. Tatapannya sama, mengarah pada langit yang tampak cerah hari ini.

"Tetapi, aku merasa baik-baik saja," tukas (Y/n) pelan.

Clove hanya diam. Manik emerald-nya bergulir pada (Y/n) secara sekilas. Lalu, kembali menatap ke depan.

"Kau bertengkar dengan mereka?" Clove bertanya lagi. Tanpa menoleh ke arah (Y/n).

"Mereka membenciku, kurasa."

Clove mendengus seraya tersenyum miring. "Wajar saja jika mereka membencimu. Kau mengatakan kalimat yang sangat menyakiti perasaan mereka berdua, (Y/n). Apa kau tidak sadar?"

"Aku tahu, maka dari itu aku melakukannya."

Sontak, Clove menoleh. Di keningnya terbentuk perempatan imajiner. "Maksudmu?"

"Aku sengaja melakukannya, agar mereka menjauhiku. Lagi pula, tidak selamanya aku akan tinggal di dunia ini. Aku tidak ingin hal yang sama terulang kembali," ujar (Y/n) pelan di kalimat terakhir.

"Seperti hal yang terjadi di dunia yang sebelumnya kau datangi?" tebak Clove.

"Um."

Diam. Hening kembali menyapa. Mengambil alih suasana kala pagi itu. Di saat mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.

Namun, suara Clove memecahkan keheningan. Sekaligus menjadi topik pikiran (Y/n) di hari yang tersisa.

"Kuhargai keputusanmu itu. Namun, jangan sampai kau menyesal di kemudian hari, (Y/n)."

***

Sebenarnya, untuk apa (Y/n) datang ke dunia ini?

Jika saja dimensi antara dunianya dengan dunia ini tidak rusak, maka dirinya pun tidak akan berada di sini. Mungkin ia sedang menangis tersedu-sedu dan mengurung diri di dalam kamar. Juga menghindari bertemu dengan orang lain.

Bahkan, hingga saat ini Asano belum menampakkan dirinya. Mungkin saja lelaki itu sedang memperbaiki dimensi dunia ini yang tengah rusak. Entahlah, (Y/n) pun tidak tahu. Yang pasti, ia tahu jika Clove diminta untuk menjadi pengganti Asano selama lelaki itu tidak berada di sisi (Y/n).

Helaan napas panjang dihembuskan oleh (Y/n). Gadis itu tengah berdiri di depan sebuah kuil. Ia tidak seorang diri di sana. Ada dua orang lain yang seharusnya akrab dengan dirinya. Tetapi, nyatanya tidak saat ini.

Fushiguro dan Nobara duduk berdampingan di tangga. Sementara, (Y/n) memilih untuk berdiri. Ia juga tak memiliki niat untuk akrab dengan mereka. Lagi pula, itulah tujuannya sejak awal, bukan?

"Kau terlihat lebih suram dari yang biasanya, Megumi. Memangnya kau baru bangun tidur?"

Suara itu mengambil alih perhatian mereka bertiga. (Y/n) yang sudah tahu suara milik siapa itu pun hanya melirik sekilas. Kemudian, ia kembali menatap ke arah langit yang tampak cerah hari ini. Memikirkan bagaimana ia harus bersikap ke depannya. Biasa saja? Atau bagaimana? Itulah yang ia pikirkan sampai-sampai dirinya tidak sadar jika ia sedang dipanggil.

"Oi, kau. Siapa namamu?"

Tatapan datar milik (Y/n) tertuju pada Maki yang berdiri beberapa meter di depannya. Gadis itu diam sejenak, menelaah pertanyaan yang diucapkan oleh Maki.

"Tyazel (Y/n)," jawab (Y/n) singkat.

"Kau murid baru?" tanya Maki lagi.

(Y/n) menggeleng. "Tidak juga."

Maki sontak mengernyit heran. "Lalu, mengapa kau tampak dijauhi oleh mereka berdua?" tanyanya menuntut penjelasan.

Secara spontan, (Y/n) melirik ke arah Fushiguro dan Nobara yang ternyata juga tengah menatap dirinya. Kemudian, mereka sama-sama memalingkan wajah di dua detik setelah bertatapan.

"Kalian sedang bertengkar?"

"Ya," sahut (Y/n) dan Nobara bersamaan. Setelah mengetahui mereka sama-sama menjawab dengan kata yang sama, keduanya saling mendelik dan melemparkan tatapan tajam.

"Terserah kalian. Yang terpenting, kalian tetap bisa bekerja sama nanti," ujar Maki tak ingin ambil pusing. Karena ia yakin, adik kelasnya itu pasti bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Murid kelas dua itu berdiri di hadapan Fushiguro dan Nobara. Panda berada di tengah-tengah mereka. Ia meminta maaf karena kelancangan Maki ketika ia menyapa Fushiguro sebelumnya. Wajar saja, gadis berkacamata itu tidak tahu-menahu tentang Yuuji yang dikabarkan telah tiada.

"Sebenarnya, kami ingin kalian berpartisipasi di acara Pertukaran Sekolah Putri Kyoto," ujar Panda membuka topik percakapan.

"Pertukaran Sekolah Putri Kyoto? Apa itu?" tanya Nobara spontan.

"Itu adalah acara yang diadakan bersama SMK Jujutsu lain di Kyoto," jelas Fushiguro singkat. Kemudian, pandangan lelaki itu tertuju ke arah kakak kelasnya. "Tetapi, acara itu diadakan untuk murid kelas dua dan tiga, 'kan?"

"Para murid kelas tiga yang bodoh itu sedang diskors. Karena itulah, kalian harus berpartisipasi," sahut Maki.

Nobara mengernyit. "Apa yang akan kita lakukan di acara itu? Smash Bros? Jika bermainnya di WII, aku tidak akan kalah! Akan kukalahkan mereka dengan Meteor Smash!" ujarnya dengan menggebu-gebu

"Kalau begitu, kita buat tiga lawan tiga," ucap Panda kemudian. "Dalam acara pertukaran ini, kepala sekolah dari Tokyo dan Kyoto mengirimkan proposal berisi kompetisi apa yang akan dilakukan selama dua hari penuh. Begitulah peraturan resminya."

(Y/n) diam sejenak. Itu artinya, saat ini dirinya sudah mencapai arc tentang Pertukaran Sekolah Putri Kyoto itu. Arc yang cukup merepotkan memang.

"Kita bertarung melawan sesama penyihir Jujutsu?!" seru Nobara yang mengejutkan (Y/n) setelahnya.

"Ya, ini adalah pertarungan di mana kalian bisa melakukan apapun selain membunuh. Maka dari itu, kami akan melatih kalian agar kalian tidak terbunuh dengan mudah," jelas Maki.

Panda mulai menjelaskan lagi dan di saat yang bersamaan (Y/n) pun tidak terlalu mendengarkannya. Perasaannya mulai bimbang.

"Jadi, kalian ikut serta 'kan?"

"Kami ikut."

"Aku tidak ikut."

Dua jawaban yang berbeda membuat mereka menatap ke arah (Y/n) secara bersamaan. Sejak awal, gadis itu sama sekali tidak terlihat ada minat dengan pembicaraan ini. Maki pun mengetahuinya. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya.

"(Y/n)."

"Apa?"

Nobara menatap gadis itu kesal. "Jika kau sejak awal tidak ingin berada di sini, mengapa kau ikut, hah?"

"Formalitas saja. Lagi pula, aku masih tetap merupakan murid SMK Jujutsu Tokyo," sahut (Y/n) santai seraya menatap ke arah dedaunan yang bergesekkan. Menciptakan suara yang mengisi keheningan.

"Tidak masalah jika kau tak ingin ikut. Akan kusampaikan kepada para Sensei dan juga kepala sekolah," ujar Maki kemudian sekaligus meredakan perang yang sebentar lagi akan terjadi itu.

"Tolong ya, Zenin-san."

Setelah berkata demikian, (Y/n) pergi dari sana. Meninggalkan mereka berlima menatapnya dengan tatapan yang berbeda-beda kala angin musim panas berhembus kencang.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro