Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

satu

*

*
Hay hay... I am back

Ok... Ini cuma 2 cap. Buat menghilangkan stress kalian yang nunggu ff lanjutanku... Kenapa aku kayak php in kalian ya... Hehe..  Ma'af ya...
Semoga suka...

*********


*

*

Sasuke meletakkan kembali ponselnya ke dasbor mobil, setelah menghubungi seseorang. Setiap istirahat makan siang, dia akan selalu keluar gedung perusahaannya dan makan di luar.

Setelah memarkirkan mobil sportnya, dia kemudian memasuki restoran langganannya. Setelah masuk, matanya menelusuri seluruh penjuru restoran. Ia melangkahkan kakinya menuju meja yang berada di dekat jendela, dimana terdapat sosok pirang yang tengah duduk di sana.

" lama menunggu ?"

Gadis berambut pirang yang digelung keatas itu mendongak. Ia membenarkan letak kacamatanya sebelum duduk dengan tegak.

" tidak juga "

Gadis itu kembali ke kesibukannya, sedangkan sang pria hanya memandang datar banyaknya novel yang tertumpuk di atas meja dan kardus di kursi kosong sebelah gadis itu.

" berapa banyak yang PO ?"

" 60 orang "

Pria itu meraih salah satu novel dan membolak-baliknya.

" kukira kau yang menulis "

Gadis itu menghela nafas dan meletakkan bulpoin yang sejak tadi ia gunakan untuk menulis alamat pengiriman.

" inginnya, tapi tulisanku masih belum bisa sampai tahap ini. Di WP sih banyak yang suka, tapi belum tentu ada yang minat membelinya jika di jadikan buku "

Pria itu menaikkan alisnya. Ia menumpukan kedua sikunya di meja dan tubuhnya condong ke arah sang gadis.

" coba saja, mungkin ada yang berminat "

Gadis itu juga mencondongkan tubuhnya ke depan.

" tapi- "

" aku akan bantu "

Pria itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

" caranya ?"

" banyak "

Gadis itu berdecak dan kembali meraih sebuah buku, dan menuliskan sesuatu pada kertas note kecil. Ia kemudian membungkus buku itu dengan kertas coklat, sebelum menempel note berisi alamat pengiriman di depannya.

" aku serius Sasuke "

" aku juga Naruto "

Tangan putih itu meraih bulpoin dan kertas note yang tadi di pakai gadis bernama Naruto itu dengan tangan kiri, ingat pria itu kidal.

" aku bisa membantumu untuk mengeditnya sebelum di cetak. Kau juga bisa menge-sharenya di akunku "

" sungguh "

Gadis itu menatap Sasuke dengan wajah berbinar. Ayolah.... Siapa yang tidak mengenal Sasuke Uchiha, anak dari pemilik kerajaan bisnis terbesar di Jepang. Pria itu juga sudah menduduki posisi wakil presdir, menggantikan sang kakak yang menangani perusahaan cabang.

Sasuke mendongak, ia menatap manik safire kesukaannya dari balik kaca mata sang gadis.

" hn "

Tangan tan gadis itu meraih pipi putih itu untuk di cubit. Ok... Sasuke tak pernah suka jiga gadis di depannya itu sudah melakukan hal ini.

" kau yang terbaik "

Sasuke menarih tangan itu dari sisi wajahnya dan ia gigit. Menimbulkan pekikan sakit dari Naruto.

Naruto menatap telunjuknya yang memerah, dan kembali menatap Sasuke dengan wajah kesal.

" sakit !!"

" ck "

Pria itu meraih tangan Naruto dan meniup jari yang tadi dia gigit.

" sudah "

Uh... Pemandangan itu membuat seluruh pengunjung restoran meleleh. Melihat betapa lembutnya pria itu yang terkenal dingin pada semua orang, membuat mereka terperanggah. Bagaimana putra kedua dari Fugaku bisa selembut itu pada seorang gadis.

Tapi yang mereka tau adalah keduanya itu bersahabat sejak SMA. Awal-awal berita keduanya yang dekat tersebar, banyak sekali yang menganggap mereka pasangan. Pasangan yang tidak sepadan.

Tapi, semua itu tak menampik jika banyak yang tidak menyukai Naruto diluar sana.
Karena Naruto hanyalah seorang gadis yatim piatu dan Sasuke adalah anak dari konglomerat kaya pemilik kerajaan bisnis di Jepang. Jadi... Bukankah mereka memang tidak sepadan?

Tapi yang mereka tidak tau.... Keduanya memiliki perasaan yang sama. Hanya saja belum saatnya mereka berucap, mereka tidak ingin persahabatan yang sudah terjalin bertahun-tahun hancur. Karena hanya salah satu dari mereka yang mencinta.

Benarkah itu??

*

*

Setelah acara makan siang, mereka menuju kantor Sasuke. Karena pria itu tadi mendapan telfon dari sekertaris presdir jika jam rapat di majukan. Jadilah Naruto ikut kemana Sasuke pergi. Selain karena dia tak membawa kendaraan, Sasuke juga telah berjanji akan mengantarnya ke kantor pos untuk mengirim buku-bukunya.

Saat mereka baru memasuki loby kantor, seluruh orang yang ada di sana menatap keduanya dengan aneh. Bukan keduanya, tapi hanya padanya.

Sasuke memasang kupluk jaket yang dipakai Naruto untuk menutupi kepala gadis itu. Ia sadar, ini pertama kalinya ia membawa Naruto bersamanya. Ia juga bisa melihat Naruto yang terus menunduk karena tatapan para karyawannya. Jadilah ia memasang kupluk itu, agar Naruto tak melihat orang yang ada di kanan kirinya.

Gadis berkaca mata itu menatap polos pada Sasuke yang meraih tangannya. Pria itu tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya ke arah lift khusus petinggi perusahaan.

Drrrttt Drrrtttt

Sebelah tangannya yang bebas meraih ponsel miliknya yang ada di celana bahan yang ia pakai.

" ada apa "

" ..... "

" 5 menit lagi aku sampai "

PIP

Ia kembali memasukkan ponselnya ke saku. Matanya melirik ke arah gadis yang ada di sampingnya. Tubuhnya terayun ke kiri, menyenggol lengan gadis itu.

" kenapa ?"

" sepertinya banyak orang yang tidak menyukai ku "

Dengan nada lemah Naruto berucap. Bibir merahnya mencebik lucu dan Sasuke hanya mampu terkekeh tanpa suara.

Tangannya meraik kupluk itu lepas. Memutar tubuh gadis itu kearah dinding lift yang memantulkan revleksi tubuh mereka, walau agak kabur.

" Naruto yang kukenal tidak seperti ini "

Ia meraih pipi kanan Naruto dan menariknya.

" Naruto yang ku kenal adalah gadis keras kepala dan seenakn- "

" sebenarnya,,, kau memujiku atau mengolokku "

Naruto merengut, Sasuke tersenyum. Kedua tangan pria itu terulur menarik sudut bibir Naruto berlawanan.

" dia itu ceria, pantang menyerah dan pintar. Walau tidak sepintar aku, tapi dia gadis yang baik "

Ia kembali membalikkan tubuh mungil itu menghadapnya.

" jadilah dirimu sendiri, jangan memikirkan omongan orang "

Ting

" kita sampai? "

Keduanya menatap layar kecil di atas pintu lift yang menunjukkan angka dimana lantai berhenti.

" hn "

Sasuke kembali merai tangan tan itu dan menariknya menuju ruang kerjanya, ada seorang wanita yang menyambut kedatangannya.

" selamat datang Uchiha-sama "

" hn "

Merekapun memasuki ruangan yang tak kalah besarnya dengan ruangan presdir. Sasuke memegang bahu sempit Naruto.

" tunggu aku di sini, jangan kemana-mana. 1 atau 2 jam lagi aku akan kembali "

" lalu jika aku lapar bagaimana ?"

Sasuke memutar bola matanya malas. Ok... Dia masih ingat jika gadis di depannya itu punya napsu makan yang besar, tapi itu khusus untuk satu jenis makanan.

" kau bisa minta tolong pada wanita yang di luar untuk mengambilkanmu makanan... Tapi tidak untuk makanan berlemak itu "

Dan akhirnya Naruto ditinggal sendirian di ruangan itu.

*

*

Dua jam kemudian rapat pengangkatan CEO baru usai. Sasuke yang berdiri di samping ayah dan kakaknya, ia hanya bisa tersenyum tipis pada relasi bisnisnya yang silih berganti memberinya selamat.

Ha'ah... Ia menghela nafas berat. Akhirnya selesai juga.

" bagaimana jika kita merayakannya dengan makan di retoran atau BBQ di rumah?! "

Ujar Itachi menatap adiknya. Sasuke menghela nafas kembali. Sebenarnya dia ada janji dengan Naruto, tapi menolak ajakan kakaknya juga tidak enak. Lagi pula dia sudah janji, apa dia ajak saja sekalian? Tapi apa yang akan ia katakan pada keluarganya. Mereka tak ada hubungan lain selain persahabatan.

" aku akan segera kembali "

Dia berbalik dan berjalan cepat menuju ruangannya. Mengabaikan tatapan heran dari ayah dan kakaknya.

" ada apa dengannya "

Itachi mengedikkan bahunya tak tau. Ia menatap ayahnya yang masih melihat kearah punggung Sasuke.

" kita ikuti saja... Dia terlihat mencurigakan "

" mungkin saja ada barangnya yang tertinggal "

" ayah-kan ayah-nya. Masak ayak tidak tau bagaimana sifatnya "

" walau aku ayahnya, aku tak terlalu tau sifatnya. Aku hanya berjasa menanam benih dan memberi uang, selebihnya hanya ibumu yang tau "

Kesal juga dia saat mendengar perkataan anak pertamanya. Jadilah kata-kata itu yang keluar dari mulutnya.

Itachi menggigit lidahnya gemas, tangannya gatal ingin menatik rambut panjang ayahnya. Untung dia ingat jika pria yang berdiri disampingnya adalah ayah kandungnya, pria yang berjasa bercocok tanam di rahim ibunya hingga dia lahir.

Akhirnya merekapun mengikuti kemana Sasuke pergi.

Saat sampai di ruangan Sasuke, mereka hanya melihat ruangan wakil Presdir yang kosong.

" Rin-san, dimana Sasuke "

Sekertaris adiknya membungkuk hormat ke arah keduanya.

" beliau keluar untuk mengantarkan Uzumaki-san pulang "

" Uzumaki-san? Siapa dia ?"

" Beliau gadis yang dibawa oleh Sasuke-sama kemari, Fugaku -sama "

" jelaskan "

Rin mengangguk dan mengatakan apa yang ia ketahiu tentang Naruto, atau gadis yang menggemparkan seluruh penghuni perusahaan karena datang ke sana dengan Sasuke.

" jadi begitu "

" ne, Itachi-sama "

Kedua pria itu mengangguk dan berbalik pergi.

" sepertinya kita harus menyelidikinya "

" kau benar ayah "

Sedangkan yang di bicarakan kini tengah berada di dalam mobil untuk mengantar gadis pirangnya ke kantor pos.

" sasuke, apa tidak apa-apa? "

" kau tenang saja... Tapi ma'af, aku tidak bisa makan di rumah malam ini "

Naruto yang mendengar, tersenyum. Ia memakluminya, lagi pula Sasuke memang jarang pulang ke kediaman utamanya. Karena selama ini, sejak mereka kelas 2 SMA mereka memutuskan tinggal bersama. Walau hanya dalam hubungan pertemanan.

Waktu itu mereka masih 17 tahun dan mereka tinggal di salah satu gedung apartemen di daerah Tokyo. Saat itu Sasuke keluar dari rumah dengan alasan ingin mandiri dan mengikuti Naruto yang bekerta part time di sebuah cafe, sebagai pelayan.

Walau Sasuke tidak mengatakan jika dia tidak tinggal sendiri di apartemen yang ia beli. Hingga 5 tahun mereka tinggal bersama, satupun keluarganya tidak tau tentang keberadaan Naruto. Bahkan dia melarang siapapun yang akan berkunjung ke tempat mereka tinggal.

Bukan tak mau mengenalkan, hanya saja belum waktunya. Karena dia berencana akan mengenalkan Naruto pada keluarganya, saat mereka resmi terjerat sebuah hubungan yang lebih. Ia akan membawa Naruto ke depan keluarganya, saat gadis itu resmi menjadi kekasihnya.

" tidak apa-apa "

" ku usahakan aku akan pulang cepat "

*

*

Selama acara BBQ yang diadakan oleh seluruh keluarga Uchiha, disana Sasuke tak bisa berhenti melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

" kita benar-benar harus menyelidikinya anata "

" kau benar koi "

Kedua pasangan Uchiha senior itu tengah menatap kegelisahan anak keduanya, yang tengah duduk berkumpul dengan para sepupunya. Terlihat Sasuke hanya sesekali menyahuti perkataan kaka sepupunya dan kembali sibuk melihat jam.

" Kakashi "

Seorang pria berambut perak, dengan masker menutupi wajahnya mendekat kearah Fugaku dan Istrinya.

" aku ingin kau menyelidiki Sasuke... Apartemennya dan apa yang membuatnya berubah selama ini "

" ne "

" sejak lama aku sudah curiga, kenapa kita tidak diperbolehkan ke apartemnya.... Padahal aku ibunya "

" pergilah Kakashi "

Pria itupun membungkuk dan berjalan pergi untuk melaksanakan perintah atasannya.

" semoga bukan sesuatu yang buruk "

*

*

*

.

.

.

.

.
Tbc

Jika responnya bagus, lanjutannya bakal ku up insaallah nanti malam setelah maqrib...

Ditunggu like, comen dan kritiknya..

Bay... Bay... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro