Act Four
"Kemari, Nak," pinta Petugas Gregson. Wada menuruti perintah petugas Gregson dan dalam sepersekian detik, dirinya telah berada dalam pemeriksaan Petugas Gregson.
Wada tak terluka.
"TKP ini tak boleh berubah sedikit pun, tak boleh tersentuh oleh siapa pun. Mengerti?”
Dengan sedikit rasa enggan, Wada mengangguk pelan pada Petugas Gregson.
-----
Act Four
Kasus yang tengah dibicarakan oleh Arthur dan Inspektur Mawson adalah kasus penyusupan di rumah yang ditempati oleh seorang anak muda—seorang diri. Begitulah, kasus itu kemudian bergulir di kantor kepolisian dan detektif yang bertugas menanganinya adalah Arthur.
Kini, setelah inspektur menyinggung kasus tersebut, giliran Arthur yang harus menceritakan detail pertemuannya dengan Wada.
Saat menghadapi Arthur, anak itu tak memiliki banyak ekspresi dan terlihat tak ingin terlibat maupun tertarik dengan kasus itu. Wada sering kali menghindari kontak mata dengannya. Meski demikian, ada sesuatu dalam Wada yang begitu menarik perhatian Arthur saat ia melihat kedua mata anak itu.
"Begitulah yang aku maksud, Detektif. Bahkan Wada tak pernah merasa bahwa kejadian itu merupakan sebuah tindakan kriminal," ujar Inspektur.
"Lalu, apa yang harus saya lakukan, Inspektur? Mengetahui fakta bahwa semua orang enggan berurusan dengan kasus ini justru membuat saya semakin terdorong untuk memecahkannya. Apalagi setelah saya bertemu dengan anak itu, yang dari sorot matanya seakan memohon kepada saya untuk menyelidiki kasus ini sampai selesai.”
"Kau hanya tidak mengerti duduk permasalahannya, Detektif."
"Sikap Anda dan para senior lain yang seakan-akan menghalangi saya untuk memecahkan kasus ini, lebih tak dapat saya pahami, Inspektur. Dan apa yang Anda sarankan tempo hari? Melimpahkan kasus ini pada pihak lain seperti badan intelijen?”
Inspektur menghela nafas. Ia menautkan jari-jari tangannya sambil menunduk dalam. "Kau sungguh menginginkan agar kasus ini ditindaklanjuti?" tanya inspektur. Arthur mengangguk. "Sekalipun nyawamu yang menjadi taruhannya?" Saat itulah, Inspektur Mawson dapat melihat Arthur sedikit terkesiap. Tapi, yang tak disangka-sangka oleh Inspektur Mawson adalah, senyuman miring yang kemudian terlukis di sudut bibir Sang Detektif.
Arthur tertawa pelan sebelum dapat kembali berkata-kata. Ia bahkan membutuh sedikit usaha untuk menghentikan tawanya.
"Rupanya, saya telah meremehkan kasus ini, Inspektur. Kasus ini memuat lebih banyak data dan misteri daripada apa yang telah saya ketahui saat ini. Bukan begitu?"
Inspektur terkekeh. "Sepertinya, rasa ingin tahumu telah mebuatmu tak takut menghadapi risiko apa pun, eh? Kalau begitu, aku akan menuruti kemauan kerasmu itu, Detektif. Temui aku di ruanganku sore ini.” Inspektur Mawson beranjak dari tempat duduknya, merapikan pakaiannya, lantas beranjak pergi.
“Empati, Inspektur," celetuk Arthur. “Aku ... ingin membantu anak itu." Kalimat itu tak pelak membuat Sang Inspektur berhenti berderap. Ia menyunggingkan senyum samar, lalu kembali berjalan dengan rasa kagum dalam dirinya. []
---------
Pendek sangat. Cuma 400 kata, ngiahahah.
28 Maret 2017.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro