Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 2b

Daisy mendesah. "Ada apa lagi?"

"Pesta malam ini di rumah keluarga Barney. Mereka ingin—"

Daisy teringat akan Drex dan istrinya lalu menggeleng tegas. "Tidak! Aku tidak akan ke pesta itu."

Samir terbelalak. "Ke-kenapa? Aku membutuhkan bantuanmu."

"Bantuan macam apa?"

"Menyanyi dan menari tentu saja. Apalagi Daisy? Ferlita tidak dapat tampil malam ini. Perempuan bodoh itu memakan sesuatu yang membuatnya harus dirawat di RS karena sakit perut. Tolong, Daisy."

Permohonan Samir tidak membuat Daisy tergugah. Ia tetap menggeleng. "Cari artis lain."

"Siapaa? Semua orang tahu, yang terbaik hanya dirimu."

"Maaf, tapi aku tidak bisa."

"Kenapa?"

Daisy berdiri gelisah, dengan jari jemari mengusap kuku. Ia tidak mungkin mengatakan pada Samir kalau yang ditakutkannya adalah bertemu Drex di sana. Meskipun laki-laki bermata abu-abu itu tidak mengenalinya, tapi ada kemungkinan Dantu pun datang. Sekarang ini, ia belum siap bertemu dengan semua orang dari masa lalunya. Belum siap menanggalkan rasa malu dan mengangkat kepala saat bertemu mereka. Dirinya yang sekarang, hanya ingin bersembunyi dari semua orang, termasuk laki-laki berkamata yang tidak sengaja dilihatnya di restoran.

"Samir, aku harus menjaga Mama."

"Aku akan membayar perawat untuk mamamu. Memberimu gaji double."

"Tapi—"

"Tolong aku Daisy. Nyawaku bisa terancam kalau sampai pertunjukan ini gagal. Kamu pasti mengatakan kalau aku berlkebihan tapi kita berdua mengenal siapa keluarga Barney. Mereka tidak akan menolerir kesalahan fatal seperti ini. Karena banyak orang penting datang ke pesta topeng. Daisy, please. Aku menyerahkan hidupku padamu."

Daisy menggeleng pelan. Samir m,engangkat jarinya.

"Gaji naik tiga kali lipat. Tolonglah."

"Samiir, akuu—"

"Lakukan demi menyelamatkan teaterku. Ada banyak orang yang bergantung di sana. Anggap saja, kamu kerja amal tapi digaji tinggi. Daisy, kami menggantungkan harapan padamu. Kalau kamu takut ada orang yang mengenalimu, tidak usah kuatir. Ada topeng yang menutupi wajahmu dan juga polesan make up."

Daisy menggigit bibir. "Apa judul malam ini?"

"Cleopatra."

Terdiam sesaat, mempertimbangkan baik buruk kalau menerima tawaran Samir. Laki-laki itu benar, memang ada banyak orang yang bergantung pada teater ini. Banyak pekerja seni yang akan kehilangan mata pencaharian kalau teater diututup. Keluarga Barney yang paling berkuasa di kota ini dan mereka tidak akan suka kalau Samir bermain-main dengan pesta. Meneguk ludah, ia menguatkan hati sebelum mengangguk.

"Baiklah, kirim perawat sekarang. Aku harus mandi."

Samir mengepalkan tangan ke udara. Memeluk Daisy singkat sebelum berlari ke arah tangga. "Perawat akan datang dalam tiga puluh menit, berikut mobil yang akan menjemputmu. Daisy, kamu menyelamatkan kami!"

Daisy mandi dengan pikiran berkecamuk. Berharap malam ini pertunjukan berjalan lancar. Sekali lagi ia akan bertemu dengan Drex Camro dan istrinya dan itu membuatnya tidak tenang. Samir menepati janjinya, mobil dan perawat datang dalam tiga puluh menit. Daisy berangkat ke tempat pesta dengan dada berdebar tak menentu.

Sesampainya di belakang panggung, ia disambut bermacam-macam reaksi dari anggota teater. Ada yang berterima kasih karena terselamatkan. Ada yang menggerutu karena menganggapnya tidak cukup layak untuk menjadi bintang utama. Daisy menanggapi semua itu dengan senyum kecil. Ia datang karena dibayar dan tidak akan membiarkan gumaman membuat pertunjukannya gagal.

Ia membuka koper kecil tempat menyimpan make up. Satu-satunya benda berharga yang masih disimpannya dari bertahun lalu. Selama expired date make-up itu masih cukup, ia akan terus menggunakannya. Sekarang ini ia tidak punya uang untuk mengganti dengan yang baru. Penata gaya dan penata rambut membantunya berdandan dan saat topeng dipasang, ia menjadikan diriny Cleopatra, bukan lagi Daisy. Ia adalah ratu yang cantik, dan bukan perempuan pembuat masalah.

"Para tamu sudah berdatangan. Kalian siap?"

Samir berteriak dari pintu ruang ganti.

"Siaaap!"

Para pemain menjawab teriakannya. Samir mengangguk, menghampiri Daisy dan berbisik. "Aku menyarahkan panggung padamu."

Daisy tidak menjawab, sebagian dirinya sudah meninggalkan tubuh. Tersisa hanya roh Cleoptara yang ingin segera terbebas keluar. Saat musik mulai dinyalakan, para pemain pendukung satu per satu masuk ke panggung untuk memulai peran mereka. Daisy berdiri di pintu dengan gaun ratu warna merah bersulam emas. Ia melangkah gemulai saat namanya dipanggil.

Tepuk tangan gegap gempita terdengar saat ia muncul. Ia memulai dialog, menangis, tertawa, marah, dan bersedih. Semua yang terjadi panggung adalah Cleopatra sang ratu agung. Daisy mencurahkan semua kemampuannya untuk membuat pertunjukan malam ini berhasil. Dua jam berlalu, dan saat dialog terakhir diucapkan, tepuk tangan terdengar bergemuruh. Semua pemain bergandengan tangan dan membungkuk ke arah penonton. Senyum lenyap dari bibir Daisy saat pandangannya bersirobok dengan laki-laki berkacamata. Ia mengenali laki-laki itu di antara para tamu, meskipun memakai topeng. Bertahun-tahun melihatnya, membuatnya mudah mengenali hanya dalam satu kali pandang.

Ia mengalihkan pandangan dan bergegas ke belakang panggung. Saat menuruni tangga, lengan yang kokoh terulur untuk membantunya. Daisy mengerjap menatap laki-laki itu.

"Nona Daisy, lama tidak bertemu."

Daisy menerima uluran tangan dan mendesah. "Beltrand."

"Senang rasanya masih dikenali."

Sayangnya, Daisy sama sekali tidak merasa senang bertemu dengan Beltrand.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro