Lembar 18
Senandung kecil terdengar dari kamar mandi, di mana saat itu Sohee baru saja selesai membersihkan diri. Senandung itu terhenti ketika wanita muda itu tengah membersihkan giginya.
Bugh!
Sohee tertegun, membuat pergerakan tangannya terhenti sejenak. Tampak mempertimbangkan sesuatu setelah mendengar suara sesuatu yang jatuh.
"Suara apa tadi?" gumam Sohee.
Tak terlalu mempedulikan hal itu, Sohee kembali melanjutkan aktivitasnya. Dan setelah selesai ia segera keluar dari kamar mandi membawa senandung kecilnya. Berjalan menuju meja rias, langkah Sohee terhenti. Perlahan pandangannya mengarah ke samping dan seketika netra itu membulat ketika menemukan seseorang terbaring di lantai kamarnya.
"Aaaa ..." teriakan itu sontak tak mampu ia tahan.
Sohee segera melompat ke ranjang dan menarik selimut hingga menutupi mulutnya ketika ia berhenti berteriak. Wanita itu tampak terkejut. Dari mana orang asing berpakaian Hanbok itu datang. Dan setelah cukup tenang, perlahan Sohee merangkak di atas ranjang untuk memastikan pria asing di dalam kamarnya yang berbaring dalam posisi tengkurap itu.
Memberanikan diri, Sohee lantas menegur, "p-permisi ... siapa kau? K-kenapa kau bisa ada di sini?"
Sohee menunggu jawaban. Namun pria itu sama sekali tak memberikan respon, dan bahkan tak bergerak sedikitpun.
Sohee kembali menegur, "Tuan ... kau baik-baik saja? Jika kau tidak menjawab, aku akan menghubungi polisi."
Kembali tak mendapatkan jawaban. Sohee terlihat mempertimbangkan sesuatu sebelum turun dari ranjang secara perlahan dan berjalan mengendap-endap menuju pintu keluar. Sempat menghilang, Sohee lantas kembali dengan membawa tongkat golf miliknya dan mendekati pria asing yang masih dalam posisi sebelumnya.
Berdiri dalam jarak satu meter, Sohee menyiapkan tongkat di tangannya untuk memukul si penyusup jika penyusup itu melakukan hal yang macam-macam padanya. Namun perlahan rasa heran itu menghampiri Sohee.
Sohee berucap dengan penuh pertimbangan, "dari mana dia masuk? Apa dia masih hidup?"
Memberanikan diri, Sohee menggunakan tongkat di tangannya untuk menyentuh tubuh pria itu.
"Ya! Kau masih hidup, kan? Kenapa kau bisa masuk ke sini? Ya!"
Sohee hampir frustasi. Dia kemudian mendekat dan mencoba membalik tubuh pria itu menggunakan kakinya. Tepat saat tubuh pria itu berbalik, Sohee segera menggunakan satu tangannya untuk menutupi mulutnya yang terbuka karena terkejut setelah melihat wajah pria asing itu.
"Dia?"
LOST IN THE DYNASTY
Bel pintu apartemen Sohee berbunyi. Sohee dan Hyungsik yang saat itu berdiri di dekat pintu kamar sempat saling bertukar pandang dengan tatapan canggung sebelum Hyungsik lah yang meninggalkan kamar itu dengan buru-buru untuk membuka pintu.
Pintu terbuka dan Seojoon segera masuk membawa keributan, "di mana dia? Kim Taehyung, di mana kau?"
Seojoon segera menghampiri Hyungsik yang tampak khawatir. Namun sayangnya kemarahan Seojoon telah membuatnya tak menyadari raut wajah Hyungsik saat itu.
"Di mana anak itu?"
"Ada di kamar."
Seojoon bergegas ke kamar dan diikuti oleh Hyungsik. Membuka pintu dengan kasar, kedatangan Seojoon berhasil mengejutkan dua orang yang berada di ruangan itu. Namun seakan tak peduli jika dia hanyalah seorang tamu, Seojoon langsung memaki sosok yang saat itu duduk bersila di atas ranjang.
"Ya! Kau sudah gila! Ke mana saja kau? Kau hampir membuatku gila ... jika ingin pergi seharusnya kau mengatakan dulu!"
Kemarahan Seojoon berujung pada kebingungan ketika sosok Taehyung yang ia maki tak menunjukkan respon apapun.
"Kenapa kau diam saja?" suara yang mewakilkan rasa herannya.
Hyungsik menepuk bahu Seojoon dari belakang dan berbisik, "ada yang salah dengan artismu."
"Ada apa?"
"Dia bukan Kim Taehyung."
Dahi Seojoon mengernyit. "Apa maksudmu?"
"Tanyakan saja sendiri, aku tidak berani macam-macam dengannya. Dia sangat aneh dan berbahaya."
Seojoon lantas mendekati sosok yang sama persis dengan Taehyung itu. Berdiri di samping ranjang, pandangan keduanya saling dipertemukan. Dan saat itu Seojoon memperhatikan sosok di hadapannya dengan seksama. Dilihat dari sudut manapun orang di hadapannya saat ini memanglah Kim Taehyung.
Seojoon lantas menegur, "Ya! Kau baik-baik saja, kan?"
"Siapa kalian?"
Dahi Seojoon mengernyit, menyatakan rasa heran yang besar ketika mendengar Taehyung berbicara dengan bahasa yang formal dan terdengar sangat berwibawa.
"Kau ... sedang mabuk?"
"Berhati-hatilah saat kau berbicara denganku."
Sempat tertegun, Seojoon kemudian tertawa tak percaya. Merasa telah dipermainkan oleh pemuda itu.
"Ya! Berhenti mempermainkanku. Sudah cukup aku mengalami kesulitan karena kelakuanmu. Ayo, pulang ke rumahmu sendiri."
Seojoon hendak menarik lengan Taehyung, namun saat itu Taehyung segera menepis kasar tangan Seojoon dan melompat dari ranjang. Memgambil pedang di atas meja rias, Taehyung menarik pedang itu dan menodongkannya ke arah Seojoon. Membuat kedua orang di sana terlihat panik, namun tidak dengan Seojoon.
"Ya! Kim Taehyung, hentikan itu. Kau pikir ini lucu? Bagaimana mungkin kau mengancam pria dewasa dengan pedang mainan."
Seojoon menghampiri Taehyung dan menyentuh ujung pedang itu. Namun saat itu jarinya langsung terluka dan membuatnya sedikit tersentak.
"Apa ini?"
"Ya! Bodoh!" tegur Hyungsik dengan nada berbisik. "Itu pedang sungguhan."
"Apa?"
Seojoon terperangah dan seketika tak bisa bergerak ketika ujung pedang di tangan Taehyung hampir menyentuh kulit lehernya.
"Ya! Apa yang sedang kau lakukan? Dari mana kau mendapatkan benda ini? Jauhkan dari leherku atau karirmu akan hancur."
"Seperti caramu berpakaian, kau pun tidak bisa berbicara dengan baik," sahut Taehyung, masih dengan bahasa yang formal.
"Kau ... Kim Taehyung, kan?"
"Oppa, lakukan sesuatu ..." gumam Sohee khawatir sembari menarik lengan Hyungsik.
"Aku bisa apa? Sepertinya dia sudah kerasukan setan Joseon."
Tatapan tajam Taehyung mengarah pada keduanya. Dan kemarahan itu terlihat ketika menemukan Sohee menggandeng Hyungsik.
"Putri Mahkota—"
"Tunggu sebentar!" suara lantang Seojoon menghentikan ucapan Taehyung.
"Singkirkan dulu pedangmu. Kita bicara baik-baik."
Taehyung tak menunjukkan respon bahwa dia menyetujui negosiasi yang diajukan oleh Seojoon.
"Katakan siapa kalian?"
"S-singkirkan dulu pedangmu."
Taehyung kemudian menyarungkan pedangnya kembali dan menghampiri dua orang di dekat pintu. Dengan kasar Taehyung meraih tangan Sohee dan membawa gadis itu menjauh dari kedua pria di sana, seakan ingin melindungi Sohee dari ancaman orang asing.
Seojoon tampak berpikir keras meskipun wajahnya terlihat sangat bodoh. Hal itu dikarenakan ia yang tidak mengerti dengan tindakan Taehyung saat ini.
Hyungsik mendekati Seojoon dan memegang lengan Seojoon. Dia kemudian berbisik, " lakukan sesuatu."
"Kenapa harus aku?" balas Seojoon dengan nada berbisik pula.
"Karena dia artismu."
"Aku harus bagaimana? Kau lihat sendiri aku hampir mati di tangannya."
Suara berat Taehyung yang terdengar berwibawa lantas mengalihkan perhatian keduanya, "katakan dari mana kalian berasal."
Seojoon memandang dengan wajah mengernyit. "Aku sama sepertimu, kita sama-sama lahir di Daegu."
"Aku, tidak pernah datang ke Daegu. Aku lahir di Hanyang ... jangan mencoba untuk menipuku."
Hyungsik dan Seojoon terperangah. Hyungsik kemudian berucap, "Hanyang? Ada yang salah dengan kepalanya."
Seojoon menggaruk kepalanya dengan frustasi dan berbicara dengan penuh percaya diri, "lalu, jika kau lahir di Hanyang. Siapa namamu, orang tuamu dan saudaramu?"
"Lee Sung adalah namaku, Raja Munjong adalah ayahku. Dan Lee Hongwi adalah saudaraku," balas pemuda serupa dengan Taehyung yang tidak lain adalah Putra Mahkota Lee Sung dari Joseon. Menandakan bahwa keduanya telah bertukar tempat entah bagaimana caranya.
Seojoon dan Hyungsik saling bertukar pandang. Tentu saja ucapan Lee Sung tak bisa dipercaya. Pandangan mereka pun kembali pada Lee Sung.
"Kau benar-benar sedang mabuk?" gumam Seojoon.
Disambung oleh Hyungsik, "sebaiknya segera bawa dia ke rumah sakit."
Perhatian Lee Sung teralihkan oleh Sohee yang memegang lengannya.
Dengan takut-takut Sohee kemudian berucap, "Lee Sung, tanganku sakit. Bisa kau melepaskannya?"
Netra Lee Sung melebar, menegaskan bahwa dia merasa terkejut dengan ucapan Sohee.
Sang Putra Mahkota yang tersesat itu lantas menegur dengan suara yang mengeras, "beraninya kau memanggil suamimu seperti itu."
"Apa?" seruan terkejut itu bukan hanya keluar dari mulut Sohee, melainkan dari kedua pria yang berada di sana.
"Apa maksudmu?" ucap Sohee tak terima.
"Kau membentakku, Putri Mahkota?"
"Siapa yang kau panggil dengan Putri Mahkota? Aku bukan Putri Mahkota dan bukan istrimu. Sadarlah, apa yang sedang kau lakukan?"
Lee Sung terperangah ketika melihat Sohee yang ia pandang sebagai Park Hwagoon berbicara kasar padanya.
"K-kau?"
Batin Lee Sung tersentak ketika bayangan terakhir sebelum ia tertelan kegelapan kembali mengisi ingatannya. Pedang di tangannya terjatuh, ia lantas meraba tubuhnya sendiri dan terlihat bingung.
"Apa yang sedang dia lakukan?" gumam Seojoon.
"Apa dia digigit semut?" sahut Hyungsik.
Lee Sung meraba punggungnya dan menghentikan pergerakannya dengan tatapan tertegun. Dia yakin bahwa sebelumnya dia terluka parah, namun dia tidak merasakan apapun saat ini. Tanpa pikir panjang, ia segera membuka pakaiannya di hadapan Sohee yang langsung memekik.
"Ya! Kau sudah gila! Kim Taehyung!" Sohee menutupi matanya menggunakan kedua tangannya. Sedangkan Seojoon dan Hyungsik segera datang untuk meringkus penyebab keributan malam itu di apartemen Sohee.
"Kau sudah sinting!"
"Kenapa kau membuka baju di hadapan wanita?"
"Ikat saja, ikat saja selagi ada kesempatan."
"Berani-beraninya kalian semua!" kemurkaan Lee Sung menjadi akhir dari keributan malam itu. Namun kesalapahaman tidak akan bisa diakhiri begitu saja.
Selesai ditulis : 19.11.2020
Dipublikasikan : 19.11.2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro