Lembar 11
Satu minggu berlalu. Kontrak Taehyung dengan Agensi berakhir hari ini bersamaan dengan jadwal Fan Meetingnya di Busan bersama para pemain dari Film terbarunya. Namun kabar tak mengenakkan pagi itu juga ia dengar ketika dalam perjalanan menuju sekolah Yeonjun, karna sebelum pergi ke Busan, dia harus menghadiri upacara kelulusan adiknya terlebih dulu.
"Hanya melihat, berfoto dan pergi setelahnya." ucap Seojoon yang menaruh konsentrasinya pada jalanan di hadapannya.
"Aku tahu..."
"Seharusnya aku tidak lagi mengurusimu, aku bukan Managermu lagi hari ini."
"Jika tidak mau kenapa masih pergi? Aku kan tidak memaksa." respon yang begitu acuh di saat pandangannya meneliti setiap tulisan pada naskah yang berada di tangannya.
Seojoon sekilas memandang. "Kau ini, aku melakukan ini karna itu dirimu. Seharusnya kau berterimakasih padaku."
"Terimakasih." terdengar tak tulus.
"Bagaimana Fan Meeting untuk besok?"
"Apa aku belum mengatakannya padamu?"
Dahi Taehyung mengernyit, saat itu pula ia mengarahkan pandangannya pada Seojoon. "Mengatakan apa?"
"Fan Meetingnya di batalkan."
Tampak guratan keheranan di wajah Taehyung. "Kenapa bisa di batalkan?"
"Masalah besar, Negara mencekal Film mu."
"Hahh?" sedikit memekik dengan mata yang membulat tak percaya. Taehyung lantas menutup naskah di pangkuannya begitu saja.
"Bagaimana bisa?"
"Tentu saja bisa? Bukankah sejak awal kau juga sudah mengatakan bahwa ini akan menjadi Film yang penuh kontroversi, dan sekarang harapanmu terwujud." pernyataan yang terdengar seperti sebuah cibiran di saat Taehyung masih belum memahami keadaan.
"Kenapa tiba-tiba di cekal?"
"Membunuh Presiden dari kedua belah pihak untuk mengakhiri perang, siapa yang bisa menerima hal itu. Itu sama saja dengan membuat konspirasi."
"Itu hanya perumpamaan!" suara Taehyung tiba-tiba meninggi, "lagi pula Korea Selatan tidak memproduksi Nuklir, realistis sedikit jika berpikir."
"Kenapa kau yang marah? Kau, kan sudah menikmati hasil kerja kerasmu."
"Bagaimana tidak marah! Tulangku hampir remuk karna Film ini, seenaknya saja mereka menghentikan penayangan... Jika ingin di hentikan, kenapa tidak dari awal saja?! Mereka pikir punggungku tidak sakit."
Seojoon sekilas memandang sang Aktor dengan dahi yang sedikit mengernyit. Dia pun berujar untuk menenangkan hati pemuda di sampingnya, "hanya di dalam Negeri. Film mu laku keras di Amerika. Hampir menyamai Independent North tahun lalu."
Tak ada jawaban dari sang Aktor ketika pemuda itu lebih memilih memalingkan wajah menghadap jendela dan membiarkan kaca jendela di hadapannya mendengarkan segala gerutuan yang keluar dari mulutnya, membuatnya hampir menyerupai seekor lebah.
Beberapa menit perjalanan, mobil Seojoon memasuki area parkir sekolah Yeonjun yang tentunya sudah banyak pelajar dan beberapa anggota keluarga yang juga datang kesana.
"Jangan keluar dulu." ujar Seojoon yang keluar terlebih dulu. Sedangkan Taehyung, dia mengambil sebuket bunga yang berada di kursi penumpang bagian belakang.
Seojoon membukakan pintu untuk Taehyung, sekedar pengamanan karna mereka tidak membawa petugas keamanan untuk mengawal mereka. Taehyung keluar dari mobil dengan sebuket bunga di tangannya, sekilas merapikan pakaiannya dan mengikuti langkah Seojoon yang berjalan satu langkah di depannya.
Memasuki bangunan sekolah, seketika para murid wanita histeris ketika melihat kedatangan Aktor tampan tersebut. Namun karna mereka menyadari situasi yang ada, mereka hanya mengekori Taehyung tanpa berani mendekati Aktor muda yang sesekali mengumbar senyum ramahnya tersebut.
"Oppa..."
"Untuk apa dia kemari?"
"Yeonjun, Yeonjun. Dia pasti datang karna Yeonjun."
"Ya, ampun... Dia tampan sekali, bolehkah aku berfoto dengannya?"
"Andai saja dia datang untukku."
"Aku harap dia mendapatkan Daesang tahun ini, punggungnya pasti masih sakit."
Semakin lama senyum ramah Taehyung menjadi senyum canggung. Ini hari istimewa untuk adiknya, tapi kenapa justru dia yang menjadi bintangnya di sana. Meninggalkan kerumunan para siswi yang mengekorinya, Taehyung memasuki sebuah aula di mana semua perhatian langsung tertuju padanya. Namun berbeda dengan di luar, keadaan di dalam lebih tenang dan semua orang menghargai privasi masing-masing.
Dari kejauhan, Taehyung melihat kedua orangtuanya yang berdiri mengapit sang adik yang justru berwajah datar dengan kedua tangan yang bersedekap. Setidaknya keributan yang sempat ia dengar sebelumnya membuat pemuda itu tahu bahwa kakaknya sudah datang.
"Anak ibu sudah datang?" ibu Taehyung yang pertama kali menyambut putranya dengan sebuah pelukan hangat dan ciuman di kedua pipi lalu berlanjut pada kening.
"Ibu, ibu. Jangan berlebihan, lipstik ibu bisa menempel nanti."
Sang ibu terkekeh pelan sembari memukul pelan lengan si putra sulung. Meninggalkan sang ibu, Taehyung beralih pada sang ayah yang memberikannya pelukan bangga serta tepukan pada punggungnya. Melakukan sedikit reuni kecil karna mereka belum sempat bertemu pagi tadi di saat Taehyung harus pergi pagi-pagi sekali dari Apartemennya.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Bukankah aku masih terlihat tampan seperti biasanya?" pernyataan yang membuat kedua orangtuanya terkekeh.
Meninggalkan kedua orangtuanya yang bertegur sapa dengan Seojoon, dia beralih pada si bungsu yang sama sekali tak memperlihatkan seulas senyum di wajah yang justru menampakkan kekesalan tersebut. Taehyung menyerahkan sebuket bunga di tangannya pada Yeonjun dan lantas memeluk si bungsu serta mencuri sebuah ciuman di area dekat mata Yeonjun yang membuat pemuda itu meronta meminta untuk di lepaskan.
"Ah... Hyeong! Perlukah melakukan hal itu?!"
Sembari melepas pelukannya, sang kakak terkekeh dan mendaratkan tepukan ringan pada kepala si bungsu. "Kau melakukan yang terbaik, Kim Yeonjun. Jadilah lebih berguna di masa depan."
"Setidaknya aku akan menjadi lebih berguna di bandingkan dengan Hyeong."
"Kau ini..." sang ibu meraih lengan si bungsu dan menepuknya pelan.
"Baiklah, aku harus pergi sekarang." satu pernyataan yang mengejutkan kedua orangtuanya, namun tidak dengan sang adik.
"Sekarang?"
"Aku harus pergi ke Busan sekarang."
"Ah... Jadi hari itu, hari ini?"
"Jika sibuk, kenapa masih kemari?" acuh Yeonjun.
"Sebelum pergi, mari kita mengambil foto dulu."
Mereka kemudian membentuk barisan dengan kedua putra yang berada di tengah dan Seojoon yang menjadi juru foto dadakan.
"Baiklah aku pergi sekarang. Dan kau adikku yang paling tampan, hadiahmu sudah menunggu di rumah."
"Sebuah mobil?" selidik Yeonjun namun hanya di balas oleh senyum simpul beserta kedipan sebelah mata dari sang kakak.
"Kau mendapatkan yang kau inginkan. Ambillah di kamarku!" pernyataan yang membuat si bungsu mengulum senyumnya, mencoba mempertahankan harga dirinya meski dalam hatinya dia sudah melompat kegirangan karna mendapatkan sebuah mobil di hari kelulusannya.
Terkesan tergesa-gesa, Taehyung sekilas berpelukan dengan kedua orangtuanya dan bergegas pergi dengan sebuah lambaian tangan.
"Jangan pulang jika tidak membawa Daesang." lantang Yeonjun, membuat sang kakak menoleh dan memberikannya seulas senyum lebar serta lambaian tangan.
"Daesang? Ada-ada saja." tersenyum tak percaya sebelum kembali bergumam, "aku mungkin akan mendapatkannya jika Daehyun Hyeong dan Minhyuk Hyeong tidak datang."
"Parasite dan Independent North bersaing ketat tahun ini, kau bisa saja di tendang tahun ini." ujar Seojoon yang berjalan di samping Taehyung untuk memastikan keamanan sang Aktor ketika mereka kembali berjalan dengan langkah terburu-buru dengan kerumunan orang di sekitar mereka.
Taehyung mendekati Seojoon. Menaruh telapak tangannya untuk menutupi pergerakan bibirnya ketika berucap. "Setidaknya Changkyun harus membawa kemenangan untuk Independent North."
"Aku rasa Im Jaebum akan menendang anak itu, kau tahu peran yang dia dapat di Parasite? Dia sangat berbahaya."
Taehyung tersenyum ramah namun terkesan meremehkan perkataan Seojoon. Dia pun kembali bergumam sembari membenahi posisi jasnya meski tak ada yang salah dengan jasnya, "kita lihat saja nanti. Tidak ada yang bisa menolak pesona dari Daniel Lim, adikku."
Selesai di tulis : 01.02.2020
Di publikasikan : 01.02.2020
Bagi yang menunggu pelemparan Kim Taehyung ke Joseon dan pelemparan Lee Sung ke Korea. Mohon bersabar, lubang cacingnya masih di reparasi🙄🙄🙄
Dan Chapter ini mungkin yang terakhir untuk tanggal 01 ini jadi, sampai bertemu di tanggal 15😉😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro