Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 08

    Youngjae menepikan mobilnya ketika telah sampai di kawasan Hannamdong, menyadari satu kebodohan yang ia lakukan malam itu. Bagaimana dia bisa mengantar Taehyung pulang jika pada dasarnya dia tidak tahu di mana Taehyung tinggal, karna memang Taehyung baru menempati Apartemen barunya itu tahun lalu dan dia sama sekali tidak tahu menahu di gedung mana juniornya itu tinggal.

    Sekilas Youngjae menggaruk keningnya, merasakan sedikit pusing yang ia terima dari efek alkohol yang beberapa waktu lalu ia minum. Beruntung dia sedang tidak berselera untuk minum.

    Youngjae menurunkan tangannya dan memutuskan untuk membangunkan Taehyung, dan dengan sedikit guncangan saja mampu menarik sedikit kesadaran dari pemuda itu.

    "Di mana rumahmu?"

    "Hah? Rumah?" Taehyung terlihat linglung, kepalanya yang sempat terangkat pun kembali ia sandarkan.

    Dia kembali bergumam persis seperti orang yang tengah meracau, "Hyeong lurus saja, setelah itu belok kanan, ke kiri kembali ke kanan. Dan itu rumahku."

    Youngjae menatap ragu, haruskah ia mempercayai perkataan orang mabuk. Tapi jika dari awal dia tidak berniat untuk percaya, lalu kenapa dia bertanya. Merasa sedikit frustasi, dia menggaruk bagian belakang telinganya dan segera menjalankan mobilnya mengikuti intruksi dari Taehyung yang tak lagi menunjukkan pergerakan.

    Namun setelah beberapa menit mengikuti arahan yang di berikan oleh Taehyung sebelumnya, Youngjae menghela napasnya ketika ia malah berhenti di depan sebuah mini market. Merasa cukup lelah mengingat hari sudah tengah malam, Youngjae keluar dan bergegas ke mini market untuk membeli air mineral. Namun hanya di tinggal beberapa menit, saat ia kembali pintu penumpang bagian depan sudah terbuka dan Taehyung menghilang.

    Wajah aktor muda sempat panik, mengingat kondisi Taehyung yang sedang dalam keadaan mabuk dan apa saja bisa terjadi saat itu. Youngjae segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tak perlu jauh-jauh hingga ia akhirnya bisa menemukan Taehyung yang terduduk di pinggir jalan dengan wajah linglungnya.

    Youngjae mengusak kasar rambutnya sebelum berlari kecil menghampiri Taehyung, bagaimana pun juga akan menimbulkan masalah jika sampai ada orang yang mengenali mereka.

    "Apa yang kau lakukan di sini?" sebuah teguran yang mampu memasuki pendengaran Taehyung.

    Perlahan wajah itu mendongak dan dalam waktu singkat kembali ke arah jalanan kosong di hadapannya. Youngjae yang tak sabaran pun segera menarik bahu Taehyung.

    "Tunggu sebentar... Aku perlu ruang untuk bernapas."

    "Berhenti berbicara, kau tidak sadar kau itu siapa?"

    "Cih! Kau tidak mengenalku? Aku artis Kim Taehyung, memangnya kau hidup di tahun berapa, bung?" sebuah gerutuan tak jelas yang hampir menyerupai suara lebah.

    Youngjae yang semakin di buat panik oleh keadaan di sana pun segera menarik paksa Taehyung, membawanya kembali ke mobil. Namun hanya beberapa langkah dan Taehyung justru tersungkur yang kemudian berlanjut dengan sebuah racauan yang keluar dari mulut pemuda itu.

    "Menyesal aku membawamu." rutuk Youngjae.

    Youngjae lantas membangunkan Taehyung dan memapah pemuda itu hingga sampai di mobil. Setelah memasukkan Taehyung ke dalam mobil, Youngjae pun bergegas masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya. Mau tak mau, dia harus menampung Taehyung malam ini.


    Suara dering ponsel terdengar memenuhi ruangan dengan penerangan penuh tersebut, menganggu seseorang yang tengah bersembunyi di balik selimut tebal di atas ranjang. Taehyung tersentak dari tidurnya. Sedikit kesadaran yang ia miliki mampu mengenali bahwa itu adalah suara dering ponselnya.

    Wajahnya mengernyit ketika kepalanya terasa berat saat ia mencoba untuk bangkit dan alhasil ia hanya mengulurkan tangannya untuk meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Tanpa melihat nama sang pemanggil, dia segera menerima panggilan dengan wajah yang kembali terjatuh pada bantal dan juga kelopak mata yang kembali menutup.

    "Ya! Di mana kau sekarang?"

    Dahi Taehyung sedikit mengernyit, mendapati suara yang terdengar tak asing lagi di telinganya. "Siapa ini?"

    "Kau sudah sinting?! Cepat katakan di mana kau sekarang!"

    "Seojoon Hyeong? Aku ada di rumah, kenapa kau tiba-tiba meneriakiku? Apa salahku?" gumamam yang lebih panjang tanpa menunjukkan minatnya untuk berbicara.

    "Di rumah siapa? Aku berada di rumahmu sekarang. Kau menginap di mana?"

    Seketika kelopak mata Taehyung terbuka lebar, dia segera bangkit namun saat itu rasa pusing tiba-tiba menyerangnya hingga ia tidak sadar telah menurunkan ponselnya dari telinganya. Sejenak fokus pada pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Dan setelah merasa membaik, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, menemukan tempat yang asing baginya.

    Samar-samar masih mendengar suara Seojoon, ia pun kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. "Tunggu sebentar, aku hubungi lagi nanti."

    Taehyung memutuskan sambungan secara sepihak, merasa masih terlalu buruk untuk mendengarkan kemarahan Seojoon. Di lihatnya layar ponselnya yang menyala, di mana di sana menunjukkan pukul delapan pagi.

    Terdiam sejenak, ingatannya kembali pada kejadian terakhir di Kedai, di mana ia bersama dengan Changkyun. Namun yang menjadi pertanyaan bagi Taehyung adalah di mana tempat ia berada sekarang, karna jelas itu bukan kamar milik Changkyun.

    Merasa penasaran dengan pemilik kamar yang kini ia tempati, ia pun beranjak dari ranjang dan bergegas keluar. Dia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan yang terlihat sangat rapi, berbeda dengan Apartemennya.
    Pendengarannya kemudian menangkap pergerakan kecil di salah satu sudut ruangan. Mengikuti nalurinya, dia pun melangkahkan kakinya menuju tempat di mana suara kecil itu berasal.

    Langkah kakinya lantas membawanya ke bagian dapur dan segera setelahnya langkah itu terhenti ketika ia mendapati wajah yang sangat familiar di sana.

    "Eoh, Youngjae Hyeong? Kau di sini?"

    "Ini rumahku, kenapa kau masih bertanya?" jawaban yang terucap dengan penuh ketenangan, setenang saat ia memasukkan satu butir gula ke dalam sebuah cangkir putih berisikan teh yang baru ia buat.

    Taehyung yang sempat terkejut pun kemudian mendekat dan segera menarik salah satu kursi lalu mendudukinya. "Kenapa aku bisa ada di sini?"

    Youngjae sekilas memandang. Ia menyodorkan secangkir teh hangat ke hadapan Taehyung dan berucap, "jika kau ingin minum sampai mabuk, setidaknya bawalah Managermu agar kau tidak perlu merepotkan orang lain." perkataan bernada mencibir seketika membuat sedikit kecanggungan di wajah Taehyung.

    Taehyung sekilas menggaruk tengkuknya. "Kapan Hyeong datang? Seingatku aku hanya pergi bersama Changkyun."

    "Jika sudah lupa, jangan di ingat lagi."

    Taehyung semakin terlihat serba salah ketika menghadapi sikap Youngjae yang tiba-tiba menjadi dingin.

    "Agensi sudah menyelesaikan semuanya, sekarang fokuslah pada promosi Film." tegur Youngjae kemudian.

    "Aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu jika akan seperti pada akhirnya."

    "Masalah sudah selesai, jangan di bahas lagi. Pihak Produksi sudah menyusun ulang semua jadwal, pastikan kau hadir jika tidak ingin memperpanjang masalah."

    Tersenyum canggung, Taehyung lantas menggaruk kepalanya. Dia meraih secangkir teh yang sebelumnya di berikan oleh Youngjae sembari berucap, "terimakasih untuk tehnya."

    "Jika ingin pergi, pergi saja. Aku ada jadwal pagi ini."

    "Sekarang?"

    Youngjae mangangguk, ia kembali menurunkan lengan kemeja yang sebelumnya ia gulung dan meraih jas yang sebelumnya ia sampirkan di kursi. Dan saat itu Taehyung baru sadar bahwa Youngjae telah mengenakan pakaian yang cukup formal.

    "Hyeong ingin pergi ke mana?"

    "Wawancara majalah bersama Minhyuk Hyeong. Pihak Produksi membuatkan jadwal terpisah untuk kita karna masalah kemarin... Setelah ini mungkin giliranmu dan Changkyun. Aku pergi dan tolong jangan hancurkan rumahku." Youngjae meninggalkan dapur dengan jas yang menggantung di tangan kirinya.

    "Hyeong, boleh aku meminjam bajumu?"

    "Ambil sesukamu."

    "Terimakasih."

Selesai di tulis : 30.01.2020
Di publikasikan : 01.02.2020

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro