Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1 : Aktor Muda Yang Bersinar

   

    Park Seojoon, pria berusia 35 tahun tersebut keluar dari lift dan segera bergegas menuju salah satu pintu apartemen yang berada di lantai 15. Dia memasukkan password untuk membuka kunci pintu apartemen tersebut dan setelah kunci terbuka dia pun bergegas masuk, namun helaan napasnya terdengar tepat setelah ia menutup pintu dari dalam ketika pandangannya menangkap pemandangan yang tidak mengenakkan di mana beberapa pasang sepatu tampak berserakan di depan pintu.

    "Anak ini, sudah berapa kali aku katakan agar dia berusaha mengurus dirinya sendiri," gerutu Seojoon yang kemudian berjalan masuk.

    Tak memiliki ketertarikan untuk melihat penjuru ruangan, dia melewatinya begitu saja dan langsung membuka salah satu pintu yang berada di sana. Dan di sana lah sang pemilik dari apartemen yang sesungguhnya berada. Tidur di ranjang yang berantakan dalam posisi tengkurap.

    Aktor sekaligus penyanyi solo Kim Taehyung, yang sangat terkenal baik di kalangan anak-anak hingga orang tua. Memiliki nama baik dan karir yang menjamin masa depannya, namun sayangnya tidak mudah untuk mengaturnya.

    Sedangkan Seojoon sendiri adalah sang manager sekaligus asisten rumah tangga Taehyung atau mungkin lebih tepatnya pengasuhnya. Karena Seojoon pertama kali bertemu dengan Taehyung di saat pemuda itu berusia 15 tahun sedangkan usia dari Aktor muda itu sekarang sudah menginjak 25 tahun dan itu berarti sudah 10 tahun mereka bersama.

    "Kim Taehyung... sudah aku katakan agar kau bersiap sebelum aku sampai di sini," ujar Seojoon sembari berjalan mendekati ranjang, dia pun menarik selimut yang hanya menutupi separuh badan Taehyung.

    "Cepat bangun!"

    "Lima menit," gumam Taehyung dengan suara beratnya yang sedikit serak.

    "Kau bukan lagi pelajar, jangan mengatakan hal-hal seperti itu. Cepat bangun atau kita akan terlambat."

    "Hyeong cerewet sekali." Lagi Taehyung bergumam namun sama sekali tak merubah posisinya. "Biarkan aku istirahat sedikit lebih lama lagi."

    "Kau bisa tidur di mobil, jangan sampai  namamu buruk hanya karena kau datang terlambat. Bagaimana kau bisa mendapatkan Daesang jika seperti ini?"

    "Daesang terlalu tinggi bagiku, aku tidak pernah bermimpi sampai harus mendapatkan penghargaan Daesang."

    "Siapa yang menyuruhmu bermimpi? Aku menyuruhmu bangun dan bersiap. Konferensi pers-nya dua jam lagi."

    "Baru dua jam, lima menit tidak ada apa-apanya."

    Masih mencoba membuat alasan, namun sepertinya Seojoon sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia kemudian bergegas mengangkat paksa tubuh Taehyung, menaruhnya di bahunya dan membawanya pergi ke kamar mandi.

    "Ahhh... Hyeong..." Sebuah protes yang sangat percuma ketika tubuh kurusnya tak bisa melakukan perlawanan dan berakhirlah dia di dalam kamar mandi.

🥀🥀🥀🥀

    "Aku hanya ingin tidur lima menit, kenapa Hyeong itu selalu mengangguku?" protes Taehyung dengan mata yang tertutup ketika seorang wanita yang seumuran dengan Seojoon tengah merias wajahnya. Goo Ara, seorang Make Up Artist yang sudah lama bekerja bersama Taehyung.

    "Kau bisa tidur di dalam mobil setelah ini." sahut si wanita berparas cantik tersebut.

    "Kapan Noona pernah membelaku?" keluh Taehyung dan membuat Ara yang baru saja ia panggil Noona itu menertawainya tanpa suara.

    "Sudah selesai," cetus Goo Ara dan Taehyung pun membuka matanya.

    Dia turun dari ranjang dan berjalan menuju kaca besar yang berada di dalam kamarnya untuk melihat penampilannya di dalam cermin. Dengan make up tipis yang menempel di wajahnya membuatnya terlihat lebih segar, gaya rambut yang memperlihatkan sebagian keningnya, kemeja putih, celana bahan berwarna hitam. Sempurna, dia benar-benar terlihat seperti seorang idol sekarang.

    Goo Ara kemudian mendekati Taehyung dan membantu sang Artist untuk mengenakan jasnya serta merapikan pakaiannya.

   

    "Minyeong Noona tidak ada?" celetuk Taehyung, menanyakan si Stylist yang tak terlihat beberapa hari.

    "Dia sedang mengambil cuti."

    Taehyung memicingkan matanya. "Bukan karena Seojoon Hyeong, kan?"

    Pergerakan Goo Ara tiba-tiba terhenti, wanita cantik itu lantas mendongak menatap Taehyung. "Apa maksudmu?"

    Seketika senyum lebar menghiasi wajah Taehyung ketika ia menyadari tatapan tak mengenakkan dari Noona-nya tersebut. "Tidak, bukan apa-apa."

    "Jangan menyebarkan gosip, mengerti?"

    "Hoho... Kenapa Noona menatapku seperti itu? Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian bertiga."

    Taehyung sedikit terkejut ketika Goo Ara tiba-tiba menarik kedua ujung jasnya seakan tengah mengacamnya. "Jangan bicara apapun, mengerti?"

    Senyum Taehyung kembali melebar disusul oleh sebuah anggukan yang kemudian membuat Goo Ara turut menganggukkan kepalanya sembari sekilas menepuk dadanya.

    "Bagus..." gumam Goo Ara yang kemudian beralih membereskan peralatannya.

    Taehyung kembali memperhatikan penampilannya di cermin dan sekilas menimbang-nimbang sesuatu, merasa ada yang kurang lengkap pada penampilannya kali ini. Dia pun menjatuhkan pandangannya pada Gio Ara. "Tidak perlu memakai dasi?"

    "Tidak perlu, begini saja sudah cukup. Minyeong yang memilihkan pakaian itu untukmu sebelum dia mengambil cuti"

    "Sepertinya Youngjae Hyeong akan mengenakannya kali ini."

    "Dia memang selalu mengenakan dasi setiap menghadiri acara resmi."

    "Dia terlihat keren ketika tampil di publik." Taehyung tersenyum lebar dan membuat Goo Ara tertawa ringan.

    "Kau ini ada-ada saja. Sudah sana, Seojoon Oppa sudah menunggumu."

    Taehyung kemudian bergegas keluar dan sedikit heran karna tak menemukan siapapun di ruang tamu Apartemennya, dia pun kembali ke dalam kamar dan menarik perhatian Goo Ara yang masih membereskan barangnya.

    "Noona."

    "Kenapa?"

    "Di mana Seojoon Hyeong?"

    "Dia tadi ada di depan."

    Perhatian Taehyung teralihkan oleh ponselnya yang berbunyi, dia pun melihat layar ponselnya yang menyala dan terdapat nama Seojoon tertulis di layar ponselnya.

    "Ah.. Ini dia, aku pergi dulu," pamit Taehyung dan kembali meninggalkan kamarnya sembari menjawab panggilan dari Seojoon.

    "Hyeong di mana?"

    "Aku menunggu di bawah, cepat sedikit atau kita akan terlambat," ujar Seojoon di seberang.

    "Aku tahu, aku turun sekarang."

    Taehyung memutuskan sambungan dan bergegas meninggalkan apartemennya sembari menggerutu, "kenapa harus menunggu di bawah? Dasar orang tua menyebalkan."

    Beberapa menit kemudian Taehyung keluar dari gedung apartemennya dan segera disambut oleh lambaian tangan dari Seojoon yang telah berada di dalam mobil.

    "Cepat sedikit!" lantang Seojoon.

    Dahi Taehyung sempat mengernyit sebal sebelum akhirnya ia yang berlari kecil untuk menjangkau mobil Seojoon, namun tanpa ia sadar bahwa ada seorang Paparazi yang diam-diam mengambil gambarnya bahkan sampai ia masuk ke dalam mobil.

    "Aigoo... kenapa mereka tidak lelah hanya mengikuti satu orang setiap hari?" keluh Seojoon.

    "Siapa yang Hyeong maksud?" tanya Taehyung ketika ia sibuk memasang sabuk pengamannya.

    Seojoon menyalakan mesin mobil sembari menggerakkan dagunya untuk menunjuk ke arah di mana Paparazi tersebut bersembunyi, dan Taehyung pun mengikuti arah yang ia tunjuk.

    "Sasaeng fans-mu," cetus Seojoon yang mulai melajukan mobilnya meninggalkan bangunan apartemen.

    "Itu Paparazi, bukannya Sasaeng," ralat Taehyung.

    "Paparazi, Sasaeng. Apa bedanya? Mereka selalu mengikutimu setiap hari."

    "Paparazi melakukannya untuk mendapatkan uang, sedangkan Sasaeng untuk kesenangan mereka sendiri... bayangkan saja jika mereka mendapati fotoku tengah berkencan, mereka pasti akan menjualnya dengan harga yang mahal ke media."

    "Jika tahu begitu, aku sebarkan saja fotomu dengan Irene," celetuk Seojoon dengan santainya dan seketika Taehyung memberikannya tatapan tajam.

    "Jangan berani-beraninya melakukan hal konyol semacam itu! Hyeong ingin menghancurkan karirku?"

    "Ck, menuduh sembarangan. Kau yang berpacaran dengannya, kau sendiri yang menghancurkan karirmu. Apa pernah aku menyuruhmu untuk berkencan dengan Irene? Tidak, kan? Kau sendiri yang berkencan dengannya."

    Taehyung menggaruk telinganya yang terasa panas dengan tidak sabaran, merasa tidak nyaman ketika ia harus membahas hubungan asmaranya yang telah lama kandas bersama seorang aktris cantik Bae Irene. Dia sendiri menolak untuk membahasnya, mengingat hubungan yang telah berjalan selama dua tahun itu kandas dengan cara yang tidak baik dan tentu saja hubungan mereka tak sampai tersebar ke media karna mereka pun juga jarang bertemu.

    "Jangan dibahas lagi! Jika sampai ada yang dengar, habislah aku."

    "Kau yang membahasnya lebih dulu. Lagi pula, jika masih mementingkan karir. Kenapa kau malah berkencan? Kau tahu bahwa fansmu tidak akan mengizinkannya."

    "Aku manusia dan aku normal."

    "Semua juga tahu jika kau normal, masalahnya kau adalah Kim Taehyung. Malaikat yang banyak dipuja oleh para wanita." Seojoon mengatakannya dengan seulas senyum yang terlihat seperti sedang mengejek Taehyung yang langsung memalingkan wajahnya karena terlalu kesal.

    "Masih mau berkencan lagi?"

    "Tidak." ketus Taehyung.

    "Kenapa? Bukankah kau bilang jika kau normal."

    "Besok-besok aku akan berkencan dengan Changkyun. Sudah puas sekarang?! Menyebalkan sekali!" 

    Tawa Seojoon meledak. Menjadi Manager seorang Kim Taehyung memang sangat melelahkan, namun terkadang hal itu justru menjadi hal yang menyenangkan baginya. Salah satu contohnya adalah menggoda pemuda tersebut.

    "Aku hanya ingin mengingatkan, "kau memiliki banyak istri di luar sana."

    "Jangan tertawa ketika mengemudi, Hyeong ingin aku celaka?" protes Taehyung masih dengan wajah kesalnya.

    "Aku dengar, Irene tertangkap Paparazi sedang berkencan dengan Jung Taekwon."

    Taehyung dengan cepat mengembalikan pandangannya pada Seojoon yang sekilas meliriknya.

    "Jung Taekwon yang mana?"

    "Anggota Idol Group, bukankah kau juga pernah dua kali bermain dengannya?"

    Taehyung sejenak berpikir. "Ah... Taekwon Hyeong yang itu?"

    "Seleranya cukup tinggi. Dibandingkan dengan tubuhmu yang kurus tidak berisi itu, kau tidak ada apa-apanya dengan Jung Taekwon."

    "Ya! Apa salahnya dengan tubuh kurus? Biarpun aku kurus, lihatlah berapa kali wajahku berada di poster film layar lebar," ujar Taehyung yang diakhiri oleh senyum yang tersungging, berniat untuk menyombongkan diri sembari membenahi jas serta posisi duduknya.

    "10 mungkin," tebak Seojoon.

    "Hyeong ingin menghinaku?!"

    "Eih... kenapa kau sangat menyebalkan pagi ini?" keluh Seojoon.

    "Hyeong yang mulai! Terhitung sepuluh tahun, aku sudah muncul dalam 15 Film layar lebar. Kenapa hanya menghitung 10?"

    "Hanya selisih lima... kau berlebihan sekali."

    "Hyeong tidak tahu berapa banyak keuntungan dari lima film layar lebar itu? Aku melakukan semuanya dengan darah dan air mata."

    "Aku bukan pihak produksi, kenapa juga aku harus menghitungnya?" acuh Seojoon.

    "Jika tidak tahu, jangan bicara sembarangan."

    Suasana mendadak hening, Taehyung yang sudah berkutat dengan ponselnya dan Seojoon yang hanya fokus mengemudi. Namun perhatian Seojoon teralihkan oleh ponselnya yang berdering. Dia pun segera meraih ponselnya dan menerima panggilan.

    "Halo." Seojoon terdiam sejenak untuk mendengarkan seseorang di seberang berbicara.

    "Ah... Ye, ye. Kami sedang dalam perjalanan, mohon tunggu sebentar."

    Percakapan yang cukup singkat, Seojoon kembali menaruh ponselnya di dashboard dan sekilas melirik Taehyung yang menaruh konsetrasi penuhnya pada layar ponselnya.

    "Tawaran dari pihak produksi yang kemarin bagaimana?" Seojoon kembali memulai pembicaraan, namun masih belum cukup untuk membuat Taehyung mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

    "Yang mana yang Hyeong maksud?"

    "Tawaran dalam drama Saeguk, kau sudah memikirkannya?"

    "Aku belum menerima naskahnya, bagaimana bisa menentukannya?"

    "Drama Saeguk terlalu berbahaya. Jika punggungmu masih belum pulih, tolak saja. Masih banyak pekerjaan yang menantimu."

    Taehyung menegakkan kepalanya. "Aku dengar mereka juga memberikan tawaran kepada Changkyun."

    "Lalu?"

    "Jika anak itu menerima, akan aku pertimbangkan lagi untuk ikut," cetus Taehyung dengan begitu mudahnya.

    "Kau ini! Kalian sudah sering terlibat dalam projek yang sama, penonton pasti sudah bosan melihat kalian berdua selalu bersama-sama."

    "Itu pikiran Hyeong saja. Jika mereka bosan, kenapa pihak produksi masih menawari kami dalam satu projek yang sama?"

    "Aish... Kau ini."



Selesai di tulis : 07.11.2019
Di publikasikan : 01.01.2020

   


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro