DFD 22 - A Busker with He's Beautiful Voice
22 February 2024
-: Day 22 - Daily for Diary :-
•
•
•
Pagi ini cuacanya cukup cerah, dan aku sangat bersemangat untuk ikut berbelanja ke pasar bersama kepala pelayan istana. Jangan tanya, jelas saja karena aku merasa jenuh jika terus berada di dalam istana. Jadi lebih baik aku ikut kepala pelayan saja untuk berbelanja kebutuhan dapur. Lagipula, aku juga sudah mendapatkan izin dari ayahku.
"Tuan Putri, apakah Anda nyaman dengan pakaian sederhana itu?" tanya sang kepala pelayan padaku. Panggil saja dia Bibi Nessa.
"Tentu saja, Bibi. Ini justru sangat nyaman. Padahal bahan kainnya tipis, tapi aku sama sekali tidak merasa kedinginan."
Ya, aku jujur soal itu. Mengingat musim dingin di Veroxz, kebanyakan pakaian yang digunakan orang-orang memiliki bahan kain yang sedikit lebih tebal. Bahkan aku memiliki gaun musim dingin yang dibuat khusus oleh perancang busana langganan keluargaku. Tidak hanya gaun, tapi syal dan topi rajut juga.
Namun pakaian yang kukenakan kini hanya berupa sweater tipis berwarna biru serta rok kain hitam yang cukup tebal dan nyaman dipakai. Pakaian ini milik anak perempuan Bibi Nessa yang ia pinjamkan padaku. Jangan lupakan sepatu boot sederhana yang membalut kedua kakiku.
"Syukurlah, Bibi takut kalau Tuan Putri tidak nyaman memakai pakaian dengan harga murah seperti itu."
Aku menggeleng tidak setuju dengan perkataan Bibi Nessa. "Tidak, Bibi. Senyaman apapun pakaian yang digunakan itu tidak tergantung dari harganya, tapi dari kain dan si pemakai itu sendiri. Mungkin jika Bibi memberikan ini pada Bibi Bretta, barulah beliau akan marah, hahaha!"
Membayangkan Bibi Brettavia yang selalu memakai pakaian mewah itu tiba-tiba saja memakai pakaian sederhana dengan harga murah ini jadi membuatku tertawa.
"Hush! Tuan Putri, nanti kalau Yang Mulia Ratu Brettavia mendengarnya dari Croix sana bagaimana?" tutur Bibi Nessa dengan cemas.
Aku terkekeh geli sebelum netraku berbinar melihat gapura pasar sudah terpampang jelas beberapa meter di depan sana. "Bibi! Itu gapuranya sudah kelihatan! Ayo cepat! Aku ingin berbelanja hiasan rambut yang banyak!" seruku yang kelewat antusias. Rasanya sudah lama sekali aku tidak ke pasar. Terakhir kali saat mengantar ibunda mencari kain untuk dibuat gaun pesta.
"Tuan Putri! Jangan lari-larian! Nanti Anda bisa terjatuh!"
Tak kupedulikan teriakan Bibi Nessa yang memintaku untuk tidak berlari-lari. Dengan langkah semangat, aku masuk ke dalam pasar dan menatap sekeliling. Namun satu pemandangan yang jarang kulihat di pasar, membuatku spontan berhenti dan mendekat ke sumber rasa penasaranku.
Seorang laki-laki dengan ukulele yang dimainkannya dan suara merdunya yang sanggup memikat siapa saja, termasuk diriku yang kian mendekat ke arah laki-laki tersebut. Sepertinya tidak hanya aku yang terpikat, tapi beberapa warga juga terlihat mendekat. Sebagian dari mereka memberikan uang koin yang mereka lemparkan ke dalam kotak kardus kecil di dekat kaki laki-laki itu.
Ohh, jadi dia seorang pengamen, ya? Suaranya sangat bagus!
Aku berdiri diantara para warga yang senantiasa mendengarkan pengamen itu bermain ukulele dan menyanyi. Aku bahkan sudah lupa di mana keberadaan Bibi Nessa dan beberapa prajurit istana yang saat ini pasti tengah kesulitan mencari keberadaanku.
"Il, il n'est pas fou."
"Il l'aime c'est tout."
"Il la voit partout."
"Il l'attend debout."
"Debout une rose à la main."
"Non, non plus rien ne le retient."
"Dans sa love story."
"Dans sa love story."
"Dans sa love story."
"Sa love story."
Pengamen itu tersenyum dan membungkukkan badannya. Aku ikut bertepuk tangan saat dia telah menyelesaikan lagunya dan mendapat banyak apresiasi dari para warga. Sungguh permainan yang sangat luar biasa! Aku benar-benar merasa terhibur.
"Putri Fia! Kami mencari Anda ke mana-mana!"
Mampus!
•
•
•
-: A Busker with He's Beautiful Voice :-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro