DFD 06 - Childhood Friends
06 February 2024
-: Day 6 - Daily for Diary :-
•
•
•
"Sudah kukatakan, aku sama sekali tidak mengingatmu."
"Astaga, Putri Fia! Kau benar-benar tidak mengingat sahabat masa kecilmu?!"
Aku menggeleng dengan raut wajah tanpa beban. Memang benar, kan? Aku sama sekali tidak mengingatnya. Sama sekali tidak ada memori tentang laki-laki tampan yang sedari tadi terus saja mengoceh kalau ia adalah sahabat masa kecilku. Apakah aku mengalami kecelakaan dan berakhir amnesia seperti kisah yang sering kubaca di novel?
Ah! Tentu saja itu tidak mungkin!
"Tapi aku benar-benar tidak mengingatmu, Alarick."
Ya, Alarick Monroe. Dia berkata kalau dia adalah seorang pangeran dari wilayah Moran. Wilayah yang tidak pernah kedinginan karena Moran hanya memiliki satu musim, yaitu musim semi. Bertolak belakang dengan Veroxz yang bersalju dan dingin, Moran justru terasa hangat dengan keindahan alamnya sendiri.
Ngomong-ngomong, sepertinya taman hiburan ini juga berada di wilayah Moran. Apakah hutan menyeramkan tadi adalah perbatasan yang mengarah langsung ke wilayah Moran?
"Lupakan saja. Yang penting sekarang aku bersyukur bisa bertemu denganmu lagi, Fia. Kenapa kau bisa pingsan di depan gerbang taman hiburan? Menyamar pula," ujar Alarick sembari memerhatikan pakaian sederhana yang kukenakan. "Untung saja tidak ada orang lain yang mengenalimu selain aku."
Aku berdecih. Alarick sombong sekali. Akan tetapi, sungguh. Aku sama sekali tidak mengingat tentang dirinya. Apakah aku benar-benar amnesia?
"Ayo, aku akan membawamu ke istanaku. Nanti aku akan meminta Ayah untuk mengirim surat ke Veroxz dan memberitahukan kalau kau sedang berada di Moran." Alarick Monroe kembali mengoceh sambil menarikku keluar dari dalam bianglala yang sedari 20 menit lalu kami naiki. "Ibu pasti senang bisa kembali bertemu denganmu setelah sekian lama, Fia. Dia benar-benar merindukanmu!"
"Alarick, tunggu!" Aku menahan lengan laki-laki di depanku. "Apakah aku bisa percaya padamu?"
Alarick tampak mengerutkan keningnya dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya. Ah, sepertinya pertanyaanku membuatnya bingung.
"Maksudku! Kau tahu sendiri kalau aku tidak mengingatmu. Jadi, bagaimana caranya kau membuktikan kalau kau benar-benar sahabat masa kecilku?"
Aku harap-harap cemas, tapi juga merasa tidak enak karena Alarick jadi terdiam. Berikut juga tatapan orang-orang yang mulai memerhatikan kami. Aku salah. Tidak seharusnya aku menanyakan hal itu saat masih berada di keramaian seperti ini. Kami bahkan belum ada 10 langkah dari wahana bianglala.
"Alarick, kau-"
Aku terkejut saat Alarick tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan menarik rantai kalung yang kupakai. Lalu mengangkat bandul kalung itu tepat di depan wajahku, dan yang lebih membuatku terkejut ... Alarick juga memakai kalung yang sama persis dengan milikku.
Kalung perak dengan bandul berbentuk kunci dan permata biru kecil di tengahnya. Bedanya, warna permata punya Alarick berwarna merah.
"Kalung ini buktinya kalau kau adalah sahabatku, Fia. Sepasang kalung ini, Ibuku yang memberikannya sebagai tanda kalau ada ikatan diantara kita."
Aku terdiam, tak mampu menjawab. Namun sudut bibirku terangkat. "Sekarang aku percaya, kalau kamu adalah sahabatku, Alarick. Maaf karena telah melupakanmu. Bantu aku untuk mengingatnya kembali."
Senyum lebar dapat kulihat di bibir Alarick setelahnya. Laki-laki itu mengangguk dengan semangat dan mulai memimpin jalan keluar dari area taman hiburan. Kemudian, dia benar-benar membawaku ke Istana Moran.
•
•
•
-: Childhood Friends :-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro