DFD 03 - Best Coffee & Wine Tavern
03 February 2024
-: Day 3 - Daily for Diary :-
•
•
•
Warung.
Daripada warung, orang-orang sini lebih suka menyebutnya kedai.
Ada banyak sekali kedai yang bisa ditemukan di wilayah Veroxz. Terutama kedai anggur dan kopi. Mengingat Veroxz selalu dilanda musim dingin, jadi minuman hangat sangat cocok untuk diminum sehari-hari.
Kini, di sinilah aku dan kedua kakakku berada. Best Coffee & Wine Tavern. Kedai yang cukup terkenal di Ibukota Veroxz. Pemiliknya adalah seorang janda muda bernama Winnie Fee. Nona Fee–begitu mereka menyebutnya–terkenal karena racikannya yang khas. Wanita itu bisa meracik anggur ataupun kopi dengan sangat baik dan terampil. Bahkan rasanya pun tidak perlu diragukan lagi.
Kedai ini berada di pinggiran ibukota, tempatnya cukup terpencil karena memang menyatu dengan rumah Nona Fee. Bagi warga Veroxz sendiri, tentu mereka tidak akan kesulitan untuk menemukan kedai dengan wangi khas kayu manis ini. Ada banyak sekali menu yang ditawarkan. Karena selain anggur dan kopi, Nona Fee juga menjual beberapa jenis kue kering untuk camilan. Seperti crêpe, cookies, croissant, dan waffle.
Nona Fee melayani para pembeli sendirian. Terkadang, wanita itu juga memperkerjakan seseorang untuk membantunya jika kedai sedang ramai. Jikalau boleh jujur, aku merasa sedikit kasihan dengan janda muda tersebut. Beliau ditinggal sendiri oleh suaminya yang gila harta. Beliau juga tidak memiliki anak di usianya yang sudah hampir mencapai angka tiga.
Pernah sekali aku bertanya pada Nona Fee saat berkunjung ke sini dengan Firio. Apakah beliau tidak berniat untuk menikah lagi? Agar ada yang menemani. Namun kalian tahu jawaban apa yang kudapat?
"Aku menikmati kesendirianku, Tuan Putri. Lagipula aku tidak benar-benar sendiri. Anda tidak perlu khawatir. Ada para pelanggan yang selalu membuat hari-hariku jadi lebih berwarna karena keunikan dan sifat mereka yang berbeda-beda."
Mendengar jawaban yang sangat bijaksana itu membuatku jadi terharu. Aku teringat saat pertama kali Kak Figer membawaku kemari. Saat itu aku enggan untuk ikut karena berpikir kalau mungkin saja tavern yang diceritakan kakak keduaku itu tidak seperti apa yang ia bilang. Mengingat kebanyakan kedai kecil yang berada di ibukota memiliki kondisi yang kumuh dan sedikit tidak nyaman karena kurangnya perhatian dari sang pemilik ataupun warga sekitar.
Namun Best Coffee & Wine Tavern milik Nona Fee ini berbeda.
Kedai ini memiliki konsep yang unik dengan kayu jati dan beton sebagai bahan utama bangunan. Ada aroma khas kayu manis dan jeruk setiap kali aku baru saja memasuki kedai. Tidak hanya itu, senyuman manis Nona Fee juga selalu menyambutku dengan hangat.
"Jadi Fia, kau ingin memesan apa? Nona Fee sudah siap untuk mencatat pesananmu."
Teguran Kak Frasco dan tepukan pada pundakku dari Kak Figer membuatku seketika tersadar. Aku menatap Nona Fee dengan rasa bersalah karena telah membuatnya menunggu sedikit lebih lama daripada biasanya untuk sekadar mencatat pesanan.
"Maafkan aku, Nona Fee. Sepertinya aku akan memesan segelas kopi susu beserta satu porsi waffle saja."
"Wah! Itu ide yang sangat bagus, Tuan Putri. Sore-sore begini memang cocok jika meminum kopi dengan campuran susu dan seporsi waffle beserta saus cokelat sebagai topingnya. Apakah Anda ingin toping selain saus cokelat, Putri Fia?"
Aku mengangguk cepat. "Tambahkan stroberi juga, Nona Fee. Sepertinya enak jika ditambahkan buah asam manis itu dalam hidangan waffle milikku."
"Apapun untukmu, Tuan Putri. Kalau begitu, saya izin undur diri." Nona Fee menunduk hormat pada kami sebelum beranjak pergi setelah mencatat pesananku dan kedua kakakku.
Biasanya kami akan pergi ke kedai Nona Fee berempat jika weekend seperti ini. Akan tetapi, kali ini Firio tidak bisa ikut karena adikku itu sedang disibukkan dengan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Jadilah hanya aku, Kak Frasco, dan Kak Fighter yang menikmati waktu santai pada sore hari ini di Best Coffee & Wine Tavern.
•
•
•
-: Best Coffee & Wine Tavern :-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro