Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01. Without you

Happy reading..



"JUNG HAECHAN! JANGAN LARI-LARI!"

Seorang wanita meneriaki anak yang masih berumur satu tahun setengah itu dengan keras.

"Hmm?" Jung Haechan yang dipanggil Ibunya, berhenti dan menengok dengan bibirnya yang mengerucut lucu.

"Haechan nggak boleh lari-lari nanti jatuh."

Seakan mengerti yang Ibunya katakan, Haechan berjalan dengan perlahan-lahan tidak berlari seperti tadi.

Kadang-kadang Jung Chaeyeon juga heran pada anaknya, umurnya baru dua tahun tapi sepertinya Haechan mengerti semua yang Chaeyeon katakan padanya.

"Mama dan Papa akan kembali ke Korea dalam waktu dekat, kau mau ikut tidak?" Chaeyeon melirik Ibunya yang sedang berkutik didapur dengan perasaan yang campur aduk.

Kembali ke Korea? Ia tidak menginginkannya sama sekali.

"Kenapa? Nggak mau? Takut ketemu Ayahnya Jung Haechan?"

Chaeyeon menggeleng ragu. Tidak dipungkiri jika itu juga alasannya untuk tidak kembali ke Korea.

"Why? Katanya kau dan dia tidak saling mengenal? Apa yang kau takutkan love?"

Bohong. Chaeyeon sebenarnya tahu wajah Ayahnya Haechan. Sebagian memang salahnya karena melakukan itu dengan Ayah Haechan dalam keadaan mabuk disalah satu kelab di Gangnam.

Saat itu yang Chaeyeon pikirkan hanya bersenang-senang, sampai terjadilah hal yang tidak seharusnya.

"Aku tidak mau." Kata Chaeyeon dengan suara yang sedikit serak.

Ibunya mengangkat bahu, "Well, hiduplah disini sendiri. Aku dan Papamu akan menetap selama dua tahun di Korea." Jelasnya.

"Pengobatan Papa bagaimana?"

"Kata dokter sudah hampir sembuh sepenuhnya, Papa juga harus memikirkan bisnisnya yang ada di Korea, tidak baik kalau ditinggal lama-lama."

Chaeyeon mengangguk. Keluarganya adalah pengusaha yang bergelut dibidang restoran dengan cabang yang lumayan banyak. Tapi, mereka tidak sekaya itu.

"Kau juga harus bekerja Jung Chaeyeon! Sampai kapan kau akan bersembunyi disini bersama Haechan? Sampai Haechan besar? Nggak kasihan?"

Kali ini Papanya datang dari arah kamarnya. Benar juga, ia tidak bisa bersembunyi terus ditempat ini.

"Papa sudah carikan kamu pekerjaan baru." Kata Papanya serius.

Mata Chaeyeon membulat, telinganya berdengung mendengar perkataan Papanya.

"Pa, kalo Chaeyeon kerja Haechan sama siapa?"

"Sekarang kan banyak yang mau jadi pengasuh. Kita carikan pengasuh."

Tidak berhasil. Tidak ada jalan keluar, intinya Chaeyeon harus ikut mereka kembali ke Korea.

"Papa sudah masukkan kamu ke perusahaan yang bagus. Jangan main-main lagi Jung Chaeyeon!"

Chaeyeon mengerucutkan bibirnya tidak terima.

"Saat itu kan aku ingin bersenang-senang Pa! Aku tidak berpikir kalau Haechan akan lahir saat itu."

"Punya anak sangat tidak dewasa. Tidak sesuai umurmu, sifatmu sangat kekanakan. Kamu sepulang kerja selalu diluar, pulang selalu dalam keadaan mabuk. Sudah berapa banyak pria yang sudah kau tiduri Jung Chaeyeon?!"

Jawabannya tidak ada.

Jung Chaeyeon tidak pernah meniduri pria manapun selain Ayah Haechan yang saat itu tidak dikenalnya. Partner one night standnya malam itu.

"Kau yakin Jung Jaehyun bukan Ayah kandung Haechan? Kalian kan selalu berdua kemana-mana."

Spekulasi demi spekulasi terus saja dilontarkan oleh kedua orang tuanya membuat Chaeyeon hanya bisa menghela napasnya kasar.

"Huaaa..."

Tangisan Jung Haechan memecah keheningan. Haechan sepertinya sudah mengantuk setelah bermain kesana kemari sendirian.

Chaeyeon menggendong Haechan dengan sayang. Meninggalkan Papa dan Mamanya yang sedang menatapnya dengan tidak bersahabat.

Baik, salahkan pergaulannya yang membuat Chaeyeon sekarang sedikit menderita. Ia harus repot-repot ke Amerika setelah tahu bahwa dirinya hamil oleh orang asing. Beruntung Papa dan Mamanya tidak mengusirnya saat itu juga.

-----------

Seminggu setelah pembicaraan itu, hari ini Chaeyeon sedang menatap perusahaan yang dibicarakan Papanya.

"Johfam Company, seingatku ini punya Om Johannes yang lama menghilang tanpa kabar." Gumam Chaeyeon.

Ia memasuki perusahaan dengan mood yang baik. Berharap semua akan berjalan lancar. Tanpa wawancara, tanpa formulir Chaeyeon bisa langsung menjadi karyawan berkat Papanya.

Marketing dan Pemasaran.

Kata Papanya karena ia harus belajar bisnis dari awal. Supaya tidak menjalankan bisnis tanpa dasar.

"Kau Jung Chaeyeon? Karyawan baru?" Tanya seseorang yang tanpa sengaja berpapasan dengan Chaeyeon di pintu masuk.

"Ah, ya saya Chaeyeon."

Pria yang berperawakan kecil, dengan kacamata yang bertengger, tidak lupa setelan jas yang terlihat rapi. Sepertinya pimpinan.

"Saya Taeil, pimpinan kamu."

"Ooh, selamat pagi Pak Taeil." Chaeyeon membungkuk sopan pada Taeil yang malah terkikik.

"Biasa aja Chae kalo sama saya. Lagi bahagia nih saya dapat karyawan baru, kerjaan makin ringan."

Mereka memasuki lift untuk pergi ke ruangan marketing yang berada di lantai empat.

"Katanya kamu dari perusahaan galaxy ya?" Tanya Taeil mencari topik pembicaraan.

"Iya Pak, saya sempat bekerja disana selama dua tahun."

"Nggak usah formal-formal amat sama saya, anggap aja temen."

Chaeyeon hanya bisa tersenyum canggung mendengar kalimat pria yang sudah sedikir berumur ini. Lucu, tidak seperti pimpinan yang terkesan galak.

"Kenapa gitu keluar dari galaxy? Katanya disana ada laboratorium rahasia yang menciptakan alien ya?"

"Hahaha.. Bapak ini ada-ada aja. Nggak ada yang kaya begitu Pak." Chaeyeon tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak tertawa.

Ting.

Lift sudah sampa di lantai empat. Sepi, baru sedikit yang datang karena Chaeyeon memang sengaja datang sedikit lebih pagi.

"Maklum ya masih sepi, kitanya kepagian haha."

Chaeyeon hanya mengangguk canggung mengikuti langkah bosnya masuk ke salah satu ruangan.

"Loh Heejin? Kamu nggak pulang semalaman?"

Wanita dengan rambut digelung tapi tetap cantik itu melihat Pak Taeil dengan tatapan horornya.

"Bapak masih bisa nanya? Kan kemarin proposal yang saya buat disuruh ngulang. Tau ah Pak, saya pusing!" Keluh Heejin.

"Nih saya bawakan temen buat kamu Heejin. Kerjaan makin ringan nih." Taeil mendorong Chaeyeon mendekat ke arah Heejin.

Heejin yang kegirangan berdiri dari duduknya dan menatap Chaeyeon dengan takjub.

"Hai Heejin, aku Chaeyeon." Chaeyeon mengulurkan tangannya.

Heejin tersenyum sumringah, "Kakak! Aku seneng baaaanget kakak masuk divisi ini." Katanya menyambut uluran tangan Chaeyeon.

"Kayanya kita seumuran deh Heejin."

Heejin tertawa menanggapi pernyataan Chaeyeon.

"Heejin malah lebih tua dari kamu Chaeyeon! Hahaha.."

"Pak Taeil! Kenapa dikasih tau sih?!"

Heejin melemparkan bantalnya pada Taeil yang berlari menuju mejanya. Chaeyeon yang melihat hanya bisa tertawa. Lingkungan kerja disini sangat hangat ternyata.

"Hei! Kalian milih siapa? Pak Jason apa Pak Johnny?"

Pria dengan nametag bertuliskan Kim Jungwoo itu masuk dengan tidak biasa.

"Aku Pak Johnny, Wu. Lo milih siape?" Heejin menanggapi pertanyaan Jungwoo.

"Pak Jason lah, Heejin gila! Mau taruhan nggak?"

Jason, putra sulung dari Om Johannes. Sedangkan Johnny itu siapa? Pikiran Chaeyeon menerawang. Siapa lagi silsilah keluarga Om Johannes, tapi nihil.

"Emang Pak Johnny siapa?" Tanya Chaeyeon penasaran.

Kim Jungwoo melambaikan tangannya, memberi tanda ke Chaeyeon untuk lebih mendekat padanya.

"Pak Johnny tuh anaknya Pak Johannes dari wanita yang emang dia cintai."

Spechless.

Chaeyeon tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya tahu kalau Johannes menikahi Tante Bora karena perjodohan yang sudah disiapkan oleh orang tuanya. Tapi ini sangat melewati batas apalagi anaknya berumur sama dengan Kak Jason.

"Eh ayo segera ke aula. Kayanya udah ada keputusan dari atasan." Pak Taeil menginterupsi mereka.

"Sepagi ini?" Heran Jungwoo.

"Nggak tau, pesennya gitu kok. Ayo cepat. Ten sama Aheng kita tinggalin aja." Ajak Pak Taeil berjalan mendahului mereka.

Sesampainya di aula, Chaeyeon membeku. Disana, pria itu. Pria yang tidak pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Ayah Haechan sedang berdiri disana, tersenyum tanpa beban.


Bersambung..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro