Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tear[Y]

[Read at your own disrection]

Perjalanan menuju Westgate membuat lelaki yang sedang memegang kendali navigasi tersenyum-senyum sendiri. Jari-jari Aiden dengan manis bermain di atas hologram. Telapak tangannya tidak bisa berhenti bergerak memutar kendali peta digital yang ada di hadapannya.

Pemandangan Kota Oxford yang masih utuh terlihat jelas dari kaca. Bangunan-bangunan masih terlihat kokoh dan tinggi menjulang. Para mahkluk yang disebutkan Luxie mengikuti laju mobil sedari tadi. Kali ini monster itu berbentuk seperti permadani. Tubuhnya melayang dan kedua matanya yang besar dipenuhi glitter yang berterbangan.

Di dalam mobil Luxie yang mengambil bagian kemudi terlihat fokus dan menikmati pekerjaannya. Sesekali ia melihat Aiden untuk memastikan pria itu masih terlihat senang dan juga tidak bosan.

Aiden sempat menanyakan bagaimana gadis kecil sepantar dirinya bisa dengan lancar mengendarai sebuah mobil, apalagi sebuah hover car, yang tingkatannya sudah pasti lebih tinggi dibandingkan mobil biasa yang berjalan di atas tanah.

Luxie pun dengan santai menjawab "drag race", ia berhasil masuk ke dalam sebuah klub jalanan dan diajari banyak hal di sana termasuk ilmu bela diri. Walaupun orang-orang di sekitarnya mengira gadis itu gadis yang tidak beredukasi dan dikenal frontal, Luxie sama sekali tidak menghiraukan perkataan mereka, dirinya lebih senang membuat mereka terdiam dengan prestasi-prestasi dan keahliannya dalam bidang non-akademik.

Aiden yang mendengar kisah gadis kecil itu sempat terkejut mendengar Luxie merupakan bagian dari sebuah geng jalanan di Oxford. Menurut rumor yang beredar dan sedikit informasi yang diketahui Aiden, untuk bisa masuk menjadi anggota street racer, mereka harus memiliki setidaknya catatan kriminal. Aiden sebenarnya tidak masalah jika dia harus berteman dengan seseorang yang pernah melakukan tindak kejahata, ia lebih khawatir dengan mindset-nya nanti jika dari umur seperti itu telah dididik menjadi seorang kriminal, bagaimana nasib gadis itu kedepannya.

"Hey, Lets have a chat shall we?" ajak Aiden memecah keheningan di dalam mobil.

"Bagaimana kita bermain two truths and one lie Jika kau benar, kau bisa menanyakan cerita yang melatarbelakangi hal itu. Are you in?" Luxie menatap Aiden dengan wajah yang menantang.

"Terdengar seru, baiklah. aku duluan," ucap Luxie memulai permainan.

"Oke, aku menjadi salah satu delegasi sekolah dalam perlombaan pidato di tempat kedutaan, nama belakangku adalah Heartfilia, dan yang terakhir ... aku takut akan boneka beruang."

"Tunggu, kau takut boneka beruang for real?"

"I dont know, silahkan tebak." Luxie membuang pandangannya.

Aiden mengelus-ngelus dagunya pelan, alih-alih lelaki itu membuat gestur sedang berpikir nyatanya pria jangkung di samping Luxie sudah menemukan jawaban atas pernyataan yang dilemparkan padanya.

"Nama belakangmu pastinya bukan heartfilia, aku tahu kau pasti mendapatkan nama tersebut dari suatu anime tahun 2000-an 'kan?"

Luxie pun tersenyum. "Ding-ding kau benar, tak kusangka aku akan menemukan orang yang suka anime di saat-saat seperti ini."

"Wait, jadi kau takut dengan boneka beruang?"

Pipi Luxie berubah menjadi seperti tomat, dirinya malu seseorang telah mengetahui ketakutan terbesarnya itu.

"Promise is a promise Lux, you must tell me what's behind it." Dengan aksen Inggrisnya yang kental dan tatapannya yang menyebalkan, Aiden membuat supir mobil ini menjatuhkan tamparan maut ke wajahnya.

"Ugh, fine. Kenapa aku bisa takut dengan boneka beruang, karena jika aku melihat boneka-boneka itu secara langsung, entah kenapa jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang. Mungkin ada kaitannya soal kedua orangtua kandungku yang begitu saja pergi saat aku berumur empat tahun."

Bisa terlihat dengan jelas bahwa Luxie menutupi kata-kata terakhirnya dengan sebuah senyuman. Aiden tidak terlalu suka melihat orang yang memasang topeng di hadapannya.

"Jujur saja aku ingin tahu lebih dalam, tapi itu bukan cara permainannya 'kan?" Luxie menggeleng mantap. "Oke, giliranku. Aku pernah ikut kelas balet selama dua bulan, aku mendapatkan beasiswa ke Univeritas Oxford, dan yang terakhir ... aku mendapatkan peringkat satu dalam perlombaan renang tingkat regional."

Luxie langsung menekan tombol auto-pilot di dekatnya, ia pun memposisikan tubuhnya ke arah Aiden. Kaki dan tangannya kini sudah berada dalam posisi silang, pertanda lelaki yang ada di hadapannya harus menceritakan apa yang baru saja ia katakan.

"Hei, apa maksudnya ini?" tanya Aiden yang kebingungan melihat tingkah Luxie.

"Spill semua hal yang baru saja kau katakan, oh, iya, walaupun aku mempunyai pikiran bahwa semua itu adalah benar, aku mempunyai feeling tentang kau menjadi juara regional hanya sebuah pengalihan, jadi ...?"

Wajah Aiden menjadi masam ketika mode auto pilot membuat peta hologram yang dari tadi ia mainkan ikut mati. Terpaksa dirinya menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Luxie.

"Kau ini selalu bisa mendapatkan cara agar orang-orang menuruti perintah mu ya, hebat juga untuk seorang bocah." Aiden memberikan jempol kepada Luxie.

"O-oke, kita move-on ke pernyataanku ...." Aiden merengankan kedua tangannya bersiap menjawab semua pertanyaan Luxie.

"Untuk jawabanmu itu benar, aku tidak memenangkan perlombaan regional, aku hanya mendapat peringkat kedua saat pertandingan berlangsung. Perihal balet, aku pernah menjadi salah satu kru dari suatu show dan menjadi mentor di satu studio dekat rumah, untuk beasiswa ...."

Aiden bergeming. Dia mengingat kembali masa-masa di mana dirinya sedang sibuk mengurusi berkas-berkas yang menggunung untuk bisa masuk Universitas impiannya.

"Kau tahu tidak? Kalau orang yang setengah-setengah ketika bercerita pantatnya akan berkela-kelip seperti lampu disco." Luxie memiringkan wajahnya dan bola matanya membesar seperti mau keluar.

Sudah terkonfirmasi gadis ini memiliki darah psikopar dalam dirinya, ucap Aiden dalam hati.

"Hei! Aku berbicara dengan tembok, ya?" Luxie memukul-mukul pundak Aiden pelan.

"Iya-iya maaf, aduh, pukulanmu sakit tahu!" Aiden berdecak. Pundaknya pasti sudah makin merah sekarang. "Soal beasiswa itu benar, tetapi aku tidak jadi mengambilnya."

"Hah? Kau menolak tawaran dari Oxford?"

"Bukan-bukan lebih tepatnya aku tidak bisa meninggalkan adik kecilku sendirian di rumah, kala itu dia masih duduk di bangku sekolah dasar, jadi ya ...." Terlihat ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati Aiden, ia sebenarnya tidak mau mengingat hal-hal ini, tetapi Luxie akan terus mengoceh jika ia diamkan.

"Kelihatannya kau sangat sayang kepada adik kecilmu ini, ya?"

Aiden tidak membalas apa pun, pria itu hanya melontarkan senyumannya yang terlihat begitu manis kepada Luxie.

"Dia satu-satunya yang kumiliki, aku ingin melihat dirinya tumbuh dan tidak menjalani hidup seperti kakaknya yang susah. Sebagai kakak yang baik aku harus selalu ada di dekatnya apa pun yang terjadi."

Setiap kata yang dikeluarkan laki-laki itu menyentuh hati Luxie sampai bagian yang paling dalam. Dirinya tidak bisa memungkiri perasaan nyaman dan terjaga ketika berada di dekat Aiden.

"Ok, is settle then!"

"Settle, what?"

"Aku akan membantu mencarikan adikmu!"

"F-for real? Memangnya kau tidak punya tujuan lain? M-maksudku kepentingan lain, sorry if im offending you ...."

"No, no is not a big deal. Tujuanku adalah membuat diriku yang keras kepala ini berguna untuk orang lain, kau tahu 'kan aku terlahir di lingkungan yang kurang ...." Luxie mengutipkan kedua tangannya. "Ya ... jadi intinya aku ingin menjadi lebih baik, dimulai dengan membantumu mencarikan keluargamu yang hilang." Luxie mengangkat kedua jempolnya kepada Aiden.

Air bening mengalir melewati pipi Aiden, kantung matanya sudah tidak bisa menahan lagi rasa senang ketika mendengar semua perkataan Luxie. Dirinya pun tak malu menunjukan air mata itu sebagai tanda terimakasihya.

"Kau ini memang softie ya, jarang-jarang sekali aku bertemu lelaki sepertimu."

"Well ...." Aiden mengelap air matanya. "Semua orang berhak menangis bukan?"

"Oh, ayolah, jangan buat suasana di mobil ini menjadi haru. Kita tidak berkabum tahu," ucap Luxie sambil mengelap air mata lelaki Aiden yang terus saja berjatuhan.

"Sudah-sudah aku sudah stabil sekarang, terimakasih Lux."

"Anytime, big bro." Luxie kemudian mencubit kedua pipi Aiden, kedua tangannya seketika menjadi kasap."Ew, mukamu berminyak!" Tangannya dengan reflek ia lapkan ke jok yang ditempati Aiden.

Aiden kemudian memegangi wajahnya. "Mana ada! Wajahku yang halus seperti pantat bayi ini bisa-bisanya kau bilang berminyak. Jika kau iri tinggak katakan saja, Princess." Wajah pria itu sudah benar-benar dekat dengan Luxie.

"Sombong sekali kau! Sudahlah kita sama-sama keras kepala, lebih baik kita ...."

Keduanya terpental ke depan setelah mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba saja berhenti.

You have been arrived at your destination.

Terdengar suara dengklikan. Sabuk yang mereka pakai terlepas dengan sendirinya. Aiden terlihat shock ketika badannya tiba-tiba terpental ke depan. Ia kemudian tertawa kecil ketika melihat cahaya mobil yang tersorot ke depan memperlihatkan sebuah sosok seperti badut.

"Bisa-bisanya kau tertawa," kata Luxie sambil membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

Aiden menepuk bahu Luxie, ia kemudian mengarahkan telunjuknya ke arah depan.

Sosok tersebut berjalan ke arah mobil mereka dengan tangan kanannya yang di simpan di belakang. Wig merah, hidung yang bulat dan juga senyuman khas. Tiga kriteria itu hanya dimiliki oleh sesuatu yang ditakuti oleh Aiden.

"Badut," ucap Aiden pelan.

"Tunggu ... bisa jadi dia manusia bukan?" tanya Luxie berspekulasi.

Ketika Luxie mengatakan hal tersebut, munculah benda hitam dari mata sang badut. Benda itu kemudian perlahan bergerak menuju badan, kaki dan akhirnya menutupi seluruh tubuh. Sekarang yang bisa dilihat oleh Aiden dan Luxie adalah sosok badut berwarna hitam dengan mata putih yang menyala tak lupa dengan senyuman yang khas. Tangan kanannya pun diangkat dan menunjukan sebuah pisau yang berlumuran darah.

"Aku benci badut."

~***~

Akhirnya update hue-hue. How was your day guys? Doakan semoga DAWN bisa update teratur, ya. Authornya lagi sok sibuk :(

Jangan lupa tekan bintang di kanan dan tinggalkan jejak! Terimakasih!

Sincerly, Xenon

1456 Words

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro