Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

36. F7

Seorang wanita berambut panjang keluar dari kamarnya. Begitu melihat wanita itu, Yujin langsung semringah. Setelah wanita itu duduk di hadapannya, Yujin langsung menyodorkan segelas susu.

Morning.” Pria berambut tebal itu menyibak rambut

Bukannya membalas, dahi wanita itu berkerut. Kemudian ia mengambil alih cangkir kopi yang ada di depan Yujin. “Aku lebih suka kopi buatan kamu daripada susu.”

Yujin terdiam. Tangannya masih memegang segelas susu, menggantung di udara. Meski Yujin tidak mau memikirkan Jenna, tetapi ingatan tubuhnya berkata lain. “Sorry.”

Mina tertawa, lalu ia melipat tangan di dada. "Kamu yakin, nggak mau pulang ke rumah? Udah dua hari kamu nginep di sini.”

Pria yang mengenakan kaus tanpa lengan itu menghela napas. Ia menyibak rambut tebalnya. “Aku nggak dipecat dari kantor aja, itu sebuah keberuntungan. Boro-boro mau pulang ke rumah, Papi masih marah banget.”

Mina menggenggam tangan Yujin. “Tujuan kamu balik ke Indonesia, buat pulang ke keluarga, 'kan? Kalau keberadaan aku membuat tujuan kamu terhalangi, ....”

Kalimat Mina langsung berhenti ketika Yujin melepaskan genggaman tangan wanita itu. Kemudian pria bermata sipit itu menariknya dalam pelukan. "Kamu nggak pernah menghalangi. Aku butuh kamu di sini."

"Jenna gimana? Kamu udah tahu, alasan mantannya ninggalin dia?" Mina bertanya sambil menepuk punggung Yujin.

"Aku masih cari tahu, Joel juga ikut bantu. Sebenarnya, aku bingung. Kenapa aku harus cari tahu soal alasan cowok itu ninggalin Jenna? Di sisi lain, aku ngerasa bersalah banget, kalau ternyata benar Jenna bohong cuma untuk melindungi aku."

Mina menatap mata Yujin. Lebih dalam dari biasanya. Wanita itu tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari mata sipit kekasihnya. "Kamu memang selalu sebaik itu. Kamu gampang merasa bersalah untuk hal-hal yang nggak kamu lakukan. Kalau aku jadi kamu, aku juga pasti akan belain sahabat aku."

"Dulu, Jenna, tuh, nggak begini. Dia selalu jadi orang paling depan buat mengamuk kalau ada yang bohongin dia. Aku nggak percaya kalau dia bohong cuma demi aku."

Mina kembali tersenyum. "Dengan dia setuju nikah sama kamu, dia sudah mengambil jalan berbelok. Kalian kompak buat bohong, 'kan?"

Yujin terdiam. Ia tidak menemukan jawaban untuk menyanggah pernyataan dari kekasihnya. Saat kepalanya sibuk mencari jawaban, sebuah telepon masuk ke ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar, pria itu langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Bro, gue udah nemuin satu orang yang berkemungkinan akan membawa kita ketemu sama alasan Saka ninggalin Janna. Sekarang, lo lihat gambar yang gue kirim."

Yujin langsung membuka foto yang dikirimkan oleh Joel. Ia tidak begitu kaget melihat foto tersebut.

"Pagi ini, gue lihat Carissa ketemu sama Saka. Dari yang gue tahu, sebelumnya mereka nggak pernah sedekat itu. Mungkin ada sebuah kesepakatan atau alasan yang membuat mereka jadi sekutu."

Yujin terdiam.

"Orang gue udah ngikutin lo selama dua hari dan terbukti kalau Carissa diam-diam ngikutin dan ngambil foto lo. Gue enggak berani menjamin, tapi gue yakin kalau Carissa terlibat dalam pengiriman foto ke rumah lo."

Yujin tampak tidak terkejut. Ia sudah menduga hal ini sejak kemunculan Carissa di hadapannya dulu. Wanita itu memang penuh ambisi. Ia selalu berusaha mendapatkan apa yang ia mau.

"Kalau lo mau ketemu Carissa, kabarin gue."

Panggilan tersebut terputus setelah Yujin mengiyakan kalimat terakhir Joel.

"Carissa, mantan kamu itu?" Mina bertanya setelah menyesap kopinya.

Yujin mengangguk. "Aku harus ketemu dia secepatnya."

"Oke, hati-hati. Jangan sampai terbawa emosi. Kamu serem kalau marah." Mina tersenyum setelah Yujin mengecup pipinya singkat.

***

Tanpa sengaja, Yujin melihat Jenna turun dari mobil yang ia kenali. Wanita itu tersenyum, tetapi matanya penuh kesedihan. Meski dari jarak jauh, Yujin bisa melihat hal itu dengan jelas.

Yujin bertemu dengan Carissa di kantin kantor. Pria yang mengenakan kemeja abu-abu itu langsung setuju, begitu Carissa menyarankan tempat tersebut. Dalam hati, Yujin berharap bisa melihat Jenna, meski hanya sebentar.

"Hey." Carissa membentangkan tangannya begitu melihat kedatangan Yujin. Melihat hal itu, Yujin langsung mendengkus.

"Langsung aja ke intinya." Yujin duduk di kursi yang ada di hadapan Carissa. Kemudian ia melemparkan foto ke atas meja.

"Lo nggak biasanya sekasar ini." Carissa melihat foto-foto tersebut dengan santai.

"Gue bisa kasar, kalau ini menyangkut tentang sahabat gue."

Carissa tertawa. "Lo anggap dia sahabat, tapi kayaknya dia nggak."

Yujin cukup terkejut mendengar pernyataan Carissa.

Wanita itu menyandarkan tubuhnya, lalu menyilangkan kaki sambil tersenyum angkuh. "Gue enggak suka, orang lain dapat perhatian dari lo. Apa yang punya gue, nggak boleh dimiliki sama orang lain."

Yujin buang muka. Ia hampir kehabisan kesabaran. "Carissa, sadar, kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi. Dengan tingkah lo yang kayak gini, lo enggak cuma nyakitin Jenna, tapi juga diri lo sendiri."

"Dia duluan yang nyakitin gue!"

"Apa yang udah Jenna lakukan, sampai lo berani ngomong gitu tentang dia?

"Dia merebut Saka dari gue. Setelah gue dapetin Saka lagi, dia main-main sama lo."

Yujin mencoba mencerna kalimat yang baru disampaikan oleh Carissa. Ia terkejut begitu menyadari kesimpulan yang muncul di kepalanya. "Lo selingkuhannya Saka?"

Carissa menyeringai. "Bukan gue, tapi Jenna. Gue kenal Saka lebih dulu. Makanya Saka lebih pilih gue, dibanding Jenna. Dia sampai mau ninggalin acara pertunangannya, cuma buat gue."

Yujin meremas rambutnya. "Lo sama gilanya sama Saka!"

"Nggak cuma gue sama Saka. Lo juga sama gilanya, lo bawa cewek lo dari Jepang, saat lo masih punya istri. Sekarang siapa yang lebih brengsek?" Carissa tersenyum penuh kebanggan.

Pria berkemeja abu-abu itu segera beranjak dari sana. Ia melangkah dengan buru-buru. Kemudian, ia mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Kirimin alamat kantor Saka!" Yujin tidak bisa menahan amarahnya.

Yujin segera keluar dari mobilnya begitu melihat Saka tiba. Ia berjalan cepat dan segera mendaratkan tinju di wajah pria itu.

"Lo siapa?" Saka hampir kehilangan keseimbangan.

"Gue suaminya Jenna!" Yujin melayangkan satu pukulan lainnya ke wajah Saka.

Tidak tinggal diam, Saka membalas pukulan Yujin. Akhirnya, mereka terlibat perkelahian yang membuat keduanya babak belur.


Aloha!

Panas, ya. Pada berantem gini.
Kapal Jenna Yujin, masih aman?

Terima kasih sudah membaca dan berkenan vote.

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro