13 ; ada apa?
"Kemana lo kemarin?" tanya Hyunjin pas gue duduk disebelahnya buat sarapan.
"Jalan sama Soobin," jawab gue apa adanya, udah males tengkar sama si Hyunjin.
"Baik dia sama lo?" tanya Hyunjin lagi, keponya keluar nih.
"Menurut lo aja," kata gue enteng. Ya pikir aja sendiri emang muka-muka Soobin tuh muka fakboy apa? Udah jelas anak olimpiade terus polos gitu mukanya, pikir sendiri lah.
"Iya sih, bagus lah. Kalau ada apa-apa bilang sama gue, cerita."
"Hm, iya Jin, makasih," kata gue akhirnya sambil mulai menyuapkan nasi goreng ke mulut gue.
"Berangkat sama dia?" tanya Hyunjin. Gue ngangguk aja sebagai jawaban, Hyunjin juga ngangguk.
"Yeji itu temen kamu udah di depan," kata mama pas gue lagi minum air putih, yaa (temen) katanya.
"Pacarnya itu mah," jawab Hyunjin enteng, ngebuat mata gue terbelalak terus auto nginjek kaki Hyunjin.
"Lah?"
"Ngga—"
"Udahlah Ji, ngaku aja kenapa?" omel Hyunjin langsung ngebuat gue diem.
"Ma, Pa, bang, Yeji berangkat ya, duluan Jing," ucap gue cepat sambil memakai sepatu dan sengaja melesetin namanya Hyunjin.
"Wah pa, Yeji ngomong kasar itu!"
"Kamu kali yang budeg, udah habis ini ke THT ya kamu," ujar papa sambil mukul telinga Hyunjin pelan.
Yeji cuma ketawa terus keluar rumah menemui Soobin yang udah nunggu di depan rumahnya.
"Maaf buat lo nunggu, udah sarapan?" tanya gue begitu Soobin ngasih helm ke gue. Soobin senyum, selalu.
"Gapapa, Yeji. Aku udah makan kok, kamu gamau apa ngomongnya pakai aku-kamu gitu?" jawab Soobin sekaligus nanya. Gue naik ke motor, ga memberikan jawaban, males.
"Ji, gimana?" tanya Soobin pas di lampu merah.
"Yaudah iya gapapa kok, gue pake aku-kamu sekarang," jawab gue akhirnya sambil liat spion, ngeliatin ekspresi Soobin yang sekarang lagi senyum terus bawa tangan gue yang sebelumnya pegangin tasnya jadi ke pinggangnya, terus dia nepuk pelan.
Kok gue jadi degdegan sih.
Gue diem aja, begitupun dengan Soobin. Sampai akhirnya kita udah sampai di sekolahan gue. Gue turun terus ngasih helmnya ke Soobin lagi.
"Yang bener belajarnya, inget makan, jangan sampai sakit, ntar kalau ada bimbingan jangan lupa kabarin aku, oke?" pesan Soobin, gue ngangguk sambil senyum. Soobin baik banget sih sama gue, gue jadi sedih.
"Kamu juga hati-hati, kalau udah sampai di sekolahan jangan lupa bilang ya," kata gue canggung, mencoba jadi pacar yang perhatian.
Setelah Soobin melajukan motornya menjauh, gue berbalik, hendak masuk ke sekolahan dan ketika itu juga gue mendengar suara kak Changbin, manggil gue. Masih pagi tolong.
"Woy kembaran Hyunjin!" gue mau nggak mau noleh terus senyum bentar. Kak Changbin lagi jalan sama beberapa anak tongkrongannya sama Hyunjin, yang ber9 itu loh, tapi cuma sama Ayen sama Felix.
"Iya kak? Ada yang bisa dibantu?" tanya gue akhirnya begitu mereka ber3 udah berdiri di depan gue.
"Nggak kok. Btw itu pacar lo?" tanya kak Changbin sambil ngarahin dagunya ke arah Soobin pergi tadi.
"Hmm, iya kak. Ada masalah kah?" tanya gue ragu.
"Man i told u before! Lo pada sih kaga trust me," omel Felix.
"Yah aku kira kakak bakal jadian sama bang Seung—"
"Bocil, keep silent," ujar Felix lagi sambil menempelkan telunjuknya di depan bibir Ayen.
Ya gimana Yen, gue juga maunya jadian sama abang Seungmin lo itu.
"Ngga, ngga ada masalah kok. Bagus malah, udah yuk masuk. Duluan ya kembaran Hyunjin!" kata kak Changbin kemudian narik Felix sama Ayen masuk ke sekolahan. Menginggalkan gue yang nggak ngerti sama ucapannya.
Jadi tadi itu mereka ngapain, memastikan? Ngetes gue? Atau ngapain gitu?
Bodo amat lah ya, gue ke kelas aja.
"Ji gue ketinggalan apa aja nih?" sambut Lia begitu gue memasuki kelas. Gue menghela nafas berat terus peluk Lia pelan. Huhu, akhirnya seatmate gue sekolah.
"Panjang Li, males gue—"
"YEJIIIIII~" gue memutar bola mata malas, ya siapa lagi kalau bukan Hanjis.
"Paan?" sahut gue galak, udah kesel nih pagi-pagi.
"Masih PMS lo?" tanya Hanjis random, duh makin kesel gue.
"Han Jisung, ada apa gerangan Anda kemari?" tanya gue akhirnya sambil senyum. Senyum pait.
Eh senyum gue selalu manis kok.
"Nah gitu dong, Kanda hendak bertanya kepada Adinda, apakah benar Adinda telah memiliki pujaan hati baru?" tanya Hanjis sambil sengaja di sedih-sedihin nadanya, ditambah muka memelas, pingin gue videoin asli.
"Iya benar Kanda, apakah ada masalah?"
"Tentu saja! Padahal saya sudah merelakan Anda menyukai teman saya, pangeran Seungmin, tapi Anda malah jadian dengan yang lain," ini kenapa pula bawa-bawa Seungmin sih.
"Bicit kimi," balas gue akhirnya , udah males nanggepin.
***
Bel pulang udah berbunyi, tapi gue nggak langsung pulang, karena apa? Karena gue ada bimbingan buat olim. Dan bersama kelompok tim yang baru. Huft.
"Yeji gue duluan ya," pamit Lia setelah membereskan barang-barangnya.
"Yoi, hati-hati Li," kata gue sambil senyum dan melambaikan tangan gue pelan. Begitu Lia pergi, gue jalan menuju lab kimia sambil ngechat pak Awan, jujur aja gue masih belum tau siapa orang yang gantiin Tzuyu.
Bruk
"ANJIR HP GUE!" gue auto histeris karena kaget hp gue kelempar.
"Jalan ya jalan, kalau mau chatting ya chatting."
Mampus.
Suara yang sangat gue kenal seketika membuat gue tetap dalam posisi jongkok padahal ponsel gue udah di tangan gue.
"Ma..maaf, hehe. Iya itu salah gue," kata gue sambil berdiri terus menghadap ke orang yang sekarang berada di depan gue.
"Minta maafnya ke gue atau ke lantai?" ujarnya. Aih, Seungmin emang bisa-bisanya bikin gue gugup.
Gue langsung menatap matanya yang teduh sekaligus dingin itu. Indah.
"Aa.., hm, maaf Seungmin, gue.., gue duluan ya?"
Udahlah emang gabisa ditutupi lagi kegugupan gue ini.
"Yeji," panggil Seungmin begitu gue melangkahkan kaki gue, membuat gue berhenti dan berbalik lagi.
"Ya?"
"Bisa bicara sebentar?"
Ada apa?
Tanpa pikir panjang gue pun menganggukkan kepala gue dan berjalan mengikuti kemana perginya Seungmin.
***
A/n:
Maunya update kemarin tapi baru 500 words :(
Sedih kemarin baca katanya si Seungmin sakit huhu :((((( semoga Seungmin sama Hanjis cepet sembuh, biar skz ga sepi bgt HUAAAAAAA😣💗
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro