Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

EXTRA PART

Satu tahun berlalu, kini Alia bukan lagi anak kelas XI yang seenaknya bisa bolos atau bersantai di perpustakaan bersama Iin, Tiara dan Nisa. Mereka telah berubah menjadi anak kelas XII yang sebentar lagi akan meninggalkan SMA Sevit. USBN sebentar lagi akan menyapa. Ujian praktek dimana-mana dan Ujian Nasional menunggu mereka. Tidak ada waktu untuk bersantai demi Universitas yang ingin mereka pilih menjadi tempat berlanjutnya pendidikan mereka melalui pertempuran SNMPTN dan SBMPTN.

Alia berlarian di koridor kelas XII, buru-buru ia memasuki kelasnya saat kakinya telah menapak lantai kelasnya.

"Kisi-kisi Agama gaiss!!" seketika kelas yang tadinya hening kini ribut berebutan memotret kisi-kisi Agama yang sangat penting itu.

"Dapet dari mana Al??" tanya Egi sang ketua kelas.

"Dapet dari Pak Salam. Mumpun dia lagi baik katanya." Alia sedikit terkekeh diakhir kalimatnya.

Setelah semua temannya telah mendapatkan kisi-kisi tersebut, Alia membagikan kisi-kisi tersebut ke kelas lain. Amanah Pak Salam.

Hari ini hujan. Membuat kelas terasa dingin karena cuaca dan kipas angin yang berputar. Alia duduk dibangkunya dengan Tiara disampingnya yang sedang mengerjakan soal-soal SBMPTN. Alia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelas, teman-temannya sedang sibuk mengurusi urusannya masing-masing. Ah pemandangan yang mungkin akan Alia rindukan suatu saat nanti.

"Tir, bentar lagi kita semua bakalan pisah yah." Alia menatap Tiara yang kini berhenti menulis.

"Apa kita bakalan saling melupakan?" tanya Tiara dengan wajahnya yang sendu.

"Gue gak tau. Intinya, setelah perpisahan itu datang usahakan jangan ada kata lupa diantara kita."

***

Hari penentuan dari semua perjuangan selama tiga tahun telah tiba. Malam ini, diacara perpisahan kelas XII akan diumumkan siapa saja yang lulus dan tidak lulus.

"Dengan berat hati, Saya selaku Kepala Sekolah SMA Sevit menyatakan bahwa,"

Didepan sana, kepala sekolah sedang menarik nafasnya pelan sebelum mengumumkan jumlah siswa kelas XII yang lulus dan tidak lulus.

"SELURUH SISWA-SISWI KELAS XII LULUS DENGAN NILAI YANG MEMUASKAN."

Pernyataan sang kepala sekolah disambut dengan tepuk tangan meriah serta air mata kebahagiaan dan kesedihan. Setelah pemberian medali dan sertifikat, kini saatnya momen peluk-pelukan dengan guru atau teman se-angkatan. Alia berjalan menuju Iin, Nisa dan Tiara yang sibuk mencicipi makanan yang dihidangkan OSIS.

"Makan mulu lo gendut." Alia menepuk kencang bahu Iin yang sedang mencicipi kue pie.

"Eitss!! Siapa yang lo bilang gendut?" Iin kembali menepuk bahu Alia dengan kencang.

Tawa keempat gadis itu pecah, tapi tanpa sadar air mata ikut turun membasahi pipi mereka.

"Gue gak nyangka, perpisahan bener-bener dateng." Nisa mengusap air matanya pelan.

"Malam ini, terakhir untuk kita semua. Besok, kita udah sibuk kesan-kemari buat bimbel. Gue harap diantara kita jangan ada kata saling melupakan."

"Dimanapun kalian berada, daerah, kota ataupun universitas tempat kalian melanjutkan pendidikan. Jangan lupa satu sama lain. Gue tau kalau kalian gak bisa janji karena lupa adalah kondisi refleks tubuh dan otak seseorang." Alia memeluk teman seperjuangannya itu.

Tawa yang tadinya menghiasi bibir mereka kini terganti dengan tangis serta pelukan erat antara mereka. Perpisahan benar-benar mengerikan.

***

Malam perpisahan telah berakhir. Foto bersama dan salam-salam perpisahan telah selesai. Alia sibuk menelpon seseorang yang katanya ingin menjemputnya, namun 10 menit lalu belum ada kabar dari si pemberi janji.

"Hai cantik, mau abang anter?"

Saat sibuk menelpon, Alia dikagetkan dengan suara yang seperti menggodanya.

"Anjay Kamu!!" Alia memukul bahu si pemilik suara dengan keras sehingga membuat si pemilik suara meringis kesakitan.

"Sakit atuh Neng! Abangnya jangan dipukulin."

Alia tertawa dan kemudian mengecup pelan pipi si pemilik suara.

"Kamu kira Aku gak capek nunggu kamu??" Alia bersidekap dada dengan wajah cemberut.

"Iya, maafin Bang Barra yang ganteng ini. Tadi, ban mobilnya bocor jadi agak telat jemput kamu."

"Bener? Gak bohong kan??"

Tanpa menjawab Barra mendorong Alia agar memasuki mobil yang menganggur dihadapan mereka. Yap!! Barra dan Alia telah menjalin hubungan semenjak satu tahun lalu. Barra kini berkuliah di salah satu Universitas favorit yang ada di Indonesia. Marcello? Yang Alia dengar, kini Marcello bekerja di salah satu perusahaan bokapnya, dan juga yang Alia tau, Marcello kini berpacaran dengan Aira semenjak satu tahun lalu.

"Kita langsung pulang?" tanya Barra membuat lamunan Alia buyar.

"Iya. Aku capek, mau bersihin kotoran yang namanya make up dari wajahku ini."

Barra terkekeh sambil mengusap pelan puncak kepala Alia.

"Kamu udah yakin mau ambil jurusan itu?"

Alia mengangguk sambil tersenyum.

"Aku yakin, bisa menjadi salah satu mahasiswi fakultas itu. Aku mau buktiin ke orang-orang kalau Aku bisa menjadi orang yang sebenarnya."

Barra hanya bisa mendukung keputusan kekasihnya itu. Barra hanya ingin melihat Alia bahagia dan tidak tertekan ataupun sakit hati lagi. Barra ingin yang terbaik buat Alia.

"Makasih udah nganter dan jemput Aku." Alia memeluk pelan tubuh Barra sebelum turun dari mobil.

"Dan maaf, Aku gak bisa jadi pacar kamu lagi." ucap Alia sambil menatap sendu Barra.

Barra tidak bisa mengatakan apapun, Barra tau jika sewaktu-waktu Alia akan meminta pergi. Entah karena benar-benar ingin mengejat cita-citanya atau memang dari awal hati Alia bukan untuknya.

Setelah berterima kasih dan meminta maaf pada Barra, Alia menjelaskan keinginannya itu dan Barra mengerti. Alia turun dari mobil Barra dan langsung memasuki rumahnya. Rasanya begitu sakit menyia-nyiakan orang yang benar-benar mencintainya. Barra benar. Dari awal hatinya tidak bisa menerima Barra. Hati Alia masih untuk dan tetap untuk Marcello yang brengsek.

***

Extra part yang pendek. Wkwkwkw maafkan Aku yang gantungin kalian. Tapi, sengaja aku buat extra part yang pendeknya kayak ekor anjing karena bakalan ada extra part II. Yeyeeeee.

Btw, doakan Aku yah agar USBNku senin nanti lancar dan aku bisa lulus. Amin.

Salam Aulia gadis besar yang merasa kecil.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro