Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CRUSH 20

Crush up lagi.

Budayakan vote sebelum read and comment after read. Jangan lupa kritik dan sarannya gais.

hope you like it

Aulia cewek manis gak ada duanya

***

"Siapa dia?" Tanya Alia sekali lagi.

"Dia adik." Ucap Riko sambil mengusap tengkuknya.

"Emangnya adik bisa cium bibir?" Tanya sekali lagi Alia dengan nada yang dinaikkan.

"Maksud kamu apa?" Ucap Riko bingung.

"Gak usah pura-pura!! Gue mau kita putus!! Bisa-bisanya lo selingkuh sama anak SMP?" Ucap Alia sambil berteriak marah.

Orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar lapangan tiba-tiba memperhatikan mereka berdua.

Riko membulatkan matanya saat mendengar kata putus dari Alia, Riko tak bisa menerima ini. Ia tak bisa dipermalukan depan umum.

"Ok fine!! Itu mau lo, lagipula dia lebih cantik dari pada lo!! Lo gak ada apa-apanya dibanding dia!!" Teriak Riko sambil menunjuk-nunjuk Alia.

"Brengsek lo!!" Ucap Alia disusul dengan tamparan yang mengenai wajah tampan Riko.

Flashback Off

"Jangan bilang kalau Aileen ya-"

"Iya. Anak SMP yang dimaksud Riko memang Aileen."

Alia tertegun.

"Dan lo tau apa yang terjadi selanjutnya? Riko dateng ke rumah dan marah-marah. Dia nyalahin Aileen karena putus sama lo." Ucap Aira sambil menatap tajam Alia.

"Riko nyalahin Aileen? Jelas-jelas dia bangga-banggain Aileen didepan gue. Dia bahkan nunjuk-nunjuk gue." Ucap Alia berusaha menjelaskan apa yang terjadi dulu.

Seolah tak memperdulikan apa yang dikatakan Alia, Aira melanjutkan perkataannya.

"Riko putusin Aileen dan Aileen gak terima. Dia nekat bawa mobil ke rumah lo untuk minta penjelasan. Anak SMP kelas 3 bawa mobil yang baru ia pelajari 3 kali dan lo tau apa yang terjadi? Dia kecelakaan dan meninggal ditempat." Ucap Aira sambil menahan tangisnya. Tangannya terkepal kuat dan wajahnya memerah.

Alia hanya bisa diam mendengar cerita Aira. Cuma karena laki-laki yang belum tentu menjadi masa depannya kelak, Aileen harus merelakan hidupnya. Tapi, Alia tidak bisa terima jika Aira membencinya karena Aileen kecelakaan saat menuju rumahnya.

"Gue turut berduka kalau ternyata Aileen udah meninggal. Tapi Ra, lo gak bisa nyalahin gue hanya karena bertepatan Aileen kecelakaan saat menuju rumah gue. Itu takdir Ra, udah ajalnya Aileen."

"Gue tau kalau itu udah takdir dan ajalnya Aileen. Tapi, gara-gara lo, gara-gara Riko, gara-gara cinta monyet kalian bertiga gue dibuang Al, gue diBUANG!!" Aira mengguncang bahu Alia dengan keras sehingga membuat Alia meringis kesakitan.

"Stop Ra, gue kesakitan." Alia berusaha menghentikan aksi Aira yang menyakitinya.

"Karena Aileen meninggal, mami gue gak terima. Dia depresi dan cuma ingat Aileen di memorinya. Gue dilupain, dibuang dan dianggap anak. Mami sama Papi cuma punya anak satu dan itu Aileen. Gue harus pura-pura jadi Aileen agar dianggap anak, dianggap ada dan gak dibuang!!" Aira melepaskan tangannya dari bahu Alia dan terduduk sambil mengusap air matanya yang berhasil lolos jatuh.

Alia hanya menatap Aira dengan iba. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidup Aira belakangan ini. Hidup sebagai orang lain.

Alia ikut duduk didepan Aira dan menggenggam tangannya memberi kekuatan.

"Gue yang jadi korban disini. Gue yang paling tersakiti. Gue udah nyari Riko kemana-mana buat balas dendam, tapi gue gak pernah bisa nemuiin dia. Setelah lulus SMP dan masuk di SMA ini gue ketemu lo dan tau lo adalah selingkuhannya Riko saat itu."

"Dan lo milih balas dendam ke gue." Alia melanjutkan perkataan Aira.

Aira hanya diam dan masih menangis.

"Gue gak bisa tanggung ini sendirian. Gue butuh pelampiasan dan gue lampiasin semua amarah dan kebencian gue ke lo. Gue benci sama lo!!" Teriak Aileen di depan Alia.

Sontak Alia menarik Aira kedalam pelukannya. Menurutnya, yang dibutuhkan Aira sekarang adalah seseorang yang menuntun dia untuk lebih percaya pada dirinya. Dan Alia yang akan mengambil peran itu.

Masih dalam pelukan Alia, Aileen meremas seragam belakang Alia menumpahkan emosi dan meredam tangisnya.

Seragam Alia basah dan kusut. Tapi Alia masih setia mengusap punggung Alia memberi perhatian dan kekuatan.

"Gue capek Al, andai lo tau apa yang gue rasain." Isak tangis Aira memenuhi Ruang UKS.

"Gue tau dan gue paham sama perasaan lo. Gue pernah rasain apa yang lo rasain. Gue pernah ngerasaain yang namanya capek akan suatu hal dan solusinya lo butuh seseorang. Seseorang yang mengerti akan keadaan lo."

Seketika Alia kembali dimana dirinya merasa sakit hati saat melihat Aira dan Marcello ciuman yang nyatanya mereka tidak ciuman. Saat itu, Igra yang mengambil peran itu.

"Gue gak punya siapapun. Semua orang gak kenal gue. Yang mereka kenal cuma Aileen, si adek kelas yang lemah lembut." Sentak Aileen.

"Ada gue. Gue yang bakal ambil peran itu. Lo boleh cerita apa aja ke gue. Semua yang ada dalam pikiran lo, semua penderitaan yang bikin lo capek dan semua yang mau lo lakuin. Gue yang akan ada buat lo."

Aira terdiam mendengar perkataan Alia. Hatinya terasa hangat. Aira seperti melihat Aileen pada diri Alia. Aileen yang dulu semasa hidupnya terus mengerti akan Aira dan permasalahannya, dan Aileen yang menjadi tempat keluh kesahnya saat Maminya tak ada.

"Kenapa lo baik sama gue? Padahal kejahatan yang gue lakuin pasti masih membekas di hati lo. Kenapa Al?" Aira menarik dirinya dari pelukan Alia. Dirinya menghapus jejak air mata dipipinya.

"Karena gue gak mau lo kayak gini terus-terusan. Menjadi pendendam."

"Apa yang harus gue lakuin sekarang? Gue capek jadi Aileen, gue mau jadi diri gue. Gue mau jadi Aira." Kembali air mata Aira terjatuh.

Aira yang jahat beberapa menit lalu berubah menjadi Aira yang rapuh dimata Alia.

"Lo bodoh. Lo bodoh karena terlalu takut buat bilang ke Mami lo, bilang ke Papi lo, kalau lo itu adalah Aira anak kedua mereka." Tegas Alia.

"Gue gak bisa. Gue takut Mami kembali depresi. Gue takut kalau mereka semakin gak nganggep gue lagi." Ucap Aira masih saja terus menangis.

"Lo belum coba dan udah takut sekarang? Lo cewek pengecut pertama di dunia yang gue kenal!!" Bentak Alia pada Aira.

Aira tergelak. Yang dikatakan Alia benar. Dirinya benar-benar pengecut. Aira tau jika Alia hanya berusaha memberikan semangat padanya dengan cara membentak ataupun menghinanya. Aira tau jika Alia adalah satu-satunya orang yang mengerti akan dirinya. Dan Alia berhasil mengambil peran itu.

Aira langsung memeluk erat Alia. Dendam yang ia rasakan dahulu kini menghilang. Aira benar-benar menyesal telah melampiaskan dendamnya pada Alia. Seharusnya ia membalas Riko bukan Alia.

Alia tersenyum dibalik punggung Aira. Perkataannya berhasil membuat Aira sadar. Alia harus berterima kasih pada Igra yang pernah melakukan hal ini sebelumnya. Jika dulu Igra membuat dirinya lupa akan sakitnya dengan cara membuatnya tertawa, Alia justru membuat Aira terpikir dengan ucapannya.

"Maaf Al. Gue minta maaf atas semua kesalahan gue." Ucap Aira dibalik punggung Alia.

"Gak usah lo pikirin. Gue aja udah lupa." Alia terkekeh sebentar lalu melepas pelukan mereka.

"Kenapa Al?" Tanya Aira saat melihat wajah Alia yang kebingungan.

"Betewe, sekarang udah jam berapa?" Tanya Alia.

Aira melirik jam tangan ungunya lalu meringis menatap Alia.

"Jam masuk udah 30 menit yang lalu." Ucap Aira cengengesan

"Masuk, jangan?" Tanya sekali lagi Alia.

"Lanjut bolos aja."

Dan keduanya tertawa bersama setelah beradu mulut beberapa menit bahkan telah mencapai jam.

Seseorang bisa berubah dalam satu detik. Entah itu hatinya atau sikap dan perbuatannya.

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro