Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CRUSH 13

¤¤¤

Kejadian kemarin adalah hal tersakit yang pernah dirasakan Alia. Patah hati karena Marcello dan Aileen membuat luka yang  begitu dalam, begitu sakit, dan begitu parah. Sepulang dari kafe, Alia menangis semalaman di kamarnya tanpa makan, minum ataupun mandi, begitu hebatnya yang dinamakan sakit hati.

Berjalan mondar mandir didepan cermin sambil mengigit kukunya, Alia terlihat gelisah pagi ini, dengan seragam yang lengkap telah melekat di badannya tapi Alia belum juga berangkat ke sekolah padahal jam telah menunjukkan pukul 07.15 am.

Detik selanjutnya, Alia berhenti bergerak dan menghadapkan dirinya kecermin sehingga pantulan seluruh badannya terlihat, bukannya tenang Alia malah meringis dan semakin gelisah, pasalnya yang dilihatnya dicermin tersebut adalah sosok bermata bengkak dengan lingkaran hitam dibawah mata yang tak lain adalah dirinya sendiri.

Tok....tok...tok...

"Ale? Kenapa belum berangkat? Nanti kamu telat." Teriak Mami Rosa dibalik pintu kamar Alia.

"Iya Mih, ini baru mau berangkat." Balas Alia dari dalam.

Mami Rosa hanya mengangguk kemudian berlalu, walaupun anggukannya itu tidak terlihat oleh Alia.

Menit selanjutnya Alia keluar dari kamarnya dengan ransel yang biasa ia pakai, seragam yang telah lengkap ditambah kacamata hitam yang bertengger dihidungnya untuk menyamarkan mata bengkaknya.
Berdiri sebentar didepan pintu kamarnya sambil menatap tulisan di pintu kamarnya, dengan sekali hentakan, papan tulisan itu terlempar ke arah tempat sampah setelah itu Alia berbalik menuju dimana Maminya berada.

"Mih, Aku berangkat yah." Ucap Alia sambil mencium tangan Maminya.

"Iya. Hati-hati, belajar yang benar." Balas Mami Rosa sambil mengusap pelan puncak kepala Alia.

Alia hanya tertawa kecil kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah. Mami Rosa menatap anak semata wayangnya dengan sedih, sebenarnya dia tau kenapa anaknya itu menggunakan kacamata hitam, sengaja tadi Mami Rosa tak menanyakan pada Alia karena tidak ingin anaknya itu bersedih, bahkan Mami Rosa sempat melihat Alia melempar papan tulisan yang tergantung di pintu kamarnya ke tempat sampah.

¤¤¤

Dengan langkah seakan dibuat slow motion, seluruh pasang mata yang berada di lorong hingga ujung koridor menatap satu orang yang berjalan santai melewati mereka satu persatu dengan gaya mencoloknya.

Natalia Tami, anak kelas XI Sastra 2 dengan santainya melewati koridor yang bisa dibilang ramai, mengabaikan tatapan-tatapan yang dilemparkan kepadanya. Adek kelas, satu angkatan, bahkan kakak kelas, semua tertuju padanya. Bagaimana tidak? Dengan kacamata hitam bertengger dihidungnya, gayanya yang seolah-olah tak ada yang aneh padahal dirinya sudah menjadi pusat perhatian, hari ini Alia harus dalam mode pede on, ia harus terlihat biasa aja setelah apa yang dialaminya kemarin.

Ah, lagi-lagi Alia teringat tentang kemarin.

Alia memasuki kelasnya dengan santai membuat beberapa temannya mengerutkan kening mereka.

"Al, kok lo pake kacamata item sih? Kayak orang buta aja." Ejek Juju salah satu teman kelas Alia.

"Iyanih Alia, pagi-pagi udah bikin heboh." Tambah Vivi, teman Juju.

"Mau jadi Artis satu hari lo? Hahahaha." Tawa Juju dan Vivi menggema di area kelas.

Alia mengutuk dirinya dalam hati, bisa-bisanya ia baru menyadari kebodohannya saat mendengar umpatan Vivi dan Juju.

"Anjir!! kok gue baru ngeh!!"

¤¤¤

Istirahat pertama Alia habiskan dalam kelas. Tiara, Nisa, dan Iin sudah berlalu menuju kantin 5 menit yang lalu. Iin sempat mengajak Alia tapi Alia sedang mager jadilah dirinya ditinggal seorang diri didalam kelas yang sepi, hening, dan sunyi.

Cling.... cling...

Alia merogoh ponselnya yang berada disaku roknya, segera ia membuka lockscreen dengan pola yang ia buat sendiri.

Butuh 2 menit Alia membuka lockscreen ponselnya, begitu rumitnya pola yang ia gunakan padahal Alia jomblo, jadi kenapa Alia memberi pola ribet di ponselnya??

"Kampret!! jomblo juga butuh privasi kerless!! Contohnya drakor di ponsel gue suka dicuri,  diambil sama para jomblo ngenes lainnya, drakor yang gue download mati-matian, rela begadang, gak makan karena uang jajan gue pake beli kuota. Dan gue diem aja saat drakor kesayangan gue diambil tanpa pamit?? gue gak sebodoh itu!!"

Kurang lebih seperti itu respon Alia saat ditanya tentang pola ponselnya yang rumit ribet ngeselin.

Line On :

BarraZn: Addback

Ntalia_: Udah

BarraZn: Kenal gue?

Ntalia_: Barra yang kemarin
                nabrak gue kan?

BarraZn: Iya Barra yang itu

Ntalia_: Dapat darimana Id line
                gue?

BarraZn: Dari temen

Ntalia_: Siapa?

BarraZn: Ada, gue mau ngomong
                  sesuatu

Alia mengerutkan keningnya bingung melihat chat Barra, namun tak lama kemudian Alia justru menampilkan senyum jahilnya.

Daripada duduk bosan sendiri di kelas, Alia berniat untuk mengerjai Barra.

Ntalia_: Jangan bilang lo mau
               nembak gue

BarraZn: Haha Anjirr, kok lo
                  tau?

Alia kaget saat melihat balasan Barra, kampret niatnya Alia yang ingin mengerjai Barra, kenapa dirinya dikerjai balik.

Disisi lain, Barra tak henti-hentinya tertawa melihat chat yang ia kirimkan ke Alia, Barra sepertinya sudah tau jika Alia mengerjainya, jadi Barra kerjai balik Alia.

BarraZn: Becanda Al

Ntalia_: Anjir gue kira beneran

BarraZn: Hahaha, siapa suruh lo
                 ngerjain gue? Yaudah
                 gue kerjain lo balik

Ntalia_: Kampret emang, gue
               syok Anjirrr

BarraZn: Ampun putri ✌✌

Ntalia_: Sebagai tuan putri yang
               Baik, gue maafin lo 😊😊

BarraZn: Sok manis Anjirr

Ntalia_ : Gue emang manis keleus

BarraZn: Udah bel nih, gue off ya

Ntalia_ : Ok👍 (read)

Line Off

Alia merasa terhibur dengan chatnya bersama Barra, ternyata Barra orangnya easygoing, Alia pikir saat pertama kali melihat Barra, Barra adalah orang yang dingin dan cuek tapi kenyataannya Barra jauh dari kata tersebut. Eh perasaan tadi Barra mau ngomong sesuatu.

¤¤¤

Pulang sekolah, Alia sudah tak menggunakan kacamatanya, selain malu, mata Alia juga telah mendingan jadi Alia tak perlu lagi memakai kacamata itu.

Iin berjalan bersama Alia menuju parkiran, Tiara dan Nisa pulang duluan karena ada urusan, niatnya mereka mau ngumpul dulu di Cafetaria depan sekolah tapi karena Tiara dan Nisa tidak bisa ikut, Iin dan Alia tidak jadi kumpul hari ini.

"Gue duluan yah Al." Iin melambaikan tangannya kepada Alia dan kemudian menaiki motornya.

"Hati-hati Iin."

Iin hanya tersenyum membalas perkataan Alia sebelum mengendarai motornya keluar sekolah.

Berhubung hari ini Alia tidak membawa motornya karena sedang dibawa ke bengkel untuk ganti oli.

Disinilah Alia berdiri, di depan gerbang sambil mengotak-atik ponselnya sesekali menempelkannya pada telinganya berharap terdengar suara dari ujung sana.

Detik selanjutnya

"Halo?"

"Halo, Mami?"

"Kenapa sayang?"

"Mami dimana? Katanya mau Jemput"

"Mami minta maaf sayang, Mami  Mami lagi di acara teman Mami"

"Yah.... terus Aku pulangnya gimana?"

"Kamu naik taksi aja yah"

"Yaudah deh"

"Oke sayang, Mami matiin yah mau mulai nih Acaranya."

"Iya Mi"

Tut...tut....

Alia menghela nafasnya pelan, pasti Maminya sangat sibuk disana sampai-sampai tak bisa menjemputnya. Kakaknya sudah kembali kuliah, jadilah Alia berasa seperti anak tunggal karena kakaknya yang kuliah di luar kota.

Sudah 30 menit Alia menunggu Taksi, namun yang ditunggunya tak kunjung datang membuat Alia merasa kesal, tau gitu Alia bisa minta antar Iin.

"Alia!!"

Alia mendogakkan kepalanya saat mendengar seseorang meneriakkan namanya, mata Alia berusaha mencari sang pemilik suara tapi Alia sudah menengok kanan kiri dan belum menemukan siapa yang memanggilnya. Alia pikir mungkin hanya halusinasinya karena terlalu lama berdiri dibawah panas matahari.

"Alia!!"

Lagi-lagi suara itu terdengar membuat Alia mencari kembali asal suara itu, sampai matanya menemukan sosok yang ia kenal di seberang jalan, sosok tersebut melambaikan tangannya keatas, kendaraan yang berlalu lalang dan menghalangi pandangan Alia membuatnya menyipitkan matanya untuk memperjelas siapa sosok tersebut.

"Al!! Lo ngapain disitu??"

Alia tersadar saat mendengar suara sosok tersebut, terdengar familiar ditelinganya.

Barra

"Lagi berdiri!!" Teriak Alia melawan suara bising disekitar.

"Iya tau, maksudnya kenapa berdiri disitu?" Balas teriak Barra diseberang sana

"Rusuh banget sih, teriak-teriak dipinggir jalan."

Alia memalingkan wajahnya ke samping melihat pemilik suara sinis yang mengganggunya.

Dia Aileen

"Masalah? Pergi sana kalau gak mau denger!!" Balas Alia tak kalah sinis.

"Tenang aja, gue gak bakalan ganggu lo pacaran kok." Aileen bersidekap dada sambil menampilkan senyum smirk pada Alia.

Sebelum Alia membalas perkataan Aileen, sebuah motor yang sangat dikenal Alia melintas ditengah antara Alia dan Aileen dan motor tersebut berhenti di depan Aileen.

"Ayo Leen," Ucap pemilik motor sambil membuka kaca helm yang ia gunakan.

"Bentar Kak Selo, ini Kak Alia mau ngenalin pacarnya." Aileen menahan tangan Marcello.

Sebaliknya, Alia kaget mendengar perkataan Aileen, bisa-bisanya dia berbohong pada Marcello.

Dasar Medusa laknat

"Lo punya pacar Al?" Tanya Marcello membuat Alia yang tadinya mengumpat Aileen dalam hati menjadi terdiam.

"Dia punya pacar Kak, tuh orangnya." Aileen menunjuk Barra yang berdiri di seberang jalan.

Marcello mengikuti arah telunjuk Aileen, mata Marcello bertemu dengan mata Barra sebentar karena Marcello memutuskan pandangan mereka terlebih dahulu.

"Lo pacaran sama dia?" Tanya Marcello lagi pada Alia.

"Gue...sebenarnya gue sama dia-"

Bersambung......

Jangan lupa Vommentnya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro