CRUSH 09
¤¤¤
Kejadian kemarin membuat Tiara masih menggunakan perban didagunya, katanya lusa baru bisa dilepas. Motor Nisa juga sudah diperbaiki.
Alia dan Iin berjalan di lorong kelas XII Sastra, mereka berdua diberikan tugas dari Pak Raka untuk memanggil salah satu Murid kelas XII Sastra 1, kenapa gak manggil lewat toa a.k.a speaker? Alasannya adalah mati lampu. Saat sudah sampai didepan pintu kelas XII Sastra 1, aksi dorong mendorong pun terjadi.
"Gih, masuk!!" Iin mendorong punggung Alia untuk segera masuk ke Kelas XII Sastra 1
"Lah kok gue? Lo aja!!" Alia berbalik menarik tangan Iin dan mendorongnya segera masuk ke kelas.
Satu menit mereka beradu argumen dan dorong mendorong, tak ada yang mau mengalah. Namun itu tak berlangsung lama karena Iin mulai emosi dan mendorong keras Alia kedepan sehingga sekarang Alia sudah sepenuhnya masuk ke kelas yang dituju.
Kelas yang tadinya ribut seketika hening saat Alia menampakkan dirinya. Malu. Itu yang dirasakan Alia sekarang, sementara Iin yang berada diluar kelas cekikikan tak jelas.
"Khm, Permisi Kak, ketua kelasnya ada?" Sopan Alia, satu kelas kini memandang kearah Alia. Tatapan demi tatapan didapatkan Alia, betapa malunya Alia sekarang.
Alia terus menunduk karena tidak ada yang menjawabnya, sebelum suara bariton khas Cowok mengintrupsinya.
"Eh Al, ngapain disini??" Tanya pemilik suara tersebut.
Alia berbalik melihat siapa yang berbicara kepadanya.
"Untung Kak Arga ada disini." Betapa senangnya Alia saat melihat kebelakang, ternyata itu Arga, salah satu seniornya di Paskibra. Alia langsung menarik tangan Arga keluar kelas, tak tahan didalam kelas dengan tatapan seperti mencemoohnya.
"Kak Arga, tau siapa ketua kelas XII Sastra 1?" Tanya Alia.
"Tau, kenapa emangnya?" Arga menatap Alia.
"Bilangin sama ketua kelas Kak Arga, kalau dipanggil Pak Raka ke ruang guru, katanya mau dikasih tugas." Ucap Alia dengan sedikit kesal.
"Iya, btw kok lo kelihatannya kesal gitu sih?" Tanya Kak Arga.
"Gimana gak kesel, temen kelas Kak Arga rese' semua, ketua kelasnya juga gak nyaut pas gue panggil, siapa sih ketua kelasnya?" Ucap Alia ketus. Adek kelas gak ada sopan-sopannya.
"Gue ketua kelasnya."
Singkat namun dapat membuat mata Alia melotot. Anjirr, ketahuan ngomongin orang didepannya langsung.
"Khm," Alia menetralkan suaranya, "Hehe, sorry Kak Arga, gue keceplosan." Ucapnya nyengir polos lugu.
"Iya gak pa-pa." Balas Kak Arga singkat.
Fix Kak Arga marah nih
"Gue gak marah Al, balik gih ke kelas lo." Titah Kak Arga sambil senyum manis.
Alhamdulillah, Selamat.
Alia hanya mengangguk kemudian berlalu dari Arga, dan Arga masuk kembali ke kelasnya.
Ngomong-ngomong dimana Iin? Iin yang berada dibelakang Alia merasa bahwa Alia tak melihatnya. Jadi, Iin berniat mengagetkan Alia. Tapi itu gagal karena ternyata Alia sadar bahwa Iin dibelakangnya.
"Udah deh In, gak usah sok ngagetin gue!!" Alia berbalik, sedangkan Iin memasang wajah senyum-senyum gaje.
"Cie ngambek, lo jelek kalau ngambek!" Iin kini merangkul leher Alia, Alia hanya memutar bola matanya malas.
"Lo gak tau betapa malunya gue tadi, semua kakak kelas tadi natap gue. Tatapannya serasa ngomong "Siapa nih orang? muncul tiba-tiba, gak ngetok dulu, gak tau malu!!".
"Itukan tadi, udah gak usah dipikirin. By the way, yang tadi siapa??" Tanya Iin yang masih merangkul Alia.
"Arga. Senior gue diPaskibra." Alia berusaha melepaskan rangkulan Iin dilehernya karena itu membuatnya susah napas.
"Anak Paskibra, kece-kece yah, Kak Selo, Kak Rei, Idham apalagi, kecenya maksimal!!" Iin melepas rangkulannya dan menampilkan senyum lebarnya saat menyebut nama Idham.
"Idham lagi Idham lagi. Kalau suka itu ngomong jangan dipendem!!" ucap Alia sambil menoyor pelan kepala Iin.
"Kalau ngomong itu ngaca, jangan bilangin gue, bilangin diri sendiri, suka sama Kak Selo kok dipendem!!" Iin bersidekap dada, sementara Alia yang mendengar ucapan Iin hanya diam. Yang dikatakan Iin benar.
Mereka berdua saling diam sambil melanjutkan langkahnya, Iin yang sadar kalau perkataannya mungkin menyinggung Alia, segera meminta maaf, Alia hanya menggeleng.
"Gak, gak usah minta maaf, gue yang salah." Alia kembali merangkul Iin, Iin senyum dan merangkul balik Alia. Baikan.
Memasuki Lorong kelas XI Sastra sebelum sampai ke kelas, mereka berdua melewati kelas XI Seni 1, yang merupakan kelas Idham. Iin yang sengaja memperlambat langkahnya saat melewati kelas Idham, kepalanya yang menengok kiri kanan mencari keberadaan Idham.
Alia yang melihat itu hanya geleng kepala, karena tak melihat keberadaan Idhma, Iin mensejajarkan langkahnya dengan langkah Alia yang meninggalkannya.
¤¤¤
Hari ini adalah freeclass. Guru-guru sibuk rapat berhubungan minggu depan mereka akan menjalani yang namanya Ujian Akhir Semester 1.
Tiara sibuk mengotak-atik ponselnya, Nisa yang sibuk menjelajahi kelas. Nisa kan jail jadi, cari target buat dijailin, Alia yang sibuk stalking sosmednya Kak Selo, sementara Iin hanya duduk sambil mengetukkan jari telunjuknya di meja. Biasanya freeclass mereka habiskan di perpustakaan, tapi karena Iin, Nisa dan Tiara tak membawa id card, disinilah mereka ber-empat.
Iin yang kadar kebosanannya sudah mencapai batas beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar kelas, Alia yang melihat itu hanya mengerti. Iin bosan karena ia lupa membawa ponselnya.
Iin berdiri didekat tempat sampah kelasnya, matanya terus saja mencari keberadaan Idham, saat matanya menemukan Idham yang sedang berada di taman kelasnya. Iin terus memandang Idham. Sebenarnya Iin ini hanya sekedar kagum, kenapa?? Idham bukanlah satu-satunya pria yang sering dilirik Iin, kakak kelas bahkan Adek kelas, tetangga kelas, sering dilirik Iin, tapi gak ada satu pun yang berhasil digaetnya.
Idham dan Iin bertemu pandang, Idham menampilkan senyum tipisnya membuat pipi Iin merona, untung Idham agak jauh dari posisi Iin sekarang, jadi Idham tak bisa melihat pipi Iin yang merona. Iin membalas senyum Idham, setelah itu Idham kembali bercerita dengan temannya, sedangkan Iin senyum-senyum gaje didepan kelasnya, dekat tempat sampah.
"Ih Iin gila yah? Kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Egi sang ketua kelas yang membuang sampah didekat Iin, Iin yang mendengar itu memukul bahu Egi.
"Enak aja lo ngatain gue gila, lo yang gila!!" Iin meng-ucapkan itu dan segera masuk ke kelas dan duduk tenanng dibangkunya. Ia tak jadi bosan, senyum Idham serasa menjadi pengusir kebosanannya hari ini. Sementara Egi yang dipukul bahunya oleh Iin mendengus kesal sambil melangkahkan kakinya menuju kantin.
Sementara itu, Idham melihat semuanya. Idham melihat Iin yang senyum-senyum sendiri kemudian datang Egi, yang diketahuinya adalah ketua kelas XI Sastra 2, entah apa yang dibicarakan Iin dan Egi. Idham tak jelas mendengar dan berakhir dengan Iin yang memukul bahu Egi dan berjalan memasuki kelasnya. Idham melihat semua itu. Mungkin Idham tak sadar bahwa ia kini senyum melihat semua tingkah Iin tadi. Idham Anugraha tersenyum dengan tingkah konyol seorang Iin Zulkarnain.
Bersambung....
Jangan lupa Vommentnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro